Kaya Energi Matahari, Signify Siap Pamerkan Teknologi di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Sebagai negara di dalam lintasan garis khatulistiwa, Indonesia kaya akan sinar matahari. Melihat potensi tersebut, Signify bermaksud memanfaatkan kekuatan sinar matahari di Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan masyarakatnya.
Setelah peluncuran produk secara perdana di India pada awal tahun ini, kini mereka meluncurkan Philips SunStay, lampu jalan tenaga surya terintegrasi dan Philips LifeLight, lentera surya inovatif di Indonesia. Negara lain yang kecipratan teknologi ini di antaranya, Kamboja, Filipina, Arab Saudi, Thailand, Vietnam, dan Benua Afrika.
"Pencahayaan bertenaga surya menyelamatkan dan menjadi penopang hidup bagi masyarakat di daerah yang belum terjangkau listrik. Penerangan jalan berdaya matahari adalah salah satu segmen dengan yang bertumbuh paling cepat di penerangan umum dan yang paling berkelanjutan,” kata Harsh Chitale, Business Group Leader Professional Signify di Jakarta, Senin (2/7/2018).
“Lentera surya kami yang baru membuat kehidupan masyarakat di di daerah yang belum terjangkau listrik menjadi jauh lebih baik. Lentera ini membantu masyarakat merasa lebih aman setelah gelap, memungkinkan anak-anak untuk belajar dan memperpanjang aktivitas komersial hingga waktu malam,” papar Harsh.
Philips SunStay menggabungkan panel surya, luminer, pengontrol pengisian daya, dan baterai dalam satu rumah lampu. Hal ini membuatnya menjadi ringkas, mudah dipasang, dan dipelihara.
"Juga membantu menghemat biaya pemasangan kabel, mengurangi jejak karbon, dan menurunkan belanja modal dan pengeluaran operasional secara keseluruhan," katanya seraya menambahkan, dengan output 2.000 dan 3.000 lumen serta efisiensi pencahayaan sebesar 175 lm/W, maka SunStay lebih efisien dibandingkan lampu jalan tenaga surya yang ada sekarang.
Lebih lanjut dikatakan, Philips LifeLight cocok digunakan di dalam maupun di luar ruangan dan didesain untuk masyarakat di daerah yang belum terjangkau listrik. Lentera tersebut dilengkapi dengan terminal USB untuk mengisi daya ponsel dan perangkat lain, yang merupakan fitur yang dihargai secara luas. LifeLight generasi kedua memiliki baterai baru yang dapat diganti untuk memperpanjang masa pakainya lebih lama lagi.
Selain membawa akses pencahayaan ke rumah tangga-rumah tangga tanpa listrik, lentera tenaga surya ini meningkatkan kesehatan masyarakat dan dapat menyelamatkan hidup. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pencahayaan berbasis bahan bakar dan pemanasan menyebabkan hampir empat juta kematian setiap tahunnya. Sebab orang-orang menerangi dan memasak di rumah mereka dengan menggunakan kayu bakar, lilin dan minyak tanah. Angka ini hampir setara dengan seluruh populasi di Bali.
“Pelanggan kami mencari fitur-fitur inovatif seperti yang ditawarkan oleh Philips SunStay dan Philips LifeLight. Dua produk bertenaga surya ini memanfatkan sinar matahari yang berlimpah di negara tropis seperti Indonesia," pungkasnya.
Philips SunStay dianggap dapat dengan mudah digunakan untuk menerangi ruang publik seperti taman, jalan dan trotoar, seraya memampukan kota untuk menghemat biaya listrik. "Di daerah tanpa listrik, Philips LifeLight dapat menggantikan lentera minyak tanah dan generator diesel, sehingga biaya bahan bakar tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan lain sekaligus mengurangi paparan asap berbahaya,” ujar Rami Hajjar, Country Leader dari Operasi/Bisnis Signify di Indonesia.
Setelah peluncuran produk secara perdana di India pada awal tahun ini, kini mereka meluncurkan Philips SunStay, lampu jalan tenaga surya terintegrasi dan Philips LifeLight, lentera surya inovatif di Indonesia. Negara lain yang kecipratan teknologi ini di antaranya, Kamboja, Filipina, Arab Saudi, Thailand, Vietnam, dan Benua Afrika.
"Pencahayaan bertenaga surya menyelamatkan dan menjadi penopang hidup bagi masyarakat di daerah yang belum terjangkau listrik. Penerangan jalan berdaya matahari adalah salah satu segmen dengan yang bertumbuh paling cepat di penerangan umum dan yang paling berkelanjutan,” kata Harsh Chitale, Business Group Leader Professional Signify di Jakarta, Senin (2/7/2018).
“Lentera surya kami yang baru membuat kehidupan masyarakat di di daerah yang belum terjangkau listrik menjadi jauh lebih baik. Lentera ini membantu masyarakat merasa lebih aman setelah gelap, memungkinkan anak-anak untuk belajar dan memperpanjang aktivitas komersial hingga waktu malam,” papar Harsh.
Philips SunStay menggabungkan panel surya, luminer, pengontrol pengisian daya, dan baterai dalam satu rumah lampu. Hal ini membuatnya menjadi ringkas, mudah dipasang, dan dipelihara.
"Juga membantu menghemat biaya pemasangan kabel, mengurangi jejak karbon, dan menurunkan belanja modal dan pengeluaran operasional secara keseluruhan," katanya seraya menambahkan, dengan output 2.000 dan 3.000 lumen serta efisiensi pencahayaan sebesar 175 lm/W, maka SunStay lebih efisien dibandingkan lampu jalan tenaga surya yang ada sekarang.
Lebih lanjut dikatakan, Philips LifeLight cocok digunakan di dalam maupun di luar ruangan dan didesain untuk masyarakat di daerah yang belum terjangkau listrik. Lentera tersebut dilengkapi dengan terminal USB untuk mengisi daya ponsel dan perangkat lain, yang merupakan fitur yang dihargai secara luas. LifeLight generasi kedua memiliki baterai baru yang dapat diganti untuk memperpanjang masa pakainya lebih lama lagi.
Selain membawa akses pencahayaan ke rumah tangga-rumah tangga tanpa listrik, lentera tenaga surya ini meningkatkan kesehatan masyarakat dan dapat menyelamatkan hidup. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pencahayaan berbasis bahan bakar dan pemanasan menyebabkan hampir empat juta kematian setiap tahunnya. Sebab orang-orang menerangi dan memasak di rumah mereka dengan menggunakan kayu bakar, lilin dan minyak tanah. Angka ini hampir setara dengan seluruh populasi di Bali.
“Pelanggan kami mencari fitur-fitur inovatif seperti yang ditawarkan oleh Philips SunStay dan Philips LifeLight. Dua produk bertenaga surya ini memanfatkan sinar matahari yang berlimpah di negara tropis seperti Indonesia," pungkasnya.
Philips SunStay dianggap dapat dengan mudah digunakan untuk menerangi ruang publik seperti taman, jalan dan trotoar, seraya memampukan kota untuk menghemat biaya listrik. "Di daerah tanpa listrik, Philips LifeLight dapat menggantikan lentera minyak tanah dan generator diesel, sehingga biaya bahan bakar tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan lain sekaligus mengurangi paparan asap berbahaya,” ujar Rami Hajjar, Country Leader dari Operasi/Bisnis Signify di Indonesia.
(mim)