Terima Kucuran Dana, Printerous Ingin Kuasai Pasar Percetakan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan percetakan online berbasis Indonesia, Printerous, mengklaim telah memperoleh investasi sebesar Rp18 miliar pra-seri A yang dipimpin oleh Golden Gate Ventures dari Singapura, yang diikuti oleh Sovereign’s Capital asal Amerika Serikat, dan grup bisnis Gunung Sewu Kencana dari Indonesia.
Perusahaan akan menggunakan investasi baru ini untuk akuisisi dan retensi pengguna, hal ini dilakukan dengan meningkatkan seluruh aspek bisnis agar bisa menjadi pemimpin pasar percetakan di Indonesia.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari berbagai investor lokal dan internasional. Bukan hanya investasi, kami juga diperkaya dengan penasehat-penasehat, values, serta jaringan usaha yang luas.” Ini pertama kalinya Gunung Sewu Kencana menyentuh ranah usaha teknologi di tanah air. Dengan pengalaman usaha lebih dari 60 tahun, sinergi dengan tim Gunung Sewu Kencana menjadi aset yang sangat berharga bagi Printerous," ujar CEO Printerous, Kevin Osmond, dalam keterangan resminya, Jumat (24/2/2017).
Sementara itu, Justin Hall, Principal di Golden Gate Ventures mengungkapkan, "Salah satu keunggulan utama kami dari dulu adalah jaringan yang kami miliki di Indonesia, dengan mitra, korporasi, dan penanam modal yang strategis. Kami tidak hanya memanfaatkan jaringan ini untuk membantu Printerous mengembangkan pipeline penjualan mereka yang luas dan meningkatkan omzetnya, namun kami juga akan melibatkan mitra kami untuk mendukung finansial Printerous hingga mencapai tahap bisnis mandiri dan berkelanjutan."
Sebelumnya, Printerous sudah mendapatkan investasi dari RMKB Ventures dan anggota keluarga Tahir. Semenjak itu, Printerous mulai menjalankan model usaha business-to-business (B2B) dengan tujuan menjadi penyedia layanan percetakan utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Justin setuju dengan Kevin soal sektor percetakan B2B. “Kami sangat percaya ide ini: bisnis memiliki kebutuhan percetakan yang konsisten dan berharga untuk banyak hal seperti kartu nama, brosur, flyer, hingga spanduk. Terlebih lagi, industri UKM (Usaha Kecil Menengah) sedang bertumbuh pesat. UKM mewakili 95 persen bisnis di Indonesia, dan kami yakin Printerous berada dalam posisi yang tepat untuk melayani semuanya,” ujar Justin.
Menurut Hewlett Packard Asia Pacific, keseluruhan industri percetakan di Indonesia bernilai 73 triliun rupiah (5,5 miliar dollar AS) di tahun 2014. Studi lebih lanjut oleh Economist Intelligence Unit memprediksi sektor percetakan di Indonesia akan menembus angka 121 triliun rupiah (9,1 miliar dollar AS) di tahun 2017, menjadikan Indonesia negara terdepan dalam bisnis percetakan di Asia Tenggara.
Perusahaan akan menggunakan investasi baru ini untuk akuisisi dan retensi pengguna, hal ini dilakukan dengan meningkatkan seluruh aspek bisnis agar bisa menjadi pemimpin pasar percetakan di Indonesia.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari berbagai investor lokal dan internasional. Bukan hanya investasi, kami juga diperkaya dengan penasehat-penasehat, values, serta jaringan usaha yang luas.” Ini pertama kalinya Gunung Sewu Kencana menyentuh ranah usaha teknologi di tanah air. Dengan pengalaman usaha lebih dari 60 tahun, sinergi dengan tim Gunung Sewu Kencana menjadi aset yang sangat berharga bagi Printerous," ujar CEO Printerous, Kevin Osmond, dalam keterangan resminya, Jumat (24/2/2017).
Sementara itu, Justin Hall, Principal di Golden Gate Ventures mengungkapkan, "Salah satu keunggulan utama kami dari dulu adalah jaringan yang kami miliki di Indonesia, dengan mitra, korporasi, dan penanam modal yang strategis. Kami tidak hanya memanfaatkan jaringan ini untuk membantu Printerous mengembangkan pipeline penjualan mereka yang luas dan meningkatkan omzetnya, namun kami juga akan melibatkan mitra kami untuk mendukung finansial Printerous hingga mencapai tahap bisnis mandiri dan berkelanjutan."
Sebelumnya, Printerous sudah mendapatkan investasi dari RMKB Ventures dan anggota keluarga Tahir. Semenjak itu, Printerous mulai menjalankan model usaha business-to-business (B2B) dengan tujuan menjadi penyedia layanan percetakan utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Justin setuju dengan Kevin soal sektor percetakan B2B. “Kami sangat percaya ide ini: bisnis memiliki kebutuhan percetakan yang konsisten dan berharga untuk banyak hal seperti kartu nama, brosur, flyer, hingga spanduk. Terlebih lagi, industri UKM (Usaha Kecil Menengah) sedang bertumbuh pesat. UKM mewakili 95 persen bisnis di Indonesia, dan kami yakin Printerous berada dalam posisi yang tepat untuk melayani semuanya,” ujar Justin.
Menurut Hewlett Packard Asia Pacific, keseluruhan industri percetakan di Indonesia bernilai 73 triliun rupiah (5,5 miliar dollar AS) di tahun 2014. Studi lebih lanjut oleh Economist Intelligence Unit memprediksi sektor percetakan di Indonesia akan menembus angka 121 triliun rupiah (9,1 miliar dollar AS) di tahun 2017, menjadikan Indonesia negara terdepan dalam bisnis percetakan di Asia Tenggara.
(wbs)