Hacker Kembali Acak-acak Komputer Capres AS Hillary Clinton
A
A
A
NEW YORK - Jaringan komputer yang digunakan kampanye calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton kembali diretas para hacker. Hal ini merupakan serangan cyber terbaru, menyusul dua aksi peretasan beberapa waktu lalu.
Juru bicara kampanye Hillary Clinton mengatakan, program data analisis yang dikelola DNC dan digunakan untuk kampanye diretas oleh sejumlah entitas lain.
"Sistem komputer kampanye kami telah dikaji oleh para ahli keamanan cyber di luar. Mereka telah menemukan bukti bahwa sistem internal kami telah dikompromikan," ujar juru bicara kampanye Hillary Clinton, Nick Merrill, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (30/7/2016).
Seorang pejabat lain mengatakan, hacker memiliki akses ke dalam server program analisis selama kurang lebih 5 hari. Analisis data program menjadi salah satu dari banyak sistem kampanye yang diakses untuk analisis pemilih, tidak termasuk nomor jaminan sosial atau nomor kartu kredit.
Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman AS menyelidiki apakah serangan cyber pada organisasi politik itu mengancam keamanan negara atau tidak.
Meskipun tidak jelas bahan apa yang mungkin telah diakses hacker, serangan menjadi peringatan ketiga terhadap mereka, yang hanya tiga bulan lagi sebelum pemilihan presiden AS digelar, pada 8 November 2016.
Pakar keamanan cyber dan pejabat AS mengatakan mereka telah menyimpulkan, berdasarkan analisis dari malware dan aspek lain dari hack DNC, bahwa Rusia merekayasa rilis hack email Partai Demokrat untuk memengaruhi pemilihan presiden AS.
"FBI serius terhadap setiap tuduhan penyusupan, dan kami akan terus meminta pertanggungjawaban mereka yang menimbulkan ancaman di dunia maya," tegas Federal Bureau of Investigation AS.
Juru bicara kampanye Hillary Clinton mengatakan, program data analisis yang dikelola DNC dan digunakan untuk kampanye diretas oleh sejumlah entitas lain.
"Sistem komputer kampanye kami telah dikaji oleh para ahli keamanan cyber di luar. Mereka telah menemukan bukti bahwa sistem internal kami telah dikompromikan," ujar juru bicara kampanye Hillary Clinton, Nick Merrill, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (30/7/2016).
Seorang pejabat lain mengatakan, hacker memiliki akses ke dalam server program analisis selama kurang lebih 5 hari. Analisis data program menjadi salah satu dari banyak sistem kampanye yang diakses untuk analisis pemilih, tidak termasuk nomor jaminan sosial atau nomor kartu kredit.
Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman AS menyelidiki apakah serangan cyber pada organisasi politik itu mengancam keamanan negara atau tidak.
Meskipun tidak jelas bahan apa yang mungkin telah diakses hacker, serangan menjadi peringatan ketiga terhadap mereka, yang hanya tiga bulan lagi sebelum pemilihan presiden AS digelar, pada 8 November 2016.
Pakar keamanan cyber dan pejabat AS mengatakan mereka telah menyimpulkan, berdasarkan analisis dari malware dan aspek lain dari hack DNC, bahwa Rusia merekayasa rilis hack email Partai Demokrat untuk memengaruhi pemilihan presiden AS.
"FBI serius terhadap setiap tuduhan penyusupan, dan kami akan terus meminta pertanggungjawaban mereka yang menimbulkan ancaman di dunia maya," tegas Federal Bureau of Investigation AS.
(dmd)