Gara-gara 'Babi Terbang', Alibaba Dikecam
A
A
A
BEIJING - Alibaba, dituntut untuk mengubah nama salah satu aplikasi layanannya yang bernama Fei Zhu’ atau ‘Babi Terbang’. Pasalnya anak perusahaan yang didirikan Jack Ma dianggap tak menghormati warga muslim di China.
Protes pertama datang dari seorang pengusaha makanan ringan di China. Adil Mamattura, pria Muslim beretnis Uighur tersebut mempertanyakan alasan perusahaan itu mengganti namanya menjadi hewan yang tabu bagi umat tertentu. Padahal sebelumnya aplikasi itu bernama Alitrip.
“Tetapi sekarang Alitrip telah mengganti namanya menjadi Babi Terbang. Saya jadi keluar dari aplikasi itu dan saya rasa langkah ini diambil juga oleh teman-teman Muslim saya. Karena kata babi adalah tabu bagi seluruh Muslim di dunia. Alibaba adalah perusahaan internasional, bagaimana bisa dia tidak mempertimbangkan hal ini?” ujarnya dalam akun jejaring sosial kreasi China, Sina Weibo, seperti dilansir dari BBC, Rabu (2/11/2016).
Kecaman Mammatura sejurus kemudian menjadi heboh di kalangan warganet Negeri Panda. Beberapa setuju dengannya, sementara kebanyakan mencemooh dia.
Warganet tersebut menjelaskan, bagaimana pun, babi adalah hewan ikonis dalam budaya China. Mamalia yang dianggap haram oleh umat Islam itu bahkan termasuk dalam perhitungan 12 shio atau lambang zodiak di Negeri Tirai Bambu.
Jadi kalau Mamattura mencela pilihan kata Alibaba, menurutnya sama saja pria Uighur itu menyuruh China menghilangkan semua rujukan kata ‘babi’ dari budaya populer dan literaturnya.
Setelah empat hari membiarkan pesannya itu tersebar luas, Mamattura menghapusnya pada Minggu 30 Oktober malam. Pemilik toko makanan kecil itu juga meminta maaf atas pendapatnya yang menyinggung.
Juru bicara Feizhu menjelaskan, pengubahan nama itu sebenarnya ditujukan untuk menarik kalangan pemuda. Nama itu diharapkan dapat merefleksikan aspirasi anak muda di China untuk mengejar mimpinya, duduk anteng, dan menikmati hidup. Alibaba meyakinkan, mereka sama sekali tidak bermaksud mendiskriminasi keyakinan maupun agama tertentu.
Protes pertama datang dari seorang pengusaha makanan ringan di China. Adil Mamattura, pria Muslim beretnis Uighur tersebut mempertanyakan alasan perusahaan itu mengganti namanya menjadi hewan yang tabu bagi umat tertentu. Padahal sebelumnya aplikasi itu bernama Alitrip.
“Tetapi sekarang Alitrip telah mengganti namanya menjadi Babi Terbang. Saya jadi keluar dari aplikasi itu dan saya rasa langkah ini diambil juga oleh teman-teman Muslim saya. Karena kata babi adalah tabu bagi seluruh Muslim di dunia. Alibaba adalah perusahaan internasional, bagaimana bisa dia tidak mempertimbangkan hal ini?” ujarnya dalam akun jejaring sosial kreasi China, Sina Weibo, seperti dilansir dari BBC, Rabu (2/11/2016).
Kecaman Mammatura sejurus kemudian menjadi heboh di kalangan warganet Negeri Panda. Beberapa setuju dengannya, sementara kebanyakan mencemooh dia.
Warganet tersebut menjelaskan, bagaimana pun, babi adalah hewan ikonis dalam budaya China. Mamalia yang dianggap haram oleh umat Islam itu bahkan termasuk dalam perhitungan 12 shio atau lambang zodiak di Negeri Tirai Bambu.
Jadi kalau Mamattura mencela pilihan kata Alibaba, menurutnya sama saja pria Uighur itu menyuruh China menghilangkan semua rujukan kata ‘babi’ dari budaya populer dan literaturnya.
Setelah empat hari membiarkan pesannya itu tersebar luas, Mamattura menghapusnya pada Minggu 30 Oktober malam. Pemilik toko makanan kecil itu juga meminta maaf atas pendapatnya yang menyinggung.
Juru bicara Feizhu menjelaskan, pengubahan nama itu sebenarnya ditujukan untuk menarik kalangan pemuda. Nama itu diharapkan dapat merefleksikan aspirasi anak muda di China untuk mengejar mimpinya, duduk anteng, dan menikmati hidup. Alibaba meyakinkan, mereka sama sekali tidak bermaksud mendiskriminasi keyakinan maupun agama tertentu.
(wbs)