Komputer Berukuran Sebutir Beras Resmi Diperkenalkan
A
A
A
LONDON - Peneliti dari University of Michigan London resmi memperkenalkan komputer yang hanya 0,3 milimeter panjangnya, atau hanya sebesar sebutir beras
Seperti dilansir dari Dailymail, Komputer ini berhasil menghapus rekaman yang dipegang oleh komputer berukuran milimeter dari IBM yang diproduksi pada bulan Maret.
Namun, para peneliti menyatakan tidak yakin apakah perangkat bersangkutan layak disebut komputer karena semua program dan data akan hilang saat komputer itu dimatikan.
"Kami tidak yakin apakah perangkat harus dikenal sebagai komputer atau tidak. Hal demikian karena hal itu lebih kepada apakah perangkat tersebut memiliki persyaratan minimum yang diperlukan atau tidak," kata Profesor teknik listrik dan komputer David Blaauw, ahli yang memimpin pengembangan sistem baru.
Perangkat ini dikatakan terlalu kecil untuk memiliki antena radio konvensional. Sebagai gantinya, komputer menerima dan mengirim data dengan bantuan cahaya melalui stasiun pangkalan yang disediakan.
Selain itu, perangkat ini dirancang menggunakan sensor presisi yang mampu mengubah suhu menjadi interval dan digerakkan dengan pulsa elektronik.
Peneliti berharap alat ini dapat digunakan untuk memajukan upaya di bidang onkologi dan penilaian pengobatan kanker. Itu karena tumor mungkin lebih hangat dari suhu normal.
"Karena sensor suhu kecil, kita dapat menanamnya ke dalam sel-sel tikus, dan kanker tumbuh di sekitarnya. Sensor suhu itu digunakan untuk mempelajari variasi suhu dalam tumor dibandingkan jaringan biasa dan jika kita dapat menggunakan perubahan suhu untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan terapi," kata Gary Luker, seorang profesor radiologi dan rekayasa biomedis.
Seperti dilansir dari Dailymail, Komputer ini berhasil menghapus rekaman yang dipegang oleh komputer berukuran milimeter dari IBM yang diproduksi pada bulan Maret.
Namun, para peneliti menyatakan tidak yakin apakah perangkat bersangkutan layak disebut komputer karena semua program dan data akan hilang saat komputer itu dimatikan.
"Kami tidak yakin apakah perangkat harus dikenal sebagai komputer atau tidak. Hal demikian karena hal itu lebih kepada apakah perangkat tersebut memiliki persyaratan minimum yang diperlukan atau tidak," kata Profesor teknik listrik dan komputer David Blaauw, ahli yang memimpin pengembangan sistem baru.
Perangkat ini dikatakan terlalu kecil untuk memiliki antena radio konvensional. Sebagai gantinya, komputer menerima dan mengirim data dengan bantuan cahaya melalui stasiun pangkalan yang disediakan.
Selain itu, perangkat ini dirancang menggunakan sensor presisi yang mampu mengubah suhu menjadi interval dan digerakkan dengan pulsa elektronik.
Peneliti berharap alat ini dapat digunakan untuk memajukan upaya di bidang onkologi dan penilaian pengobatan kanker. Itu karena tumor mungkin lebih hangat dari suhu normal.
"Karena sensor suhu kecil, kita dapat menanamnya ke dalam sel-sel tikus, dan kanker tumbuh di sekitarnya. Sensor suhu itu digunakan untuk mempelajari variasi suhu dalam tumor dibandingkan jaringan biasa dan jika kita dapat menggunakan perubahan suhu untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan terapi," kata Gary Luker, seorang profesor radiologi dan rekayasa biomedis.
(wbs)