Bye 3D, Produsen TV Fokus Teknologi Super UHD, OLED, HDR

Jum'at, 07 Juli 2017 - 16:01 WIB
Bye 3D, Produsen TV Fokus Teknologi Super UHD, OLED, HDR
Bye 3D, Produsen TV Fokus Teknologi Super UHD, OLED, HDR
A A A
JAKARTA - Tahun ini semua pabrikan televisi (TV) yang memasarkan produknya di Indonesia sepakat menghentikan pengembangan teknologi tiga dimensi (3D) pada produknya. Bahkan pabrikan yang dulu giat menyosialisasikan teknologi tersebut, yakni LG, mengonfirmasikan ikut menghilangkan fitur 3D dalam jajaran TV premiumnya.

Pabrikan seperti Sharp dan TCL juga tak memajang TV 3D-nya saat perhelatan Consumer Electronic Show (CES) 2017 lalu. Kini semua pabrikan fokus pada pengembangan teknologi TV lainnya, seperti Super UHD, OLED, dan High Dynamic Range (HDR).

Booming TV 3D di Indonesia dimulai pada 2010. Keberadaan film Avatar yang dibuat dalam versi 3D ikut mendongkrat minat masyarakat membeli TV 3D.

Seperti dibioskop, supaya menikmati konten 3D, kita diwajibkan menggunakan kacamata 3D yang disertakan dalam penjualan televisi. Namun pengembangan konten 3D baik sebagai tontonan maupun games pada akhirnya kurang direspons.

Bisa jadi ada kekhawatiran terkait kesehatan, khususnya mata, mengingat penontonnya menggunakan kacamata khusus yang ditenagai baterai. Padahal LG sendiri memiliki teknologi kacamata pasif yang tak membutuhkan baterai dan sekarang mereka fokus pada teknologi super UHD dan OLED TV.

Riset yang mempelajari proses orang dalam memilih dan membeli TV juga tidak menempatkan perangkat tersebut di daftar prioritasnya. Sony pun memutuskan tak lagi mengembangkan 3D di model-model keluaran 2017.

Hilangnya minat masyarakat menikmati konten 3D bisa terlihat dalam riset NPD Group. Yakni, perangkat pemutar DVD Blu-ray berkemampuan 3D menurun penjualannya dari 40% pada 2012 menjadi 25% di 2015. Kemudian hanya tersisa 11% dari penjualan player di 2016.

Sementara itu, Sharp juga mengucapkan selamat tinggal pada teknologi 3D. “Sharp secara global juga ikut meninggalkan fitur 3D dikarenakan teknologinya yang tidak ada kemajuan dan membuat kurang nyaman pada mata,” ungkap Andry Adi Utomo, National Sales Senior GM Sharp Electronics Indonesia, Jumat (7/7/2017).

Dikatakannya, teknologi 3D ditinggalkan lantaran terbatasnya film-film 3D. Selain itu, penonton merasa matanya cepat lelah jika secara terus menerus dipaksakan menonton tayangan film. “Televisi 3D cocok dipergunakan untuk main games yang tidak memakan waktu lama,” imbuhnya.

Ditanya fokus teknologi TV sekarang, Andry Adi Utomo mengatakan, Sharp tengah fokus pada teknologi 4K dan SmartTV. “Kedepannya kami akan fokus ke HDR dan 8K,” pungkasnya.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0123 seconds (0.1#10.140)