Lemah di Bidang Sosial, Yuliati Herbani Beralih ke Ilmu Alam

Minggu, 11 Februari 2018 - 09:48 WIB
Lemah di Bidang Sosial,...
Lemah di Bidang Sosial, Yuliati Herbani Beralih ke Ilmu Alam
A A A
MERASA introvert, membuat Yuliati Herbani memutuskan menjadi peneliti. Ia mengaku selalu grogi saat harus tampil di depan banyak orang, sungkan bila harus mengemukakan pendapat, atau mengkoordinir teman-temannya saat kerja kelompok.

Meski begitu, wanita 38 tahun ini tahu minat serta bakat dia sesungguhnya. "I can't handle people, makanya tidak pernah jadi ketua kelas atau pemimpin di manapun. Selalu demam panggung, bahkan sampai tidak bisa tidur semalaman," ungkap Yuli.

Merasa tidak ahli di bidang sosial dan bahasa membuat Yuli lebih serius mendalami ilmu pengetahuan alam. Padahal orang tua menginginkannya menjadi guru. Hal tersebut yang selalu menjadi pertanyaan untuknya, mengapa memilih menjadi peneliti? "Bicara di depan banyak orang saja tidak bisa, bagaimana mau jadi guru? Hehehe…. Dari dulu orangtua saya selalu menanamkan bahwa guru atau dosen itu profesi yang paling mulia. Apa pun bidang keilmuwannya, karena pahalanya akan terus mengalir sepanjang hayat," ujar Yuli.

Untuk meyakinkan kedua orangtuanya, sejak berprofesi menjadi peneliti, Yuli berusaha sekuat tenaga tidak pernah menyusahkan mereka. Yuli juga beberapa kali membuka diskusi tentang peneliti dan dunia penelitian di Indonesia, sehingga semakin terbuka wawasan orang tuanya tentang profesi peneliti.

Saat lanjut studi S-2 dan S-3, Yuli tidak lagi meminta dukungan dana dari orang tua. Semua diusahakannya sendiri, berbekal beasiswa dari luar negeri. "Terlebih dengan anugerah FWIS 2017 ini, kebanggaan orang tua saya semakin nyata. Bahwa ada juga pihak nonpemerintah yang mau menghargai peneliti dalam bentuk nyata," ucapnya, haru.

Lemah di Bidang Sosial, Yuliati Herbani Beralih ke Ilmu Alam


Kini, setelah berumah tangga, Yuli beruntung memiliki suami yang mendukungnya. Dengan begitu karier penelitinya masih bisa dilakukan hingga detik ini. Dalam hal pengasuhan anak, Yuli dan suami sepakat siang hari dilakukan oleh jasa penitipan anak atau childcare yang dekat dengan tempat kerja Yuli, sehingga ia bisa tetap melakukan pekerjaannya dengan tenang di laboratorium.

"Hal ini satu dukungan besar bagi saya dalam hal koordinasi, sehingga tidak harus was-was setiap saat dan pasang CCTV di rumah. Ada jaminan terpenuhinya keterampilan dan pendidikan bersosialisasi yang sangat penting bagi perkembangan balita saya," jelasnya.

Saat harus mengikuti konferensi atau seminar sekalipun tidak masalah karena Yuli dan suami dapat dari jauh-jauh hari mencocokkan jadwal mereka agar antar-jemput anak tidak terbengkalai. Kalau ada training atau diklat dengan durasi lama serta tempat yang jauh dari rumah, orang tuanya akan ikut membantu.

"Saya bersyukur memiliki elemen-elemen pendukung pada level seperti ini untuk berkarier sebagai perempuan peneliti," tuturnya.

(Baca Juga: Peneliti LIPI Yuliati Herbani: Menjawab Tantangan Dunia Sains(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0911 seconds (0.1#10.140)