ARPU Telkomsel Masih yang Terbaik di Industri Telekomunikasi Nasional

Kamis, 09 Agustus 2018 - 18:02 WIB
ARPU Telkomsel Masih...
ARPU Telkomsel Masih yang Terbaik di Industri Telekomunikasi Nasional
A A A
JAKARTA - Kinerja keuangan emiten telekomunikasi memang masih dibayang-bayangi registrasi prabayar yang beberapa waktu lalu diterapkan oleh pemerintah. Namun registrasi tersebut tidak menyurutkan beberapa emiten telekomunikasi untuk melakukan ekspansi jaringannya.

Melihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan emiten telekomunikasi, PT Telkom Tbk. melalui anak usahanya Telkomsel paling gencar membangun jaringan telekomunikasi khususnya broadband. Ini dapat dilihat dari jumlah BTS on air mereka yang meningkat 19.9% dari sebelumnya 147 juta menjadi 176 juta. Emiten lain yang rajin membangun BTS adalah XL Axiata Tbk. Ini dibuktikan dengan meningkatkan jumlah pembangunan BTS mereka dari 94 juta menjadi 112 juta.

Menurut Andri Ngaserin, analis saham dari Bahana Sekuritas, pembangunan jaringan telekomunikasi harus dilakukan oleh operator telekomunikasi jika mereka ingin mempertahankan kinerja keuangannya dan jumlah pelanggannya. Terlebih lagi jika emiten telekomunikasi ingin meningkatkan jumlah pelanggan data.

Fitch Ratings juga mencatat kebutuhan akan broadband di Indonesia sangatlah tinggi. Dengan tingginya kebutuhan broadband membuat operator telekomunikasi getol menggelontorkan CAPEX. Operator yang saat ini gencar menggeluarkan CAPEX adalah Telkomsel dan XL. Fitch mencatat rata-rata CAPEX yang dikeluarkan operator untuk penggembangan jaringan sebesar 20% dari pendapatan mereka.

Menurut Andri wajar saja operator mengeluarkan banyak banyak dana untuk melakukan investasi untuk menggembangkan layanan data dan digital. Ini disebabkan broadband akan menjadi tulang punggung pendapat emiten telekomunikasi ke depan. “Nantinya investor hanya akan melirik emiten telekomunikasi yang memiliki komposisi pendapatan data terbesar. Laba bersih Telkom yang mengalami penurunan dikarenakan Telkom dan Telkomsel melakukan investasi yang sangat besar di broadband,”terang Andri.

Hingga saat ini emiten yang dinilai Andri memiliki komposisi pendapatan data lebih besar dari legacy adalah XL. Sedangkan Telkomsel dinilai Andri masih mengarah untuk menuju ke layanan data. Analis ini optimis dengan investasi Telkom dan Telkomsel yang besar di layanan data, akan membuat komposisi pedapatan mereka akan berubah dari legacy menjadi ke data dan digital bisnis .

Dari data laporan keuangan Telkom disebutkan bahwa digital Telkomsel mengalami kenaikkan sangat signifikan yaitu 17.5%. Jumlah tersebut memegang kontribusi 49.7% dari total pendapatan Telkomsel. Padahal di tahun lalu digital bisnis hanya memegang 39.3% dari total revenue Telkomsel.

"Sedangkan untuk Indosat saya masih belum bisa melihat mereka menuju ke layanan data. Itu disebabkan jaringan mereka yang kurang bagus, karena selama ini mereka melakukan perang harga, Indosat saat ini berat untuk meningkatkan revenue karena jaringannya yang kurang baik. Untuk telpon saja susah apalagi untuk data,"papar Andri.

Beberapa waktu yang lalu emiten telekomunikasi masih melakukan perang harga di layanan data dan legacy. Tetapi dalam dua bulan terakhir ini Andri melihat perang harga sudah mulai berkurang. Analis saham dari Bahana sekuritas ini berharap di masa mendatang emiten telekomunikasi tidak lagi melakukan perang harga untuk mendapatkan pelanggan. Jika para operator konsisten untuk tidak melakukan perang harga lagi, Andri optimis margin dan kinerja keuangan mereka akan pulih pada akhir tahun ini.

Dari 3 emiten telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Bahana Sekuritas, Telkom melalui Telkomsel masih memiliki ARPU (average revenue per user) terbaik yaitu Rp 41 ribu. Sementara XL memiliki ARPU Rp 34 ribu. Sedangkan Indosat memiliki ARPU terendah yaitu hanya Rp 12 ribu.

Dengan mereka tidak melakukan perang harga diharapkan industri telekomunikasi menjadi lebih sehat. Untuk membuat industri telekomunikasi menjadi sehat, Andri berharap tarif data tidak jor-joran lagi. Bahkan analis ini menilai jika harga layanan data dinaikkan 10%-20% dapat membantu memenuhi komitment pembangunan, memperbaiki kinerja keuangan emiten telekomunikasi serta menjaga kualitas serta layanan kepada konsumennya.

"Memang dengan jor-joran tarif emiten telekomunikasi tak akan mampu lagi mempertahankan kualitas dan layanannya. Apalagi untuk mengembangkan jaringan telekomunikasi,”pungkas Andri.
(wbs)
Berita Terkait
Telkomsel Buka Progam...
Telkomsel Buka Progam Magang, Dimentori Expert dan Dapat Uang Saku
Telkomsel Bekerja Sama...
Telkomsel Bekerja Sama dengan Ericsson Hadirkan Jaringan 5G di PON XXI Aceh-Sumut 2024
Telkomsel Pastikan Jaringan...
Telkomsel Pastikan Jaringan di Sumatera Sudah 100% Normal
Gandeng Peplink, Telkomsel...
Gandeng Peplink, Telkomsel Janjikan Koneksi 5G Lancar dan Aman untuk Korporasi
Begini Cara Tukar Telkomsel...
Begini Cara Tukar Telkomsel Poin untuk Kejar Hadiah BMW, Yaris Cross, dan Vespa
Teknologi IoT Telkomsel...
Teknologi IoT Telkomsel Digunakan PDAM Agar Tagihan Air Pelanggan Lebih Akurat
Berita Terkini
Teka-teki Ukiran Suci...
Teka-teki Ukiran Suci Mesir Berusia 3.300 Tahun Akhirnya Terungkap
7 jam yang lalu
India Akan Blokir Aliran...
India Akan Blokir Aliran Air Danau yang Menuju Pakistan
13 jam yang lalu
Bukti Nyata Gladiator...
Bukti Nyata Gladiator Bertarung dengan Singa Ditemukan
17 jam yang lalu
Bumi Bakal Terbakar...
Bumi Bakal Terbakar Matahari, Elon Musk Ngotot Pindahkan Manusia ke Mars
20 jam yang lalu
Danau Raksasa Tiba-tiba...
Danau Raksasa Tiba-tiba Muncul Kembali setelah 130 Tahun Menghilang
22 jam yang lalu
5 Fakta GTA VI yang...
5 Fakta GTA VI yang Baru Luncurkan Trailer Kedua, Salah Satunya Berkaitan dengan Tanggal Rilis
22 jam yang lalu
Infografis
Kebakaran Makin Dahsyat...
Kebakaran Makin Dahsyat di Israel, 7 Pemukiman Dievakuasi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved