Meta Akui Facebook, Instagram, dan WhatsApp Panaskan Konflik Israel-Palestina

Jum'at, 23 September 2022 - 08:05 WIB
loading...
A A A
Dalam laporannya BSR menemukan fakta bahwa tindakan Meta pada Mei 2021 tampaknya berdampak buruk pada hak asasi manusia. Terutama bagi pengguna Palestina yang terganggu kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, partisipasi politik, dan non-diskriminasi. Pada akhirnya, pada potensi warga Palestina untuk berbagi informasi dan wawasan tentang pengalaman mereka saat krisis terjadi terhalangi.



BSR melihat Meta menjadi entitas kuat lain yang menekan suara masyarakat Palestina. Mereka melihat Meta salah mengambil langkah mengatasi krisis. Alih-alih jadi penengah konflik mereka justru memperburuk dengan membungkam suara, memperkuat asimetri kekuatan, atau membiarkan penyebaran konten yang memicu kekerasan.

Dikonfirmasi, Meta mengatakan kesalahan teknis global jadi sumber masalah. Alhasil pengguna tidak dalam mengunggah dan membagi ulang informasi terutama krisis yang terjadi antara Israel dan Palestina.

Miranda Sissons, Direktur Hak Asasi Manusia Global untuk Meta mengatakan bahwa ini “tidak disengaja atau ditargetkan tetapi kesalahan global yang mempengaruhi puluhan juta orang.”

Miranda Sissons mengtaakan kesalahan terjadi karena faktor human error. Alhasil konten berbahasa Arab langsung terblokir selama krisis terjadi. Selain itu tanda pagar mengenai Al Aqsa juga sempat diblokir meski kemudian akhirnya langsung dibuka.

“Temuan ini membantu kami belajar untuk meningkatkan produk dan kebijakan yang kami keluarkan,” kata Miranda Sissons.
(wsb)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2547 seconds (0.1#10.140)