Pendapatan YouTube Nyungsep di 2022 Gara-Gara Perusahaan Pangkas Bujet Iklan

Rabu, 26 Oktober 2022 - 08:43 WIB
loading...
Pendapatan YouTube Nyungsep di 2022 Gara-Gara Perusahaan Pangkas Bujet Iklan
CEO Alphabet Sundar Pichai mendapat banyak pertanyaan dari karyawan terkait langkah perusahaan untuk melakukan pengetatan dan efisiensi. Foto: AP
A A A
AMERIKA - YouTube benar-benar sedang mendapat banyak ujian. Ujian pertama, karena mereka kalah saing dengan TikTok . Penonton YouTube terus menurun, hingga mereka harus berinovasi membuat video vertikal YouTube Shorts.

Ujian kedua, pendapatan iklan mereka terus menurun, jauh dari target.

Induk Google , Alphabet, melaporkan pendapatan kuartal ketiga Selasa (25/10), jauh dari ekspektasi analis di garis atas dan bawah, karena ternyata pendapatan iklan YouTube lebih rendah USD400 juta dari perkiraan.

Pendapatan ex-TAC: USD57,27 miliar versus USD58,2 miliar yang diharapkan.

Laba per saham: USD1,06 versus USD1,25 yang diharapkan.

Saham Alphabet turun hampir 6% setelah pengumuman tersebut.

Tapi, mengapa pendapatan iklan YouTube bisa menurun jauh? Ini karena pasar iklan digital sekarang sedang melambat. Dalam beberapa kuartal terakhir, banyak perusahaan yang mengetatkan anggaran iklan digital mereka. Terutama di YouTube. Khususnya, perusahaan-perusahaan Amerika. Sebab utamanya, kenaikan inflasi dan suku bunga.

Dan sebenarnya hal ini tidak hanya dialami oleh YouTube saja. Banyak perusahaan media sosial asal Amerika yang terdampak.

Snap (Snapchat), misalnya, melaporkan kerugian bersih sebesar USD360 juta dan pertumbuhan pendapatan hanya 6% (terendah selama ini).

Facebook Meta juga mengalami hambatan serupa. Untuk pertama kalinya Meta melaporkan penurunan pendapatan di Q2 2022 ini.

Khusus Snap dan Meta, ada faktor lain yang berpengaruh. Yakni, perubahan kebijakan dari iOS Apple. Dampaknya, membatasi kemampuan Snap dan Meta untuk mengumpulkan data/profil pengguna yang seharusnya bisa mereka gunakan untuk menjual iklan.

Sementara Alphabet tidak mengalami masalah serupa dengan perubahan kebijakan Apple. Seharusnya, mereka tetap bisa mengumpulkan banyak data pengguna melalui aplikasi pencarian (Google Search) dan YouTube.



Tapi, Alphabet tidak imun dengan perlambatan ekonomi, khususnya di Amerika. Menurut Bloomberg, raksasa teknologi itu memangkas banyak sekali proyek di Area 120. Area 120 adalah proyek inkubasi Google dimana karyawan fokus untuk mengembangkan produk. Area 120 sukses menelurkan Gmail, AdSense, Google News, hingga Google Cardboard.

Area 120 diciptakan oleh Sundar Pichai pada Maret 2016 dan sudah memiliki50proyek.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3553 seconds (0.1#10.140)