Ikut Kencan Online? Bersiaplah Anda untuk Kecewa Berat

Selasa, 17 Oktober 2017 - 14:07 WIB
Ikut Kencan Online?...
Ikut Kencan Online? Bersiaplah Anda untuk Kecewa Berat
A A A
JAKARTA - Aplikasi kencan online bertebaran di mana-mana. Para jomblo pun ramai-ramai mendaftarkan diri dengan harapan mendapatkan pasangan hidup.

Namun berdasarkan penelitian, ternyata pengguna layanan dan aplikasi ini harus menyiapkan diri untuk kecewa. Berdasarkan penelitian Kaspersky Lab, ternyata ada pengguna layanan dan aplikasi yang justru mendapatkan pengalaman buruk.

Penelitian Kaspersky Lab menunjukkan, orang-orang yang mencari pasangan jiwanya melalui internet kemungkinan akan merasa kecewa. Sebab banyak yang mendapati informasi dan foto palsu, tautan berbahaya, penipu yang berusaha mendapatkan informasi dari mereka, atau orang yang berbohong tentang apa dicari dalam sebuah hubungan.

Penelitian menunjukkan platform kencan online seperti aplikasi populer semacam Tinder, Bumble, OK Cupid, Badoo hanya 11% yang menggunakan platform ini dengan tujuan menemukan pasangan menikah. Hampir setengahnya atau 48% pengguna aplikasi kencan online yang melakukannya demi bersenang-senang semata, dan 1 dari 10 (13%) tujuannya mencari kepuasan seksual.

"Kencan online merupakan cara bagus bertemu dengan orang-orang baru di dunia online yang selalu sibuk dan terkoneksi. Hal yang biasa untuk dipahami alasan satu dari tiga orang melakukannya.Tapi tidak semua dapat berjalan dengan mulus. Dan bagi mereka yang mencari pasangan hidup melalui online harus menghadapi sejumlah besar informasi palsu, scammers, atau motif tersembunyi dalam prosesnya," kata Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab, Selasa (17/10/2017).

Lebih lanjut dikatakan, ada juga orang yang ingin menggunakan platform kencan online demi tujuan jahat. "Bukan maksud kami menasihati pengguna untuk menghindari kencan online sama sekali, kami hanya mendorong mereka mempertimbangkan keamanan diri di setiap langkahnya," paparnya.

Selain itu, dunia kencan online juga penuh dengan informasi palsu, sehingga bisa menyebabkan lebih banyak masalah lagi bagi yang benar-benar mencari pasangan. Lebih dari separuh (57%) orang mengaku berbohong saat berkencan online dengan memalsukan informasi agar terlihat lebih baik dibanding dalam kehidupan nyata. Selain itu, ada juga yang mencoba menangkap basah pasangannya yang selingkuh.

Penyebaran data palsu merupakan suatu hal yang sangat menjengkelkan bagi orang-orang yang menggunakan layanan kencan online. Rinciannya, satu dari lima (19%) menyatakan bahwa mereka berhenti menggunakan kencan online karena foto palsu, dan satu dari sepuluh orang berhenti menggunakan kencan online karena kebohongan akan adanya sebuah hubungan (12%), dan status hubungan yang tidak jelas (11%) yang mereka temui di platform. Menariknya –dan lebih ironisnya– menemukan informasi palsu merupakan hal yang sangat menjengkelkan bagi para pemalsu dibandingkan bagi pengguna jujur.

Selain merasa terganggu dikarenakan informasi palsu, orang-orang di seluruh dunia menghentikan penggunaan platform kencan online juga dikarenakan ancaman terhadap keamanan online-nya.Sebanyak 1 dari 10 pengguna mengungkapkan, faktor menghadapi penipu yang mencoba memeras informasi pribadi atau keuangan mereka atau dikirimi link jahat atau malware yang menginfeksi perangkat mereka yang mempengaruhi keputusan untuk tidak menggunakan platform ini.

Ketika menghadapi ancaman seperti ini,pengguna yang suka memalsukan data di online cenderung keamanannya dikompromikan. Misalnya, 16% dari mereka yang berbagi informasi palsu perangkat pernah terinfeksi malware, spyware, atau ransomware melalui platform kencan online dibandingkan hanya 5% dari mereka yang tidak berbagi informasi palsu.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0843 seconds (0.1#10.140)