Rekatkan Anak dan Ortu, XL Launcing Aplikasi Berbakti
A
A
A
PEKALONGAN - PT XL Axiata meluncurkan aplikasi Berbakti di Universitas Pekalongan (Unikal), Rabu (12/10) siang. Aplikasi tersebut dibuat untuk lebih mempererat hubungan anak dengan kedua orang tuanya.
Vice President XL Digital Services Sales & Marketing, Wendhyharto Kusumaatmadja, mengatakan, pembuatan aplikasi tersebut untuk lebih mempererat hubungan antara anak dengan kedua orang tuanya.
"Sebab, kecangihan teknologi saat ini malah cenderung membuat hubungan ortu dan anak renggang. Sebab anak-anak lebih asyik dengan HP cerdasnya, sedangkan orang tua mungkin disibukkan dengan aktifitas pekerjaannya," katanya.
Menurutnya, aplikasi Berbakti sangat bermanfaat, terutama bagi anak dan orang tua yang saling berjauhan lokasinya. Sebab, aplikasi mobile tersebut akan mempermudah orang tua untuk mengabarkan kondisi kesehatannya.
"Jadi misal anak kuliah di luar kota, bisa dengan mudah mengetahui kondisi kesehatan orang tuanya atau sebaliknya. Jadi anak bisa langsung pulang untuk merawat orang tuanya yang sakit. Jadi kami harap aplikasi ini bisa mempererat hubungan antara anak dan orang tua," terangnya.
Dijelaskan, penggunaan aplikasi tersebut sangat mudah, terutama digunakan bagi para orang tua yang gagap teknologi. Sehingga, orang tua yang tidak begitu mengerti teknologi bisa mudah menggunakannya.
"Sangat mudah sekali. Saya sudah coba sendiri dengan orang tua saya. Padahal usianya sudah sekitar 80 tahun. Sebab, aplikasi ini berisi emoji tentang kondisi kesehatan, perasaan bahagia, atau sehat dan sejumlah emoji lainnya. Ada gambar tubuh manusia juga yang bisa menunjukkan kondisi sakit berada di bagian tubuh yang mana, dan juga dilengkapi fitur notifikasi kesehatan, daftar rumah sakit, hingga perawatan gabungan serta panggilan darurat yang menghubungkan kedua belah pihak," terangnya.
Dia menambahkan, aplikasi tersebut dikembangkan XL bersama Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Dipilihnya Kota Pekalongan, sebab Kota Batik dinilai sejalan dengan moto Pemkot Pekalongan yakni Xmart City.
"Kota Pekalongan sebagai salah satu kota yang sudah siap menjalankan pemerintahan berbasis teknologi sejak beberapa tahun lalu," jelasnya.
Sementara itu Rektor Unikal, Suryani, mengapresiasi aplikasi Berbakti tersebut. Menurutnya, baik orang tua maupun anak saat ini cenderung sibuk dengan kesehariannya masing-masing.
"Sehingga kadang tidak terjalin komunikasi yang baik antara ortu dan anak. Jadi aplikasi ini sangat bagus untuk mempererat hubungan keduanya," ujarnya.
Sebab, lanjut dia, hanya dengan menggunakan sentuhan teknologi saja bisa sudah memberikan gambaran kondisi orang tua dan anak. Sehingga anak maupun orang tua bisa menjadi lebih perhatian satu dengan lainnya.
"Yang sering dilupakan itu perhatian, dengan aplikasi ini mereka bisa mengetahui kondisinya apakah sehat atau sedang sakit, dan bahkan gembira. Jadi ini sangat membantu, sebab sangat menyentuh aspek jiwanya. Sehingga kepekaan dan kepedulian satu sama lain lebih terasah," terangnya.
Menurutnya, sebuah kreatifitas atau inovasi berasal dari dalam hati atau jiwa seseorang. Sementara, pendidikan masa kini cenderung lebih mementingkan otak daripada jiwa.
"Jadi pendidikan saat ini cenderung hanya mengejar otak saja, dan jiwanya ditinggal. Padahal suatu inovasi, kreatifitas, atau imajinasi itu ada karena adanya jiwa/hati," terangnya.
Dia berharap Kota Pekalongan bisa mengejar sebagai kota pintar sesuai dengan yang diinginkan pada 2020 nanti. Sehingga inovasi harus terus dilakukan dan dikembangkan.
"Semoga Kota Pekalongan bisa mencapai keinginannya sebagai kota pintar pada 2020," harapnya.
Sementara itu Head Developer aplikasi Berbakti, Fahri Firdaus, mengaku, sudah melakukan riset sebelum membangun aplikasi tersebut. Riset tersebut mulai dari ikon warna yang digunakan untuk menunjukkan ekspresi sehat, sakit, dan kangen.
"Jadi kami benar-benar mengakomodir apa yang diinginkan masyarakat, baik dari bentuk emojinya, warna ikonnya, dan berbagai isi lainnya. Setelah itu kami coba beberapa kali juga kepada sejumlah pengguna aplikasi ini, baik orang tua maupun anak, dan sejauh ini belum ada keluhan atau komplain. Jadi aplikasi ini sangat mudah," ujarnya.
Diakuinya, saat ini pengguna aplikasi tersebut belum banyak. Namun pihaknya optimis bisa menggaet seluruh lapisan masyarakat dalam waktu dekat.
"Saat ini baru sekitar 50 orang yang menggunakannya, sebab baru kami uji coba sekitar semingguan. Tapi target kami akhir tahun ini bisa mencapai 300 orang pengguna aplikasi ini," tambahnya.
Vice President XL Digital Services Sales & Marketing, Wendhyharto Kusumaatmadja, mengatakan, pembuatan aplikasi tersebut untuk lebih mempererat hubungan antara anak dengan kedua orang tuanya.
"Sebab, kecangihan teknologi saat ini malah cenderung membuat hubungan ortu dan anak renggang. Sebab anak-anak lebih asyik dengan HP cerdasnya, sedangkan orang tua mungkin disibukkan dengan aktifitas pekerjaannya," katanya.
Menurutnya, aplikasi Berbakti sangat bermanfaat, terutama bagi anak dan orang tua yang saling berjauhan lokasinya. Sebab, aplikasi mobile tersebut akan mempermudah orang tua untuk mengabarkan kondisi kesehatannya.
"Jadi misal anak kuliah di luar kota, bisa dengan mudah mengetahui kondisi kesehatan orang tuanya atau sebaliknya. Jadi anak bisa langsung pulang untuk merawat orang tuanya yang sakit. Jadi kami harap aplikasi ini bisa mempererat hubungan antara anak dan orang tua," terangnya.
Dijelaskan, penggunaan aplikasi tersebut sangat mudah, terutama digunakan bagi para orang tua yang gagap teknologi. Sehingga, orang tua yang tidak begitu mengerti teknologi bisa mudah menggunakannya.
"Sangat mudah sekali. Saya sudah coba sendiri dengan orang tua saya. Padahal usianya sudah sekitar 80 tahun. Sebab, aplikasi ini berisi emoji tentang kondisi kesehatan, perasaan bahagia, atau sehat dan sejumlah emoji lainnya. Ada gambar tubuh manusia juga yang bisa menunjukkan kondisi sakit berada di bagian tubuh yang mana, dan juga dilengkapi fitur notifikasi kesehatan, daftar rumah sakit, hingga perawatan gabungan serta panggilan darurat yang menghubungkan kedua belah pihak," terangnya.
Dia menambahkan, aplikasi tersebut dikembangkan XL bersama Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Dipilihnya Kota Pekalongan, sebab Kota Batik dinilai sejalan dengan moto Pemkot Pekalongan yakni Xmart City.
"Kota Pekalongan sebagai salah satu kota yang sudah siap menjalankan pemerintahan berbasis teknologi sejak beberapa tahun lalu," jelasnya.
Sementara itu Rektor Unikal, Suryani, mengapresiasi aplikasi Berbakti tersebut. Menurutnya, baik orang tua maupun anak saat ini cenderung sibuk dengan kesehariannya masing-masing.
"Sehingga kadang tidak terjalin komunikasi yang baik antara ortu dan anak. Jadi aplikasi ini sangat bagus untuk mempererat hubungan keduanya," ujarnya.
Sebab, lanjut dia, hanya dengan menggunakan sentuhan teknologi saja bisa sudah memberikan gambaran kondisi orang tua dan anak. Sehingga anak maupun orang tua bisa menjadi lebih perhatian satu dengan lainnya.
"Yang sering dilupakan itu perhatian, dengan aplikasi ini mereka bisa mengetahui kondisinya apakah sehat atau sedang sakit, dan bahkan gembira. Jadi ini sangat membantu, sebab sangat menyentuh aspek jiwanya. Sehingga kepekaan dan kepedulian satu sama lain lebih terasah," terangnya.
Menurutnya, sebuah kreatifitas atau inovasi berasal dari dalam hati atau jiwa seseorang. Sementara, pendidikan masa kini cenderung lebih mementingkan otak daripada jiwa.
"Jadi pendidikan saat ini cenderung hanya mengejar otak saja, dan jiwanya ditinggal. Padahal suatu inovasi, kreatifitas, atau imajinasi itu ada karena adanya jiwa/hati," terangnya.
Dia berharap Kota Pekalongan bisa mengejar sebagai kota pintar sesuai dengan yang diinginkan pada 2020 nanti. Sehingga inovasi harus terus dilakukan dan dikembangkan.
"Semoga Kota Pekalongan bisa mencapai keinginannya sebagai kota pintar pada 2020," harapnya.
Sementara itu Head Developer aplikasi Berbakti, Fahri Firdaus, mengaku, sudah melakukan riset sebelum membangun aplikasi tersebut. Riset tersebut mulai dari ikon warna yang digunakan untuk menunjukkan ekspresi sehat, sakit, dan kangen.
"Jadi kami benar-benar mengakomodir apa yang diinginkan masyarakat, baik dari bentuk emojinya, warna ikonnya, dan berbagai isi lainnya. Setelah itu kami coba beberapa kali juga kepada sejumlah pengguna aplikasi ini, baik orang tua maupun anak, dan sejauh ini belum ada keluhan atau komplain. Jadi aplikasi ini sangat mudah," ujarnya.
Diakuinya, saat ini pengguna aplikasi tersebut belum banyak. Namun pihaknya optimis bisa menggaet seluruh lapisan masyarakat dalam waktu dekat.
"Saat ini baru sekitar 50 orang yang menggunakannya, sebab baru kami uji coba sekitar semingguan. Tapi target kami akhir tahun ini bisa mencapai 300 orang pengguna aplikasi ini," tambahnya.
(wbs)