Bos Facebook Umumkan Permintaan Maaf lewat Sejumlah Koran Ternama
A
A
A
CUPERTINO - Pendiri Facebook Mark Zuckerberg merilis iklan di surat kabar tentang permohonan maaf atas keterlibatan Facebook dalam skandal pengumpulan data ilegal yang dilakukan Cambridge Analytica. Dengan pemuatan iklan permohonan di surat kabar, artinya bos sekaligus pakar digital dan teknologi ini masih membutuhkan koran.
"Kami bertanggung jawab untuk melindungi data Anda, dan jika kami tidak bisa melakukannya maka kami tidak pantas untuk melayani Anda, dan kami meminta maaf" kata Zuckerberg dalam iklan permohonan maaf seperti dilansir dari Gizmodo
Tak hanya mengakui kesalahan bahkan Mark Zuzkeberg memohon permintaan maaf pada rakyat Inggris khususnya dengan memasang iklan satu halaman penuh di surat kabar utama pada hari Minggu seperti di New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal di AS serta tujuh surat kabar Inggris.
Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook tidak yakin apakah mungkin ada lembaga Cambridge Analytica di luar sana yang terlibat dan ikut membocorkan, dan menunjukkan bahwa perusahaan telah tersandung bukti yang mengindikasikan insiden lain yang mungkin terjadi.
Dengan kata lain meskipun Facebook mungkin dapat mengatasi masalah ini secara terpisah namun Faceboot mengisyaratkan skandal ini belum berakhir karena ada lembaga atau organisasi yang ikut membocorkan.
Sejak 2015 bocornya data pengguna Facebook sudah diketahui bahwa peneliti Inggris Aleksandr Kogan secara ilegal membagikan informasi pengguna dengan perusahaan riset, setelah mengumpulkan data itu secara legal melalui aplikasi untuk kuis kepribadian. Perusahaan riset itu diduga secara ilegal menggunakan data sekitar 50 juta pengguna Facebook untuk membangun profil bagi kampanye politik AS, termasuk kampanye presiden Donald Trump.
Facebook dikecam karena tidak memperingatkan penggunanya mengenai insiden itu pada 2015. Zuckerberg secara terbuka membahas masalah ini pada Rabu (21/3).
Pernyataan Zuckerberg juga menyertakan lini masa mengenai peristiwa yang mengatakan Facebook pada 2015 menuntut Cambridge Analytica agar menghapus semua data yang diperoleh secara tidak layak. Ia mengatakan minggu lalu mengetahui dari kantor-kantor berita bahwa perusahaan tersebut mungkin tidak menghapus data tersebut, meskipun memberikan sertifikasi bahwa telah melakukannya.
Cambridge Analytica menyangkal menyimpan data tersebut. Seorang eksekutif Facebook yang bertanggung jawab atas keamanan dilaporkan berhenti dari perusahaan tersebut sebagai dampaknya.
Zuckerberg mengatakan, insiden tersebut bukan hanya karena pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica, dan Facebook, tetapi juga "pelanggaran kepercayaan antara Facebook dengan orang-orang yang berbagi data mereka dengan perusahaan kami dan mengharapkan kami untuk melindunginya.
"Kami bertanggung jawab untuk melindungi data Anda, dan jika kami tidak bisa melakukannya maka kami tidak pantas untuk melayani Anda, dan kami meminta maaf" kata Zuckerberg dalam iklan permohonan maaf seperti dilansir dari Gizmodo
Tak hanya mengakui kesalahan bahkan Mark Zuzkeberg memohon permintaan maaf pada rakyat Inggris khususnya dengan memasang iklan satu halaman penuh di surat kabar utama pada hari Minggu seperti di New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal di AS serta tujuh surat kabar Inggris.
Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook tidak yakin apakah mungkin ada lembaga Cambridge Analytica di luar sana yang terlibat dan ikut membocorkan, dan menunjukkan bahwa perusahaan telah tersandung bukti yang mengindikasikan insiden lain yang mungkin terjadi.
Dengan kata lain meskipun Facebook mungkin dapat mengatasi masalah ini secara terpisah namun Faceboot mengisyaratkan skandal ini belum berakhir karena ada lembaga atau organisasi yang ikut membocorkan.
Sejak 2015 bocornya data pengguna Facebook sudah diketahui bahwa peneliti Inggris Aleksandr Kogan secara ilegal membagikan informasi pengguna dengan perusahaan riset, setelah mengumpulkan data itu secara legal melalui aplikasi untuk kuis kepribadian. Perusahaan riset itu diduga secara ilegal menggunakan data sekitar 50 juta pengguna Facebook untuk membangun profil bagi kampanye politik AS, termasuk kampanye presiden Donald Trump.
Facebook dikecam karena tidak memperingatkan penggunanya mengenai insiden itu pada 2015. Zuckerberg secara terbuka membahas masalah ini pada Rabu (21/3).
Pernyataan Zuckerberg juga menyertakan lini masa mengenai peristiwa yang mengatakan Facebook pada 2015 menuntut Cambridge Analytica agar menghapus semua data yang diperoleh secara tidak layak. Ia mengatakan minggu lalu mengetahui dari kantor-kantor berita bahwa perusahaan tersebut mungkin tidak menghapus data tersebut, meskipun memberikan sertifikasi bahwa telah melakukannya.
Cambridge Analytica menyangkal menyimpan data tersebut. Seorang eksekutif Facebook yang bertanggung jawab atas keamanan dilaporkan berhenti dari perusahaan tersebut sebagai dampaknya.
Zuckerberg mengatakan, insiden tersebut bukan hanya karena pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica, dan Facebook, tetapi juga "pelanggaran kepercayaan antara Facebook dengan orang-orang yang berbagi data mereka dengan perusahaan kami dan mengharapkan kami untuk melindunginya.
(mim)