Penuhi TKDN Hingga 40%, Vivo Siap Bangun Pabrik Kedua
A
A
A
JAKARTA - Tingkat Komposisi Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30% menjadi hal wajib bagi para pelaku industri teknologi. Tidak pandang buluh, siapapun wajib melaksanakan kebijakan tersebut jika ingin tetap bertahan di Indonesia.
Menunjukkan komitmennya terhadap Indonesia, PT Vivo Mobile Indonesia telah melampaui standar TKDN pemerintah dengan persentase 32% di Kuartal I 2017. Selain itu, Vivo berencana untuk membangun pabrik keduanya di Indonesia pada akhir tahun 2017 yang diharapkan dapat mendorong tercapainya target persentase komponen lokal hingga 40%.
Peter Wang, Brand Director Vivo Mobile Indonesia mengungkapkan, PT Vivo Mobile Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan nilai isian dalam persentase komponen produksi dalam negeri serta berkomitmen untuk terus menjalankan bisnisnya di Indonesia.
"Puji syukur karena persentase komponen lokal dalam negeri kami telah berhasil memenuhi syarat pemerintah dan bahkan lebih. Pemenuhan kandungan lokal dalam negeri merupakan salah satu bukti bahwa PT Vivo Mobile Indonesia bersungguh-sungguh menjalankan bisnis di Indonesia," kata Peter, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/5/2017).
Selain pembangunan pabrik, Vivo Smartphone juga berencana untuk membangun Pusat Pengembangan Riset (R&D) di Indonesia. Menyusul 7 pusat R&D yang tersebar di Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang'an China serta San Diego dan Sillicon Valley Amerika Serikat, pembangunan Pusat R&D di Indonesia dipersiapkan untuk memenuhi pasar di Asia Tenggara serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu kiblat untuk tren teknologi Smartphone Asia Tenggara.
Kedepan, PT Vivo Mobile Indonesia menargetkan cakupan produksi lokal dapat mencapai 1 juta smartphone pertahunnya. Penambahan pabrik lokal kedua di Indonesia diharapkan bukan hanya untuk dapat beroperasi memenuhi permintaan pasar smartphone Indonesia, namun juga menjadi kontribusi nyata PT Vivo Mobile Indonesia untuk mendukung peningkatan perekonomian Indonesia.
Menunjukkan komitmennya terhadap Indonesia, PT Vivo Mobile Indonesia telah melampaui standar TKDN pemerintah dengan persentase 32% di Kuartal I 2017. Selain itu, Vivo berencana untuk membangun pabrik keduanya di Indonesia pada akhir tahun 2017 yang diharapkan dapat mendorong tercapainya target persentase komponen lokal hingga 40%.
Peter Wang, Brand Director Vivo Mobile Indonesia mengungkapkan, PT Vivo Mobile Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan nilai isian dalam persentase komponen produksi dalam negeri serta berkomitmen untuk terus menjalankan bisnisnya di Indonesia.
"Puji syukur karena persentase komponen lokal dalam negeri kami telah berhasil memenuhi syarat pemerintah dan bahkan lebih. Pemenuhan kandungan lokal dalam negeri merupakan salah satu bukti bahwa PT Vivo Mobile Indonesia bersungguh-sungguh menjalankan bisnis di Indonesia," kata Peter, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/5/2017).
Selain pembangunan pabrik, Vivo Smartphone juga berencana untuk membangun Pusat Pengembangan Riset (R&D) di Indonesia. Menyusul 7 pusat R&D yang tersebar di Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang'an China serta San Diego dan Sillicon Valley Amerika Serikat, pembangunan Pusat R&D di Indonesia dipersiapkan untuk memenuhi pasar di Asia Tenggara serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu kiblat untuk tren teknologi Smartphone Asia Tenggara.
Kedepan, PT Vivo Mobile Indonesia menargetkan cakupan produksi lokal dapat mencapai 1 juta smartphone pertahunnya. Penambahan pabrik lokal kedua di Indonesia diharapkan bukan hanya untuk dapat beroperasi memenuhi permintaan pasar smartphone Indonesia, namun juga menjadi kontribusi nyata PT Vivo Mobile Indonesia untuk mendukung peningkatan perekonomian Indonesia.
(wbs)