MNC Play Dukung Pelestarian Budaya Warga di Bandung
A
A
A
BANDUNG - MNC Play hadir dalam acara Hakka Ako Amoi Bandung 2017 yang digelar Yayasan Harapan Kasih (Haka) di Gedung Yayasan Haka, Jalan Raden Rangga Kencana Nomor 2A, Kompleks Mekarwangi, Kota Bandung, Jabar, selama dua hari yakni Sabtu–Minggu (14–15/10/2017).
Ketua Hakka Youth Bandung Yulius Koy, sekaligus panitia Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 33 peserta, 20 amoi (gadis) dan 13 ako (bujang). Para peserta Haka Amoi berusia 18–22 tahun dan Haka Ako 18–25 tahun. Mereka merupakan keturunan marga Hakka atau Ke, salah satu marga dari etnis China.
Hakka Ako Amoi Bandung yang digelar sejak 2016 ini, kata Yulius, bertujuan untuk melestarikan budaya etnis Tionghoa dari marga Hakka atau Ke. Caranya dengan mengajak generasi muda mengenal tradisi dan budaya nenek moyangnya. Selain itu, para peserta diajak mengenal sejarah dan akulturasi budaya antara Tionghoa dengan Sunda di Kota Bandung.
Pada Sabtu, para peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengikuti tur keliling kota menggunakan bus pariwisata Bandros mengunjungi Balai Kota Bandung, Jalan Braga, Asia Afrika, Sudirman, Cibadak, Yayasan Dana Sosial Priangan (Jalan Nana Rohana) lalu kembali ke Mekarwangi.
“Kami mengundang periset dari Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagai guide tur keliling Kota Bandung, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan bernilai budaya akulturasi. Dari sini kami berharap para peserta mengerti bahwa budaya di Bandung ini beragam, sehingga mereka lebih awaredan mau melestarikannya,” kata Yulius, Sabtu.
Yulius mengemukakan, Minggu (15/10/2017), panitia mengundang tokoh Sunda Ceu Popong Djunjunan untuk menjadi pembicara di Hakka Ako Amoi Bandung 2017. “Ceu Popong akan mengisi materi tentang akulturasi budaya di Kota Bandung dan Jawa Barat umumnya. Ini penting untuk menambah wawasan peserta tentang keberagaman budaya di Indonesia, terutama Bandung dan Jawa Barat,” papar Yulius.
Malamnya digelar Grandfinal Hakka Ako Amoi Bandung 2017 di Gedung Yayasan Harapan Kasih. Panitia akan memilih finalis yang berhak menyandang gelar Hakka Ako Amoi Bandung 2017.
Mereka mengikuti karantina selama beberapa hari. Dalam proses karantina tersebut, peserta diberikan pembekalan seputar pengetahuan tentang budaya dan tradisi Hakka, pelatihan kepercayaan diri, cara berhias, sampai kemampuan berbicara di depan umum.
“Kami memilih pemenang bukan berdasarkan penilaian fisik semata, tetapi hati. Bagaimana peserta yang terpilih ini menunjukkan kepeduliannya kepada sesama, pelestarian budaya, dan pembauran,” klaimnya.
Sales Banager MNC Play Bandung, Isra Aulia Rachman mengungkapkan, MNC Play sangat mendukung kegiatan komunitas masyarakat seperti Hakka Ako Amoi Bandung 2017 yang digelar oleh Yayasan Harapan Kasih Bandung sebagai upaya pelestarian budaya. Disebutkannya, rtnis dan kebudayaan China telah hadir dalam waktu lama di Indonesia.
MNC Play, sambung Isra, mendukung pelestarian budaya China melalui beberapa channel Interactive Cable TV. Seperti Celestial Movies, Celestial Classic Movies, Miao Mi, dan RED by HBO agar masyarakat dapat mempelajari budaya China melalui berbagai tayangan.
“Kami berharap, Hakka Ako Amoi Bandung yang terpilih dapat membantu komunitasnya dalam melestarikan dan menjaga kekayaan budaya Indonesia,” harap Isra.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara Hakka Ako Amoi Bandung2017, Arianto Setiawan mengatakan,kegiatan ini merupakan wadah untuk menampung aspirasi generasi muda Hakka dan menyalurkan bakat mereka. “Kami mengucapkan terima kasih kepada MNC Play yang membantu mempromosikan acara ini sehingga diketahui masyarakat lebih luas lagi,” ujar Arianto.
Hakka Ako Amoi yang terpilih, tandas Arianto, memiliki tanggung jawab untuk menjalankan program pelestarian kebudayaan Hakka bersama-sama. Mereka juga berperan serta dalamkegiatan Hakka Bandung dan dipersiapkan guna melanjutkan tongkat estafet para senior di Yayasan Harapan Kasih Bandung.
Julius Gunawan (23), salah seorang peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, dirinya termotivasi ikut kegiatan ini karena memberikan peluang lebih memperluas relas dan memupuk kepercayaan diri, termasuk lebih mengenal etnis Hakka.
“Saya sebagai keturunan etnis Hakka terpanggil untuk melestarikan tradisi dan budayanya. Sekaligus ingin lebih mengenal leluhur saya,” kata Julius.
Ungkapan serupa disampaikan Catherine Budiman, pesertai Hakka Amoi Bandung. Catherine mengemukakan, marga Hakka dari etnis China telah lama tinggal di Indonesia.
Sebagai salah satu generasi muda keturunan Hakka, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan tradisi dan budaya nenek moyangnya. “Selain itu saya menilai, banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini, salah satunya meningkatkan kepercayaan diri dan menjalin relasi lebih luas,” tandas Catherine.
Tokoh Sunda Ceu Popong memberikan materi kepada peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 di Gedung Yayasan Harapan Kasih Bandung, Kompleks Mekarwangi, Minggu (15/10/2017). Ceu Popong memberikan wawasan tentang keberagaman, pembauran, dan akulturasi budaya di Kota Bandung serta upaya pelestariannya.Foto/Agus Warudi/SINDOnews
MNC Play Dukung Pelestarian Budaya di Bandung
BANDUNG– MNC Playhadir dalamacaraHakka Ako Amoi Bandung 2017yang digelar Yayasan Harapan Kasih (Haka) di Gedung Yayasan Haka, Jalan Raden Rangga Kencana Nomor 2A , Kompleks Mekarwangi, Kota Bandung, Jabar, selama dua hari yakni Sabtu–Minggu (14–15/10/2017).
Ketua Hakka Youth Bandung Yulius Koy, sekaligus panitiaHakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 33 peserta, 20 amoi(gadis) dan 13ako(bujang). Para peserta Haka Amoi berusia 18–22 tahun dan Haka Ako 18–25 tahun.Mereka merupakan keturunan marga Hakka atau Ke, salah satu marga dari etnis Tionghoa.
Hakka Ako Amoi Bandungyang digelar sejak 2016 ini, kata Yulius, bertujuan untuk melestarikan budaya etnis Tionghoa dari marga Hakka atau Ke. Caranya dengan mengajak generasi muda mengenal tradisi dan budaya nenek moyangnya. Selain itu,para pesertadiajak mengenal sejarah dan akulturasi budaya antara Tionghoa dengan Sunda di Kota Bandung.
Pada Sabtu, para peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengikuti tur keliling kota menggunakan bus pariwisata Bandros mengunjungi Balai Kota Bandung, Jalan Braga, Asia Afrika, Sudirman, Cibadak, Yayasan Dana Sosial Priangan (Jalan Nana Rohana) lalu kembali ke Mekarwangi.
“Kami mengundang periset dari Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagaiguidetur keliling Kota Bandung, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan bernilai budaya akulturasi. Dari sini kami berharap para peserta mengerti bahwa budaya di Bandung ini beragam, sehingga mereka lebihawaredan mau melestarikannya,” kata Yulius, Sabtu.
Yulius mengemukakan, Minggu (15/10/2017), panitia mengundang tokoh Sunda Ceu Popong Djunjunan untuk menjadi pembicara diHakka Ako Amoi Bandung 2017. “Ceu Popong akan mengisi materi tentang akulturasi budaya di Kota Bandung dan Jawa Barat umumnya. Ini penting untuk menambah wawasan peserta tentang keberagaman budaya di Indonesia, terutama Bandung dan Jawa Barat,” papar Yulius.
Malamnya digelar GrandfinalHakka Ako Amoi Bandung 2017di Gedung Yayasan Harapan Kasih. Panitia akan memilih finalis yang berhak menyandang gelar Hakka Ako Amoi Bandung 2017.
Merekamengikuti karantina selama beberapa hari. Dalam proses karantina tersebut,pesertadiberikan pembekalan seputar pengetahuan tentang budayadan tradisiHakka, pelatihan kepercayaan diri, cara berhias, sampaikemampuanberbicara di depan umum.
“Kami memilih pemenang bukan berdasarkan penilaian fisik semata, tetapi hati. Bagaimana peserta yang terpilih ini menunjukkan kepeduliannya kepada sesama, pelestarian budaya, dan pembauran,” klaimnya.
Sales Banager MNC Play Bandung, Isra Aulia Rachman mengungkapkan, MNC Play sangatmendukung kegiatan komunitas masyarakatseperti Hakka Ako Amoi Bandung 2017 yangdigelaroleh Yayasan Harapan KasihBandungsebagai upaya pelestarian budaya.Disebutkannya, rtnis dan kebudayaan China telah hadirdalam waktu lama di Indonesia.
MNC Play, sambung Isra,mendukungpelestarian budaya China melalui beberapachannelInteractive Cable TV.SepertiCelestial Movies,Celestial Classic Movies,Miao Mi, danRED by HBO agar masyarakatdapat mempelajari budaya China melalui berbagai tayangan.
“Kami berharap, HakkaAko Amoi Bandung yangterpilih dapat membantu komunitasnya dalam melestarikandanmenjaga kekayaanbudaya Indonesia,”harap Isra.
Sementara KetuaPanitia Penyelenggara Hakka Ako Amoi Bandung2017,Arianto Setiawan mengatakan,kegiatan ini merupakanwadah untuk menampung aspirasi generasi mudaHakka danmenyalurkanbakat mereka. “Kami mengucapkan terima kasih kepada MNC Play yang membantu mempromosikan acara ini sehingga diketahui masyarakat lebih luas lagi,” ujar Arianto.
Hakka Ako Amoiyang terpilih, tandas Arianto,memiliki tanggung jawab untuk menjalankan program pelestarian kebudayaan Hakka bersama-sama. Mereka juga berperan sertadalamkegiatan Hakka Bandung dan dipersiapkan guna melanjutkan tongkat estafet para seniordiYayasan Harapan Kasih Bandung.
Julius Gunawan (23), salah seorang peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, dirinya termotivasi ikut kegiatan ini karena memberikan peluang lebih memperluas relas dan memupuk kepercayaan diri, termasuk lebih mengenal etnis Hakka.
“Saya sebagai keturunan etnis Hakka terpanggil untuk melestarikan tradisi dan budayanya. Sekaligus ingin lebih mengenal leluhur saya,” kata Julius.
Ungkapan serupa disampaikan Catherine Budiman, pesertai Hakka Amoi Bandung. Catherine mengemukakan, marga Hakka dari etnis China telah lama tinggal di Indonesia.
Sebagai salah satu generasi muda keturunan Hakka, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan tradisi dan budaya nenek moyangnya. “Selain itu saya menilai, banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini, salah satunya meningkatkan kepercayaan diri dan menjalin relasi lebih luas,” tandas Catherine.
Ketua Hakka Youth Bandung Yulius Koy, sekaligus panitia Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 33 peserta, 20 amoi (gadis) dan 13 ako (bujang). Para peserta Haka Amoi berusia 18–22 tahun dan Haka Ako 18–25 tahun. Mereka merupakan keturunan marga Hakka atau Ke, salah satu marga dari etnis China.
Hakka Ako Amoi Bandung yang digelar sejak 2016 ini, kata Yulius, bertujuan untuk melestarikan budaya etnis Tionghoa dari marga Hakka atau Ke. Caranya dengan mengajak generasi muda mengenal tradisi dan budaya nenek moyangnya. Selain itu, para peserta diajak mengenal sejarah dan akulturasi budaya antara Tionghoa dengan Sunda di Kota Bandung.
Pada Sabtu, para peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengikuti tur keliling kota menggunakan bus pariwisata Bandros mengunjungi Balai Kota Bandung, Jalan Braga, Asia Afrika, Sudirman, Cibadak, Yayasan Dana Sosial Priangan (Jalan Nana Rohana) lalu kembali ke Mekarwangi.
“Kami mengundang periset dari Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagai guide tur keliling Kota Bandung, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan bernilai budaya akulturasi. Dari sini kami berharap para peserta mengerti bahwa budaya di Bandung ini beragam, sehingga mereka lebih awaredan mau melestarikannya,” kata Yulius, Sabtu.
Yulius mengemukakan, Minggu (15/10/2017), panitia mengundang tokoh Sunda Ceu Popong Djunjunan untuk menjadi pembicara di Hakka Ako Amoi Bandung 2017. “Ceu Popong akan mengisi materi tentang akulturasi budaya di Kota Bandung dan Jawa Barat umumnya. Ini penting untuk menambah wawasan peserta tentang keberagaman budaya di Indonesia, terutama Bandung dan Jawa Barat,” papar Yulius.
Malamnya digelar Grandfinal Hakka Ako Amoi Bandung 2017 di Gedung Yayasan Harapan Kasih. Panitia akan memilih finalis yang berhak menyandang gelar Hakka Ako Amoi Bandung 2017.
Mereka mengikuti karantina selama beberapa hari. Dalam proses karantina tersebut, peserta diberikan pembekalan seputar pengetahuan tentang budaya dan tradisi Hakka, pelatihan kepercayaan diri, cara berhias, sampai kemampuan berbicara di depan umum.
“Kami memilih pemenang bukan berdasarkan penilaian fisik semata, tetapi hati. Bagaimana peserta yang terpilih ini menunjukkan kepeduliannya kepada sesama, pelestarian budaya, dan pembauran,” klaimnya.
Sales Banager MNC Play Bandung, Isra Aulia Rachman mengungkapkan, MNC Play sangat mendukung kegiatan komunitas masyarakat seperti Hakka Ako Amoi Bandung 2017 yang digelar oleh Yayasan Harapan Kasih Bandung sebagai upaya pelestarian budaya. Disebutkannya, rtnis dan kebudayaan China telah hadir dalam waktu lama di Indonesia.
MNC Play, sambung Isra, mendukung pelestarian budaya China melalui beberapa channel Interactive Cable TV. Seperti Celestial Movies, Celestial Classic Movies, Miao Mi, dan RED by HBO agar masyarakat dapat mempelajari budaya China melalui berbagai tayangan.
“Kami berharap, Hakka Ako Amoi Bandung yang terpilih dapat membantu komunitasnya dalam melestarikan dan menjaga kekayaan budaya Indonesia,” harap Isra.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara Hakka Ako Amoi Bandung2017, Arianto Setiawan mengatakan,kegiatan ini merupakan wadah untuk menampung aspirasi generasi muda Hakka dan menyalurkan bakat mereka. “Kami mengucapkan terima kasih kepada MNC Play yang membantu mempromosikan acara ini sehingga diketahui masyarakat lebih luas lagi,” ujar Arianto.
Hakka Ako Amoi yang terpilih, tandas Arianto, memiliki tanggung jawab untuk menjalankan program pelestarian kebudayaan Hakka bersama-sama. Mereka juga berperan serta dalamkegiatan Hakka Bandung dan dipersiapkan guna melanjutkan tongkat estafet para senior di Yayasan Harapan Kasih Bandung.
Julius Gunawan (23), salah seorang peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, dirinya termotivasi ikut kegiatan ini karena memberikan peluang lebih memperluas relas dan memupuk kepercayaan diri, termasuk lebih mengenal etnis Hakka.
“Saya sebagai keturunan etnis Hakka terpanggil untuk melestarikan tradisi dan budayanya. Sekaligus ingin lebih mengenal leluhur saya,” kata Julius.
Ungkapan serupa disampaikan Catherine Budiman, pesertai Hakka Amoi Bandung. Catherine mengemukakan, marga Hakka dari etnis China telah lama tinggal di Indonesia.
Sebagai salah satu generasi muda keturunan Hakka, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan tradisi dan budaya nenek moyangnya. “Selain itu saya menilai, banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini, salah satunya meningkatkan kepercayaan diri dan menjalin relasi lebih luas,” tandas Catherine.
Tokoh Sunda Ceu Popong memberikan materi kepada peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 di Gedung Yayasan Harapan Kasih Bandung, Kompleks Mekarwangi, Minggu (15/10/2017). Ceu Popong memberikan wawasan tentang keberagaman, pembauran, dan akulturasi budaya di Kota Bandung serta upaya pelestariannya.Foto/Agus Warudi/SINDOnews
MNC Play Dukung Pelestarian Budaya di Bandung
BANDUNG– MNC Playhadir dalamacaraHakka Ako Amoi Bandung 2017yang digelar Yayasan Harapan Kasih (Haka) di Gedung Yayasan Haka, Jalan Raden Rangga Kencana Nomor 2A , Kompleks Mekarwangi, Kota Bandung, Jabar, selama dua hari yakni Sabtu–Minggu (14–15/10/2017).
Ketua Hakka Youth Bandung Yulius Koy, sekaligus panitiaHakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 33 peserta, 20 amoi(gadis) dan 13ako(bujang). Para peserta Haka Amoi berusia 18–22 tahun dan Haka Ako 18–25 tahun.Mereka merupakan keturunan marga Hakka atau Ke, salah satu marga dari etnis Tionghoa.
Hakka Ako Amoi Bandungyang digelar sejak 2016 ini, kata Yulius, bertujuan untuk melestarikan budaya etnis Tionghoa dari marga Hakka atau Ke. Caranya dengan mengajak generasi muda mengenal tradisi dan budaya nenek moyangnya. Selain itu,para pesertadiajak mengenal sejarah dan akulturasi budaya antara Tionghoa dengan Sunda di Kota Bandung.
Pada Sabtu, para peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengikuti tur keliling kota menggunakan bus pariwisata Bandros mengunjungi Balai Kota Bandung, Jalan Braga, Asia Afrika, Sudirman, Cibadak, Yayasan Dana Sosial Priangan (Jalan Nana Rohana) lalu kembali ke Mekarwangi.
“Kami mengundang periset dari Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagaiguidetur keliling Kota Bandung, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan bernilai budaya akulturasi. Dari sini kami berharap para peserta mengerti bahwa budaya di Bandung ini beragam, sehingga mereka lebihawaredan mau melestarikannya,” kata Yulius, Sabtu.
Yulius mengemukakan, Minggu (15/10/2017), panitia mengundang tokoh Sunda Ceu Popong Djunjunan untuk menjadi pembicara diHakka Ako Amoi Bandung 2017. “Ceu Popong akan mengisi materi tentang akulturasi budaya di Kota Bandung dan Jawa Barat umumnya. Ini penting untuk menambah wawasan peserta tentang keberagaman budaya di Indonesia, terutama Bandung dan Jawa Barat,” papar Yulius.
Malamnya digelar GrandfinalHakka Ako Amoi Bandung 2017di Gedung Yayasan Harapan Kasih. Panitia akan memilih finalis yang berhak menyandang gelar Hakka Ako Amoi Bandung 2017.
Merekamengikuti karantina selama beberapa hari. Dalam proses karantina tersebut,pesertadiberikan pembekalan seputar pengetahuan tentang budayadan tradisiHakka, pelatihan kepercayaan diri, cara berhias, sampaikemampuanberbicara di depan umum.
“Kami memilih pemenang bukan berdasarkan penilaian fisik semata, tetapi hati. Bagaimana peserta yang terpilih ini menunjukkan kepeduliannya kepada sesama, pelestarian budaya, dan pembauran,” klaimnya.
Sales Banager MNC Play Bandung, Isra Aulia Rachman mengungkapkan, MNC Play sangatmendukung kegiatan komunitas masyarakatseperti Hakka Ako Amoi Bandung 2017 yangdigelaroleh Yayasan Harapan KasihBandungsebagai upaya pelestarian budaya.Disebutkannya, rtnis dan kebudayaan China telah hadirdalam waktu lama di Indonesia.
MNC Play, sambung Isra,mendukungpelestarian budaya China melalui beberapachannelInteractive Cable TV.SepertiCelestial Movies,Celestial Classic Movies,Miao Mi, danRED by HBO agar masyarakatdapat mempelajari budaya China melalui berbagai tayangan.
“Kami berharap, HakkaAko Amoi Bandung yangterpilih dapat membantu komunitasnya dalam melestarikandanmenjaga kekayaanbudaya Indonesia,”harap Isra.
Sementara KetuaPanitia Penyelenggara Hakka Ako Amoi Bandung2017,Arianto Setiawan mengatakan,kegiatan ini merupakanwadah untuk menampung aspirasi generasi mudaHakka danmenyalurkanbakat mereka. “Kami mengucapkan terima kasih kepada MNC Play yang membantu mempromosikan acara ini sehingga diketahui masyarakat lebih luas lagi,” ujar Arianto.
Hakka Ako Amoiyang terpilih, tandas Arianto,memiliki tanggung jawab untuk menjalankan program pelestarian kebudayaan Hakka bersama-sama. Mereka juga berperan sertadalamkegiatan Hakka Bandung dan dipersiapkan guna melanjutkan tongkat estafet para seniordiYayasan Harapan Kasih Bandung.
Julius Gunawan (23), salah seorang peserta Hakka Ako Amoi Bandung 2017 mengatakan, dirinya termotivasi ikut kegiatan ini karena memberikan peluang lebih memperluas relas dan memupuk kepercayaan diri, termasuk lebih mengenal etnis Hakka.
“Saya sebagai keturunan etnis Hakka terpanggil untuk melestarikan tradisi dan budayanya. Sekaligus ingin lebih mengenal leluhur saya,” kata Julius.
Ungkapan serupa disampaikan Catherine Budiman, pesertai Hakka Amoi Bandung. Catherine mengemukakan, marga Hakka dari etnis China telah lama tinggal di Indonesia.
Sebagai salah satu generasi muda keturunan Hakka, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan tradisi dan budaya nenek moyangnya. “Selain itu saya menilai, banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini, salah satunya meningkatkan kepercayaan diri dan menjalin relasi lebih luas,” tandas Catherine.
(mim)