Ilmuwan Ungkap Cacing Parasit Manusia Purba dari Kotoran Bangsa Viking

Kamis, 08 September 2022 - 07:29 WIB
loading...
Ilmuwan Ungkap Cacing...
Kotoran bangsa Viking bantu ilmuwab ungkap cacing parast manusia purba. FOTO/ IST
A A A
LONDON - Ada banyak cara untuk mencari tahu hubungan manusia purba dengan cacing parasit. Salah satunya adalah dengan mengekstraksi DNA dari kotoran, termasuk juga kotoran yang ditemukan di jamban kuno tempat para bangsa Viking buang hajat.

Penelitian terbaru mengadopsi cara ini dengan melakukannya di jamaban bangsa Viking yang diyakini memiliki umur lebih dari 2.500 tahun. Para peneliti telah merekonstruksi genom salah satu parasit manusia tertua yang diketahui.



Temuan ini telah mengungkapkan bahwa cacing cambuk (Trichuris trichiura) telah hidup dan beradaptasi dengan manusia setidaknya selama 55.000 tahun. Mereka mampu bertahan hidup selama ini dengan sifat liciknya sebagai parasit.

"Pada orang yang kekurangan gizi atau memiliki gangguan sistem kekebalan, cacing cambuk dapat menyebabkan penyakit serius," kata ahli zoologi Christian Kapel dari University of Copenhagen, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (8/9/2022).

"Pemetaan cacing cambuk dan perkembangan genetiknya memudahkan untuk merancang obat anti-cacing yang lebih efektif yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran parasit ini di wilayah termiskin di dunia," lanjutnya.

Meskipun cacing ini sekarang sudah langka, namun diperkirakan cacing masih menginfeksi hingga 795 juta orang di seluruh dunia, menurut CDC, terutama di daerah dengan sanitasi buruk. Mereka ditularkan melalui kotoran yang mrncemari air atau tanah.

Setelah mereka berhasil masuk ke tubuh manusia, cacing akan masuk ke saluran usus inang baru, telur menetas, dan cacing betina akan bertelur terus menerus dengan kecepatan hingga 20.000 per hari setelah ia mencapai kedewasaan.

Mereka dapat hidup hingga satu tahun, sehingga menghasilkan sejumlah besar keturunan yang kemudian dikeluarkan dalam tinja untuk melanjutkan siklus.

"Telur-telur itu berada di tanah dan berkembang selama kira-kira tiga bulan. Setelah matang, telur dapat bertahan hidup di alam liar lebih lama lagi, karena menunggu untuk dikonsumsi oleh inang baru," Kapel menjelaskan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Sehari di Uranus Diklaim...
Sehari di Uranus Diklaim Melebihi Waktu 24 Jam di Bumi
Ilmuwan Yakin Bahtera...
Ilmuwan Yakin Bahtera Nuh Berada di Lokasi Ini, Berikut Petunjuknya
Ilmuwan Temukan Bukti...
Ilmuwan Temukan Bukti Peradaban Kuno di Planet Mars
Alat Pacu Jantung Terkecil...
Alat Pacu Jantung Terkecil di Dunia Seukuran Sebutir Beras Diperkenalkan
Gunakan Teknologi Pengindraan,...
Gunakan Teknologi Pengindraan, China Pantau Perubahan Radiasi Matahari
Dibantu Eropa, Diam-diam...
Dibantu Eropa, Diam-diam Ukraina Serang Rusia dari Luar Angkasa
Gempa Myanmar Hancurkan...
Gempa Myanmar Hancurkan Kota Purba di Mandalay
Asteroid 2024 YR4 Diklaim...
Asteroid 2024 YR4 Diklaim Akan Menabrak Bulan
Peta Geologi Bumi dengan...
Peta Geologi Bumi dengan Lempeng Tektonik Terbaru Diterbitkan
Rekomendasi
Dokter PPDS Anastesi...
Dokter PPDS Anastesi Unpad Memperkosa Keluarga Pasien, Wamenkes: Izin Praktik Pelaku Dicabut!
Profil Sultana binti...
Profil Sultana binti Turki, Istri Raja Salman yang Dikenal Filantropis
Sambut Positif Niat...
Sambut Positif Niat Prabowo Evakuasi Warga Palestina, DPR: Harus Disertai Rencana yang Jelas
Berita Terkini
5 Panduan Cara Login...
5 Panduan Cara Login dan Aktivasi MFA ASN-Digital, Ikuti Langkahnya
8 menit yang lalu
Cara Split Screen di...
Cara Split Screen di HP OPPO dengan 2 Langkah Mudah
1 jam yang lalu
Elon Musk dan Tantangan...
Elon Musk dan Tantangan Etika dalam Gaming
2 jam yang lalu
Harga iPhone Bisa Melonjak...
Harga iPhone Bisa Melonjak Tiga Kali Lipat hingga Rp56 Juta Jika Diproduksi di Amerika
3 jam yang lalu
Donald Trump Yakin iPhone...
Donald Trump Yakin iPhone Bisa Dibuat di AS, Pengamat dan Apple Berkata Sebaliknya
3 jam yang lalu
710 Ton Karbon vs 6.250...
710 Ton Karbon vs 6.250 Pohon di Bogor: Siapa Pemenangnya? Ini Data Penyerapan Karbon yang Bikin Melongo
4 jam yang lalu
Infografis
Kocak! Trump Terapkan...
Kocak! Trump Terapkan Tarif di Kepulauan Tak Dihuni Manusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved