NASA Tertarik dengan Pesawat Amfibi Penjelajah Satelit Saturnus
loading...
Pesawat amfibi TitanAir diyakini cocok untuk menjelajahi satelit planet Saturnus, Titan. Foto/NASA
A
A
A
JAKARTA - NASA memberikan dukungan dana untuk 14 proyek unik luar angkasa. Salah satu yang menarik adalah pesawat amfibi TitanAir yang bisa digunakan untuk menjelajah satelit planet Saturnus, Titan.
TitanAir yang digagas oleh Planet Enterprise merupakan sebuah pesawat yang bisa terbang di atmosfer satelit planet Saturnus, Titan. Diketahui atmosfer Titan penuh dengan nitrogen, metana dan air.
Titan bahkan diyakini mirip dengan bumi. Kondisinya berair, adanya permukaan bukit pasir, sungai, danau, dan laut. Selain itu juga didominasi pola musiman seperti di bumi.
Sayangnya hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan adanya kehidupan di Titan. Hal itu yang membuat NASA tertarik membantu Planet Enterprise membuat pesawat amfibi yang bisa menjelajahi atmosfer Titan .
![NASA Tertarik dengan Pesawat Amfibi Penjelajah Satelit Saturnus]()
"Kami mencoba membuka rahasia ini dengan sebuah pesawat terbang amfibi. Upaya ini merupakan metode pendekatan fluidik terpadu untuk ilmu atmosfer udara," tulis situs resmi NASA.
Nanti saat berada di Titan, TitanAir tidak hanya bisa menjelajah langit tapi juga air yang memenuhi satelit Saturnus itu. Jadi TitanAir bisa berubah berfungsi sebagai pesawat terbang dan perahu besar.
"Perubahan operasional dari pesawat terbang ke perahu besar harus alami yang bisa memungkinkan operasi sains atmosfer dan danau berjalan dengan baik," harap NASA.
![NASA Tertarik dengan Pesawat Amfibi Penjelajah Satelit Saturnus]()
Pesawat amfibi buat Titan bukan satu-satunya proyek unik yang tengah dibidik NASA. Total ada 13 proyek lain yang juga sangat menarik dan penuh dengan terobosan.
Untuk seluruh proyek tersebut NASA menggelontorkan dana sebesar USD175.000 atau setara Rp2,7 miliar. Dana awal itu diberikan agar inisiator tiap proyek melanjutkan rancangan mereka agar benar-benar bisa diwujudkan dalam misi-misi NASA di masa depan.
"Studi tahap awal ini akan membantu NASA menentukan apakah ide-ide futuristik ini dapat mengatur panggung untuk kemampuan eksplorasi ruang angkasa di masa depan dan memungkinkan misi baru yang menakjubkan," kata Michael LaPointe, eksekutif dari NASA.
TitanAir yang digagas oleh Planet Enterprise merupakan sebuah pesawat yang bisa terbang di atmosfer satelit planet Saturnus, Titan. Diketahui atmosfer Titan penuh dengan nitrogen, metana dan air.
Titan bahkan diyakini mirip dengan bumi. Kondisinya berair, adanya permukaan bukit pasir, sungai, danau, dan laut. Selain itu juga didominasi pola musiman seperti di bumi.
Sayangnya hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan adanya kehidupan di Titan. Hal itu yang membuat NASA tertarik membantu Planet Enterprise membuat pesawat amfibi yang bisa menjelajahi atmosfer Titan .
"Kami mencoba membuka rahasia ini dengan sebuah pesawat terbang amfibi. Upaya ini merupakan metode pendekatan fluidik terpadu untuk ilmu atmosfer udara," tulis situs resmi NASA.
Nanti saat berada di Titan, TitanAir tidak hanya bisa menjelajah langit tapi juga air yang memenuhi satelit Saturnus itu. Jadi TitanAir bisa berubah berfungsi sebagai pesawat terbang dan perahu besar.
"Perubahan operasional dari pesawat terbang ke perahu besar harus alami yang bisa memungkinkan operasi sains atmosfer dan danau berjalan dengan baik," harap NASA.
.jpg)
Pesawat amfibi buat Titan bukan satu-satunya proyek unik yang tengah dibidik NASA. Total ada 13 proyek lain yang juga sangat menarik dan penuh dengan terobosan.
Untuk seluruh proyek tersebut NASA menggelontorkan dana sebesar USD175.000 atau setara Rp2,7 miliar. Dana awal itu diberikan agar inisiator tiap proyek melanjutkan rancangan mereka agar benar-benar bisa diwujudkan dalam misi-misi NASA di masa depan.
"Studi tahap awal ini akan membantu NASA menentukan apakah ide-ide futuristik ini dapat mengatur panggung untuk kemampuan eksplorasi ruang angkasa di masa depan dan memungkinkan misi baru yang menakjubkan," kata Michael LaPointe, eksekutif dari NASA.
(wsb)
Lihat Juga :
