Facebook Akan Utamakan Sumber Informasi Terpercaya
A
A
A
NEW YORK - CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengumumkan akan mulai mengutamakan berita yang Sumber informasi yang dapat dipercaya di situsnya untuk melawan kesalahan informasi.
Media sosial memang mendapat banyak kritik pada 2017. Bukan hanya Facebook, Twitter pun demikian. Mereka dikritik karena tidak mampu mengatasi fake news atau hoax (berita bohong). Bahkan media sosial dianggap ikut digunakans sebagai alat untuk mempengaruhi pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) dan Brexit (Bristish Exit/Inggris keluar dari komunitas Eropa) di Inggris.
Perusahaan media sosial itu mengatakan, akan meminta lebih dari 2 miliar penggunanya untuk memberi peringkat pada kantor berita yang mereka percayai dalam rangka mengutamakan "berita berkualitas tinggi" dan membedakannya dari sumber yang kurang terpercaya.
Menurut Facebook, sistem peringkat yang baru itu berusaha membedakan antara organisasi berita yang hanya dipercaya oleh pelanggan mereka sendiri dari yang dipercaya secara luas di seluruh masyarakat.
Direktur Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg menulis di sebuah blog yang dimuat hari Jumat (19/1), bahwa perusahaannya tidak "merasa nyaman" untuk menentukan secara sepihak sumber berita mana yang paling dapat dipercaya di dunia yang banyak perbedaan pendapatnya.
"Ada terlalu banyak sensasionalisme, kesalahan informasi dan polarisasi di dunia saat ini," tulis Mark Zuckerberg dalam akun Facebook.
Dia mengatakan, Facebook mempertimbangkan untuk minta para ahli dari luar untuk memilih sumber berita dengan citra paling baik, namun mengatakan bahwa cara seperti itu akan mengarah pada "masalah objektivitas".
Zuckerberg menambahkan, Facebook memutuskan untuk mengandalkan pada survei anggota sebagai cara yang paling “obyektif” untuk memeringkat kepercayaan pada sumber berita.
Selanjutnya, Zuckerberg mengatakan, penting bahwa Facebook News Feed "mempromosikan berita berkualitas tinggi yang membantu membangun rasa kesamaan."
Dia juga mengumumkan bahwa Facebook akan mengurangi isi News Feed-nya dari lima persen menjadi empat persen. Ini berarti pengguna akan melihat lebih sedikit berita yang dimuat dan Facebook akan menyediakan lebih banyak postingan dari teman-teman.
Media sosial memang mendapat banyak kritik pada 2017. Bukan hanya Facebook, Twitter pun demikian. Mereka dikritik karena tidak mampu mengatasi fake news atau hoax (berita bohong). Bahkan media sosial dianggap ikut digunakans sebagai alat untuk mempengaruhi pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) dan Brexit (Bristish Exit/Inggris keluar dari komunitas Eropa) di Inggris.
Perusahaan media sosial itu mengatakan, akan meminta lebih dari 2 miliar penggunanya untuk memberi peringkat pada kantor berita yang mereka percayai dalam rangka mengutamakan "berita berkualitas tinggi" dan membedakannya dari sumber yang kurang terpercaya.
Menurut Facebook, sistem peringkat yang baru itu berusaha membedakan antara organisasi berita yang hanya dipercaya oleh pelanggan mereka sendiri dari yang dipercaya secara luas di seluruh masyarakat.
Direktur Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg menulis di sebuah blog yang dimuat hari Jumat (19/1), bahwa perusahaannya tidak "merasa nyaman" untuk menentukan secara sepihak sumber berita mana yang paling dapat dipercaya di dunia yang banyak perbedaan pendapatnya.
"Ada terlalu banyak sensasionalisme, kesalahan informasi dan polarisasi di dunia saat ini," tulis Mark Zuckerberg dalam akun Facebook.
Dia mengatakan, Facebook mempertimbangkan untuk minta para ahli dari luar untuk memilih sumber berita dengan citra paling baik, namun mengatakan bahwa cara seperti itu akan mengarah pada "masalah objektivitas".
Zuckerberg menambahkan, Facebook memutuskan untuk mengandalkan pada survei anggota sebagai cara yang paling “obyektif” untuk memeringkat kepercayaan pada sumber berita.
Selanjutnya, Zuckerberg mengatakan, penting bahwa Facebook News Feed "mempromosikan berita berkualitas tinggi yang membantu membangun rasa kesamaan."
Dia juga mengumumkan bahwa Facebook akan mengurangi isi News Feed-nya dari lima persen menjadi empat persen. Ini berarti pengguna akan melihat lebih sedikit berita yang dimuat dan Facebook akan menyediakan lebih banyak postingan dari teman-teman.
(wbs)