Nas Daily, Populer dengan Video Satu Menit di Facebook
A
A
A
Hari-harinya tak pernah lepas dari bepergian, dari satu negara ke negara lain. Selama 328 hari terakhir, dia telah berkeliling dunia, dari Nigeria ke Myanmar, Filipina ke Gunung Fuji, hanya untuk membuat video satu menit setiap hari dengan beragam tema. "That's one minute. See you tomorrow". Begitulah penggalan kalimat yang terkenal keluar dari mulutnya di tiap akhir video yang dipublikasikannya.
Video-videonya yang diunggah di Facebook membahas tentang berbagai tema. Mulai dari hal sehari-hari, ekonomi, agama, budaya, yang bisa membuat penontonnya tersenyum, kagum, hingga merasa tercerahkan. Siapa sebenarnya Nas Daily, pria yang saat berita ini ditulis memiliki 4,6 juta pengikut di Facebook?
Dia adalah Nuseir Yassin, pria lulusan Harvard yang nekat resign dari pekerjaannya setahun yang lalu demi bepergian dan membuat video dengan nama Nas Daily. Padahal, karier dan pendapatannya di sebuah perusahaan teknologi cukup menggiurkan, dengan gaji USD120.000 (Rp1,6 miliar) per tahun. Namun, dia tidak bisa membohongi dirinya. Ada ruang kosong dalam hatinya sehingga membuatnya merasa tak bahagia dengan hidupnya kala itu.
Yassin dibesarkan di keluarga kelas menengah oleh seorang ayah yang berprofesi sebagai psikolog dan ibu seorang guru di Kota Lower Galile, Arraba, di Israel utara. Dia tumbuh dengan bahasa Arab dan Ibrani. Namun, dia hanya tinggal sebentar di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Ketika Yassin mendaftar ke Harvard pada usia 19, dia adalah seorang siswa yang baik tapi bukan yang terbaik. Nah yang membuatnya diterima adalah esainya tentang rasa frustrasi karena tidak dapat mengejar mimpi akibat identitas dirinya, yakni seorang Arab yang lahir di Israel, dengan segala keterbatasan yang ada.
"Ada hal-hal yang ingin saya lakukan, tapi tidak bisa karena alasan tempat saya lahir. Saya ingin menjadi insinyur kedirgantaraan karena saya sangat menyukai ruang angkasa. Tapi saya tidak ingin menjadi tentara. Dan di Israel, Anda harus menjadi pilot untuk mempelajari teknik kedirgantaraan. Tidak mungkin saya melakukannya. Saya hanya ingin fokus pada apa yang saya sukai; Saya tidak ingin memikirkan bom dan Arab vs Yahudi. Saya hanya ingin bersenang-senang," urai anak kedua dari empat bersaudara ini.
Lelaki yang baru berulang tahun ke-26 tahun pada 9 Februari lalu ini pun cukup bijak tentang pilihannya, yakni mencari universitas terbaik yang menawarkan beasiswa kepada siswa internasional. Dia lalu memilih Harvard dan belajar ilmu komputer dan ekonomi. Di sini, dia pun mulai menggunakan nama julukan Nas yang berarti 'manusia' dalam bahasa Arab. "Saya suka menjadi jiwa yang bebas," katanya.
Setelah lulus, dia tersentak dengan industri teknologi dan memutuskan bekerja untuk PayPal dan perusahaan lainnya. Namun, perasaan ingin berkelana dan mengembara di dalam dirinya tidak dapat disembunyikan. Dia pun memutuskan untuk bepergian dan membuat video tentang hidupnya.
Dikutip The Times of Israel, dengan niat mendokumentasikan perjalanannya dan keyakinan bahwa seseorang hanya bisa jadi ahli jika melakukannya setiap hari, dia pun membeli beberapa peralatan kamera mahal dan pesawat tak berawak, dan mulai mencatat pengalamannya. "Daripada menghabiskan USD3.500 (Rp47 juta) per bulan di New York, saya memutuskan akan lebih baik menganggarkan USD100 (Rp1,3 juta) per hari dan terus melakukan perjalanan," sebutnya.
Dia menuturkan terkadang dirinya lebih banyak menghabiskan uang dan tiba-tiba merasa sedih. Di lain waktu, dia tidak memiliki uang tapi dia tetap merasa senang.
Video Singkat Berisi
Pada tahap awal, Nas merasa videonya terlalu bersifat turisme. Namun, sejak memiliki follower dari berbagai negara, dia mulai menyusun konten videonya dengan lebih berhati-hati, dengan naskah dan poin-poin yang jelas dan tetap terasa ringan saat disampaikan. Sekarang tampilannya di medsos pun berubah dan berbeda. Gaya video Nas Daily terlihat kekinian dan langsung menjadi candu bagi pengikutnya. Dengan ciri khas video bertempo cepat, penyampaian atau storytelling yang menarik dan teks yang tepat, membuat video-videonya gampang menjadi viral. Beberapa videonya bahkan telah ditonton hingga 25 juta kali.
"Saya hanya ingin melakukan sesuatu yang sangat berarti," tutur Nas, dikutip Reuters. Berbagai tempat yang telah dikunjunginya membuat dia banyak berpikir. "Saya belajar bagaimana menjadi orang yang fleksibel," ujarnya. Ketika ditanya apakah dia akan berhenti saat mencapai 365 hari, dia menjawab dengan lugas. "Saya tidak mengerti mengapa saya harus melakukannya. Saya menikmatinya," tuturnya.
Video-videonya yang diunggah di Facebook membahas tentang berbagai tema. Mulai dari hal sehari-hari, ekonomi, agama, budaya, yang bisa membuat penontonnya tersenyum, kagum, hingga merasa tercerahkan. Siapa sebenarnya Nas Daily, pria yang saat berita ini ditulis memiliki 4,6 juta pengikut di Facebook?
Dia adalah Nuseir Yassin, pria lulusan Harvard yang nekat resign dari pekerjaannya setahun yang lalu demi bepergian dan membuat video dengan nama Nas Daily. Padahal, karier dan pendapatannya di sebuah perusahaan teknologi cukup menggiurkan, dengan gaji USD120.000 (Rp1,6 miliar) per tahun. Namun, dia tidak bisa membohongi dirinya. Ada ruang kosong dalam hatinya sehingga membuatnya merasa tak bahagia dengan hidupnya kala itu.
Yassin dibesarkan di keluarga kelas menengah oleh seorang ayah yang berprofesi sebagai psikolog dan ibu seorang guru di Kota Lower Galile, Arraba, di Israel utara. Dia tumbuh dengan bahasa Arab dan Ibrani. Namun, dia hanya tinggal sebentar di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Ketika Yassin mendaftar ke Harvard pada usia 19, dia adalah seorang siswa yang baik tapi bukan yang terbaik. Nah yang membuatnya diterima adalah esainya tentang rasa frustrasi karena tidak dapat mengejar mimpi akibat identitas dirinya, yakni seorang Arab yang lahir di Israel, dengan segala keterbatasan yang ada.
"Ada hal-hal yang ingin saya lakukan, tapi tidak bisa karena alasan tempat saya lahir. Saya ingin menjadi insinyur kedirgantaraan karena saya sangat menyukai ruang angkasa. Tapi saya tidak ingin menjadi tentara. Dan di Israel, Anda harus menjadi pilot untuk mempelajari teknik kedirgantaraan. Tidak mungkin saya melakukannya. Saya hanya ingin fokus pada apa yang saya sukai; Saya tidak ingin memikirkan bom dan Arab vs Yahudi. Saya hanya ingin bersenang-senang," urai anak kedua dari empat bersaudara ini.
Lelaki yang baru berulang tahun ke-26 tahun pada 9 Februari lalu ini pun cukup bijak tentang pilihannya, yakni mencari universitas terbaik yang menawarkan beasiswa kepada siswa internasional. Dia lalu memilih Harvard dan belajar ilmu komputer dan ekonomi. Di sini, dia pun mulai menggunakan nama julukan Nas yang berarti 'manusia' dalam bahasa Arab. "Saya suka menjadi jiwa yang bebas," katanya.
Setelah lulus, dia tersentak dengan industri teknologi dan memutuskan bekerja untuk PayPal dan perusahaan lainnya. Namun, perasaan ingin berkelana dan mengembara di dalam dirinya tidak dapat disembunyikan. Dia pun memutuskan untuk bepergian dan membuat video tentang hidupnya.
Dikutip The Times of Israel, dengan niat mendokumentasikan perjalanannya dan keyakinan bahwa seseorang hanya bisa jadi ahli jika melakukannya setiap hari, dia pun membeli beberapa peralatan kamera mahal dan pesawat tak berawak, dan mulai mencatat pengalamannya. "Daripada menghabiskan USD3.500 (Rp47 juta) per bulan di New York, saya memutuskan akan lebih baik menganggarkan USD100 (Rp1,3 juta) per hari dan terus melakukan perjalanan," sebutnya.
Dia menuturkan terkadang dirinya lebih banyak menghabiskan uang dan tiba-tiba merasa sedih. Di lain waktu, dia tidak memiliki uang tapi dia tetap merasa senang.
Video Singkat Berisi
Pada tahap awal, Nas merasa videonya terlalu bersifat turisme. Namun, sejak memiliki follower dari berbagai negara, dia mulai menyusun konten videonya dengan lebih berhati-hati, dengan naskah dan poin-poin yang jelas dan tetap terasa ringan saat disampaikan. Sekarang tampilannya di medsos pun berubah dan berbeda. Gaya video Nas Daily terlihat kekinian dan langsung menjadi candu bagi pengikutnya. Dengan ciri khas video bertempo cepat, penyampaian atau storytelling yang menarik dan teks yang tepat, membuat video-videonya gampang menjadi viral. Beberapa videonya bahkan telah ditonton hingga 25 juta kali.
"Saya hanya ingin melakukan sesuatu yang sangat berarti," tutur Nas, dikutip Reuters. Berbagai tempat yang telah dikunjunginya membuat dia banyak berpikir. "Saya belajar bagaimana menjadi orang yang fleksibel," ujarnya. Ketika ditanya apakah dia akan berhenti saat mencapai 365 hari, dia menjawab dengan lugas. "Saya tidak mengerti mengapa saya harus melakukannya. Saya menikmatinya," tuturnya.
(amm)