Hasil Penelitian: Kecanduan Smartphone Mampu Merusak Otak
A
A
A
CALIFORNIA - Smartphone saat ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bagaimana tidak, dengan menggunakan smartphone semua hal bisa di akses hanya melalui jari.
Namun tanpa disadari, ketergantungan terhadap smartphone ternyata memiliki dampak buruk bagi penggunanya. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa ketergantungan terhadap smartphone dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
Sebagaimana dilansir dari Ubergizmo, Minggu (3/12/2017), kerusakan yang dimaksud adalah ketidakseimbangan pada kerja otak. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hasil penelitian atau studi yang dipresentasikan oleh Society Radiologi Amerika Utara selama pertemuan tahunan organisasi tersebut.
Studi mengambil sampel remaja saat ini yang umumnya ketergantungan terhadap smartphone dan internet. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari 19 remaja dengan usia rata-rata 15,9 yang didiagnosis kecanduan smartphone. Sedangkan 19 orang lainnya memiliki kontrol "sehat" dengan jenis kelamin dan usia rata-rata yang sama.
Hasilnya, studi mengungkapkan bila remaja yang kecanduan smartphone memiliki skor lebih tinggi dalam hal depresi, kegelisahan, insomnia, dan impulsif. Penelitian pun mengungkapkan bila dibandingkan dengan kontrol remaja yang tidak kecanduan.
Remaja yang kecanduan smartphone memiliki rasio asam gamma aminobutyric (GABA) yang lebih tinggi terhadap glutamat glutamin di korteks anterior cingulate mereka. Sementara studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami implikasi dari temuan tersebut.
Namun tanpa disadari, ketergantungan terhadap smartphone ternyata memiliki dampak buruk bagi penggunanya. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa ketergantungan terhadap smartphone dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
Sebagaimana dilansir dari Ubergizmo, Minggu (3/12/2017), kerusakan yang dimaksud adalah ketidakseimbangan pada kerja otak. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hasil penelitian atau studi yang dipresentasikan oleh Society Radiologi Amerika Utara selama pertemuan tahunan organisasi tersebut.
Studi mengambil sampel remaja saat ini yang umumnya ketergantungan terhadap smartphone dan internet. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari 19 remaja dengan usia rata-rata 15,9 yang didiagnosis kecanduan smartphone. Sedangkan 19 orang lainnya memiliki kontrol "sehat" dengan jenis kelamin dan usia rata-rata yang sama.
Hasilnya, studi mengungkapkan bila remaja yang kecanduan smartphone memiliki skor lebih tinggi dalam hal depresi, kegelisahan, insomnia, dan impulsif. Penelitian pun mengungkapkan bila dibandingkan dengan kontrol remaja yang tidak kecanduan.
Remaja yang kecanduan smartphone memiliki rasio asam gamma aminobutyric (GABA) yang lebih tinggi terhadap glutamat glutamin di korteks anterior cingulate mereka. Sementara studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami implikasi dari temuan tersebut.
(mim)