Keuntungan Masih Tipis, BlackBerry Tetap Fokus Bikin Software
Keuntungan Masih Tipis, BlackBerry Tetap Fokus Bikin Software
A
A
A
OTTAWA - BlackBerry telah memfokuskan bisnisnya pada layanan dan software meski pertumbuhannya lambat. Bahkan dalam sebuah laporan, laba mereka pada kuartal ketiga 2016 belum memenuhi harapan.
Seperti dilansir dari ZDNET, Seniin (26/12/2016), perusahaan hanya meraup laba USD 301 juta (sekitar Rp4 triliun), sedangkan prediksi laba yang diharapkan BlackBerry merupakan USD 332 juta (Rp 4,4 triliun).
Meski begitu, saham BlackBerry dikabarkan meningkat lebih dari 2% dalam perdagangan pre-market. Awal tahun ini, BlackBerry menyebut sedang dalam transisi dari yang mulanya memproduksi handset menjdi perusahaan pembesut software dan layanan yang memiliki spesialisasi di bidang keamanan dan manajemen product untuk konsumen bidang enterprise.
Walau keuntungan pada kuartal tersebut dianggap kecil, perusahaan masih optimistis mengembangkan layanan dan software yang kini digeluti sebelum jatuh seperti bisnis ponselnya. Awal tahun ini, penurunan laba dari unit smartphone mencapai 23% atau turun sebesar USD 62 juta (Rp 837,8 miliar) dari USD 220 juta (Rp 2,97 triliun) pada tahun sebelumnya.
Sementara unit software dan layanan enterprise hanya membukukan sebesar USD 160 juta (Rp 2,16 triliun). CEO BlackBerry John Chen mengatakan, ia tetap optimistis dengan kondisi sesaat ini.
"Pencapaian kami cukup signifikan pada kuartal ketiga, hingga kami bakal melanjutkan untuk mengubah infrastruktur dan operasional untuk mendukung bisnis software enterprise," kata Chen. Maka itu, perusahaan berupaya meningkatkan pendapatannya untuk mencapai titik impas atau lebih dari itu.
Seperti dilansir dari ZDNET, Seniin (26/12/2016), perusahaan hanya meraup laba USD 301 juta (sekitar Rp4 triliun), sedangkan prediksi laba yang diharapkan BlackBerry merupakan USD 332 juta (Rp 4,4 triliun).
Meski begitu, saham BlackBerry dikabarkan meningkat lebih dari 2% dalam perdagangan pre-market. Awal tahun ini, BlackBerry menyebut sedang dalam transisi dari yang mulanya memproduksi handset menjdi perusahaan pembesut software dan layanan yang memiliki spesialisasi di bidang keamanan dan manajemen product untuk konsumen bidang enterprise.
Walau keuntungan pada kuartal tersebut dianggap kecil, perusahaan masih optimistis mengembangkan layanan dan software yang kini digeluti sebelum jatuh seperti bisnis ponselnya. Awal tahun ini, penurunan laba dari unit smartphone mencapai 23% atau turun sebesar USD 62 juta (Rp 837,8 miliar) dari USD 220 juta (Rp 2,97 triliun) pada tahun sebelumnya.
Sementara unit software dan layanan enterprise hanya membukukan sebesar USD 160 juta (Rp 2,16 triliun). CEO BlackBerry John Chen mengatakan, ia tetap optimistis dengan kondisi sesaat ini.
"Pencapaian kami cukup signifikan pada kuartal ketiga, hingga kami bakal melanjutkan untuk mengubah infrastruktur dan operasional untuk mendukung bisnis software enterprise," kata Chen. Maka itu, perusahaan berupaya meningkatkan pendapatannya untuk mencapai titik impas atau lebih dari itu.
(wbs)
Explore More