SKOR, Platform yang Bikin Hubungan Kantor-Karyawan Makin Harmonis
A
A
A
JAKARTA - Teknologi SKOR bisa menjadi pilihan bagi manajemen perusahaan yang ingin lebih meningkatkan loyalitas dan menjaga hubungan baiknya dengan para karyawan. Ini adalah sebuah teknologi platform berbasis business to business (B2B) yang memang ditujukan bagi perusahaan yang ingin lebih dekat dengan orang-orang yang dipekerjakannya.
“Karyawan itu aset berharga bagi sebuah organisasi dan sangat penting bagi perusahaan membangun lingkungan kerja yang produktif dan sehat. Di sini SKOR di desain untuk membantu organisasi/perusahaan dalam meningkatkan ikatan dengan karyawan, mempertahankan karyawan terbaik dan mengurangi jumlah keluar masuk karyawan,” ungkap Lenny Aziz, Founder dan Direktur Engagement SKOR di Jakarta, Rabu malam (6/6/2018).
Penggunaannya sangat mudah. Karyawan dapat log-in, mengelola akunnya sendiri, memilih aktivitasnya masing-masing, berbicara dengan Emma (kecerdasan buatan/AI dalam platform) untuk permintaan sehari-hari seputar personalia, mengumpulkan pin, dan menukarkan poin ke bentuk fisik seperti voucher belanja atau makan.
“Karena kita B2B, jadi penggunaan pada karyawan di kordinasi pelalui perusahaan. Tidak bisa tiba-tiba download tapi perusahaan tempat dia bekerja belum menggunakan SKOR," kata Lenny.
Lenny menambahkan, sejak awal timnya dan pihak perusahaan yang akan men-setting kebutuhan apa yang dibutuhkan manajemen beserta karyawannya. Sehingga sifatnya sangat fleksibel dan perusahaan juga bisa mengubah platform ini dengan nama perusahaan tersebut.
Biaya yang dikenakan untuk berlangganan platform ini masing masing juga akan berbeda. Hanya dari salah satu perusahaan yang telah menggunkan jasa SKOR, mereka merogoh kocek Rp15 juta per bulan guna penggunaan platform.
“Biaya ini lebih murah jika dibandingkan perusahaan membuat aplikasi sendiri atau web internal untuk para karyawannya,” klaimnya.
Baru baru ini SKOR meluncurkan AI Chatbot bernama “Emma” untuk menyediakan sebuah platform yang secara berkala dapat berbicara dengan karyawan sebuah perusahaan. Dia dapat membuat perbedaan yang nyata bagi perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Mulai dari pembelajaran inovatif dan interaktif hingga simulasi skenario sebagai metode untuk meningkatkan pelatihan.
“Karyawan itu aset berharga bagi sebuah organisasi dan sangat penting bagi perusahaan membangun lingkungan kerja yang produktif dan sehat. Di sini SKOR di desain untuk membantu organisasi/perusahaan dalam meningkatkan ikatan dengan karyawan, mempertahankan karyawan terbaik dan mengurangi jumlah keluar masuk karyawan,” ungkap Lenny Aziz, Founder dan Direktur Engagement SKOR di Jakarta, Rabu malam (6/6/2018).
Penggunaannya sangat mudah. Karyawan dapat log-in, mengelola akunnya sendiri, memilih aktivitasnya masing-masing, berbicara dengan Emma (kecerdasan buatan/AI dalam platform) untuk permintaan sehari-hari seputar personalia, mengumpulkan pin, dan menukarkan poin ke bentuk fisik seperti voucher belanja atau makan.
“Karena kita B2B, jadi penggunaan pada karyawan di kordinasi pelalui perusahaan. Tidak bisa tiba-tiba download tapi perusahaan tempat dia bekerja belum menggunakan SKOR," kata Lenny.
Lenny menambahkan, sejak awal timnya dan pihak perusahaan yang akan men-setting kebutuhan apa yang dibutuhkan manajemen beserta karyawannya. Sehingga sifatnya sangat fleksibel dan perusahaan juga bisa mengubah platform ini dengan nama perusahaan tersebut.
Biaya yang dikenakan untuk berlangganan platform ini masing masing juga akan berbeda. Hanya dari salah satu perusahaan yang telah menggunkan jasa SKOR, mereka merogoh kocek Rp15 juta per bulan guna penggunaan platform.
“Biaya ini lebih murah jika dibandingkan perusahaan membuat aplikasi sendiri atau web internal untuk para karyawannya,” klaimnya.
Baru baru ini SKOR meluncurkan AI Chatbot bernama “Emma” untuk menyediakan sebuah platform yang secara berkala dapat berbicara dengan karyawan sebuah perusahaan. Dia dapat membuat perbedaan yang nyata bagi perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Mulai dari pembelajaran inovatif dan interaktif hingga simulasi skenario sebagai metode untuk meningkatkan pelatihan.
(mim)