Bisa Jadi Kiamat Sungguhan, 6 Miliar Orang Tewas Jika Rusia dan AS Terlibat Perang Nuklir

Senin, 12 Desember 2022 - 16:45 WIB
loading...
Bisa Jadi Kiamat Sungguhan,...
Sebuah studi dari Universitas Rutgers mengungkapkan bahwa pertukaran nuklir terbatas atau perang nuklir dalam skala kecil pun akan memiliki konsekuensi dramatis bagi umat manusia. Foto/19fortyfive
A A A
WASHINGTON - Pertama kali dalam satu generasi isu perang nuklir kembali mengapung menyusul konflik berkepanjangan Rusia dan Ukraina . Apalagi Rusia beberapa kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir taktis.

Para ilmuwan menilai bahwa kemungkinan ledakan senjata nuklir telah meningkat menjadi sekitar sepuluh persen. Ditambah keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam konflik Rusia Ukraina, sehingga Presiden AS Joe Biden membandingkan situasi ini dengan krisis Rudal Kuba.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menilai konflik nuklir sebagai “dalam bidang kemungkinan.” Belum lagi, Korea Utara, negara paling baru di dunia yang memiliki senjata nuklir, juga secara terbuka mengancam untuk menggunakan senjata nuklirnya.

Baca juga; Begini Kondisi Bumi Jika Terjadi Perang Nuklir

Sebuah studi dari Universitas Rutgers mengungkapkan bahwa pertukaran nuklir "terbatas" atau perang nuklir dalam skala kecil pun akan memiliki konsekuensi dramatis bagi umat manusia. Studi tersebut mencontohkan pertukaran terbatas antara India dan Pakistan yang juga memiliki senjata nuklir, berpotensi memusnahkan persediaan makanan global.

Tim ilmuwan Rutgers menemukan bahwa pertukaran semacam itu, melibatkan kurang dari 3% cadangan makanan dunia dan dapat membunuh sepertiga populasi dunia hanya dalam dua tahun. Bila terjadi perang nuklir dalam skala besar, misalnya antara AS dan Rusia, Itu bisa memusnahkan tiga perempat populasi dunia, hanya dalam dua tahun.

“Ini benar-benar peringatan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir bisa menjadi malapetaka bagi dunia,” kata penulis studi tersebut ilmuwan iklim Rutgers Alan Robock dikutip dari laman 19fortyfive, Senin (12/12/2022).

Studi Robock adalah yang pertama memperhitungkan dengan cermat gangguan dampak perang nuklir terhadap iklim dan pasokan makanan. Hasilnya mengerikan.

Baca juga; Sekjen PBB: Tidak Ada Pemenang Dalam Perang Nuklir!

Bahkan jika segelintir dari beberapa ribu senjata nuklir di dunia diledakkan, badai api besar akan terjadi. Badai api akan menimbulkan jelaga yang akan menghalangi matahari.

Dengan sinar matahari terhalang, atmosfer akan menjadi dingin. Pendinginan atmosfer akan memengaruhi segalanya, mulai dari produksi tanaman hingga panen ikan.

Hasilnya, perang nuklir, yang menewaskan puluhan juta di zona perang langsung, pada akhirnya akan menyebabkan ratusan juta kematian, di seluruh dunia, karena kelaparan.

“Menurut pendapat saya, penelitian kami menyimpulkan bahwa ancaman eksistensial senjata nuklir ini menunjukkan bahwa Anda tidak dapat menggunakan senjata nuklir,” tegas Robock.

Baca juga; Dampak Perang Nuklir Terhadap Perubahan Iklim yang Sangat Mengerikan


Perang nuklir antara AS dan Rusia, meskipun kecil kemungkinannya, akan menyebabkan bencana yang lebih besar. Diperkirakan 5 miliar orang akan mati di seluruh dunia, bahkan bisa mencapai 6,7 miliar.

Penelitian Robock, jika kedua negara menargetkan pusat perkotaan satu sama lain, ledakan senjata nuklir, kebakaran, dan radiasi akan membunuh 127 juta orang di Asia Selatan. Sedangkan 37 juta metrik ton jelaga di atmosfer membuat suhu global turun lebih dari 5 derajat Celsius, ke tingkat yang belum pernah dialami sejak Zaman Es terakhir.

Penurunan suhu akan menghancurkan produksi makanan, sehingga jumlahnya turun sampai 42%. Kondisi ini mengakibatkan kelaparan yang akan membunuh lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia.

“Jika Anda menggunakannya (senjata nuklir), Anda seperti pelaku bom bunuh diri. Anda mencoba menyerang orang lain tetapi Anda akan mati kelaparan,” lanjut Robock.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ubah Nama Teluk Meksiko...
Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Amerika, Google Digugat
Bill Gates Berencana...
Bill Gates Berencana Sumbangkan Separuh Harta Kekayaanya
Dugaan Korupsi Besar...
Dugaan Korupsi Besar Melibatkan Microsoft Terkuak, Begini Modusnya
Danau Raksasa Tiba-tiba...
Danau Raksasa Tiba-tiba Muncul Kembali setelah 130 Tahun Menghilang
Kualitas Udara Berbahaya...
Kualitas Udara Berbahaya 50.000 Warga Florida Diminta Tidak Keluar Rumah
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Benang Merah antara...
Benang Merah antara Jenderal Pakistan, Osama bin Laden, dan Senjata Nuklir
Ini Jawaban Rusia setelah...
Ini Jawaban Rusia setelah Ditekan untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
Rekomendasi
BPK Serahkan LHP ke...
BPK Serahkan LHP ke Badan Bank Tanah, Pendorong Perbaikan Internal
Cara Cek Mobil dan Motor...
Cara Cek Mobil dan Motor Anda Kena Tilang Elektronik atau Tidak?
Kemitraan UI dan UC...
Kemitraan UI dan UC Berkeley Makin Erat, Dorong Riset Lintas Negara
Berita Terkini
Seekor Gorila Bertarung...
Seekor Gorila Bertarung dengan 100 Manusia, Siapa yang Menang? Ini Jawabannya
Microsoft Melarang Karyawannya...
Microsoft Melarang Karyawannya Pakai DeepSeek
Ubah Nama Teluk Meksiko...
Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Amerika, Google Digugat
Kenapa Bill Gates Tertarik...
Kenapa Bill Gates Tertarik dengan Program Makan Bergizi Gratis? Ini Alasannya
Nyamuk Demam Berdarah...
Nyamuk Demam Berdarah Muncul Jam Berapa?
Cara Download dan Instal...
Cara Download dan Instal Roblox di Laptop PC dan Mac!
Infografis
Mobil Tabrak Kerumunan...
Mobil Tabrak Kerumunan Orang di AS, 10 Warga Tewas dan 30 Terluka
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved