Ini 5 Game Keren yang Dirusak oleh Microtransaction
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sedikitnya ada lima game keren yang dirusak oleh microtransaction. Adanya game microtransaction tersebut membuat gamers enggan untuk membeli game berbayar .
Dulu transaksi sebuah game hanya sebatas membayar dan memainkan. Adanya developer yang membuat game microtransaction menjadikan sebuah game yang telah dibayar terdapat tarif tambahan di dalamnya seperti DLC yaitu konten tambahan untuk video game demi keuntungan semata.
Baca juga : 4 Game Keren yang Siap Rilis di Indonesia, Buruan Daftar Dulu!
Sebenarnya fitur tambahan tersebut seharusnya sudah bisa didapatkan sejak awal pembelian game. Sehingga untuk player gratisan yang ingin memainkan game justru merasa terbebani dengan adanya sistem microtransaction ini.
Berikut lima game keren yang dirusak oleh microtransaction seperti dilansir dari berbagai sumber :
1. Call of Duty Modern Warfare Remastered
Game yang rilis untuk PC, PS4, dan XBOX ONE pada 2016 ini sempat ditunggu tanggal rilisnya oleh para fans. Namun setelah rilis game ini justru ditambahkan fitur microtransaction setelah banyak player membeli dan memberikan review positif.
Versi game microtransaction ini justru tidak memunculkan map seperti game versi originalnya yaitu Call of Duty yang rilis pada tahun 2007 dan malah dijual secara terpisah.
Karena itulah banyak fans merasa kecewa dan memberikan komentar negatif pada Activision selaku developer dari game ini.
2. Evolve
Game ini dirilis pada tahun 2015 untuk PC, PS4 dan XBOX ONE. Sebelum rilis game ini sudah terkenal dengan material preorder dan DLC yang sangat berlebihan.
Setelah rilis akhirnya terungkap bila game microtransaction ini memiliki opsi customisasi yang hanya bisa di buka hanya dengan menggunakan uang. Pada akhirnya banyak player merasa kecewa terhadap hal tersebut.
Padahal Evolve adalah game yang cukup unik dan solid setelah banyaknya konten yang ditambahkan. Karena banyaknya microtransaction game ini sudah hampir tidak bisa dinikmati lagi bila tak membayar biaya tambahan.
Hal inilah yang membuat Evolve menjadi game yang telah mati dan tidak dipedulikan lagi kelanjutannya bagi para gamer.
3. Star Wars Battlefront II
Pada tahun 2017 game ini rilis untuk PC, PS4 dan XBOX ONE. Game ini bisa membuat player bermain sebagai karakter yang ada di universe star wars.
Sejak pertama kali game ini dirilis banyak fans yang kecewa terutama fans Star Wars, karena hampir semua aspek yang ada dalam game ini mulai dari skin karakter hingga senjata akan melibatkan sistem microtransaction.
EA sebagai developer game era sekarang sudah menjadi developer yang dikenal berfokus hanya pada keuntungan saja. Karena sifatnya yang terlalu rakus ini seiring berjalannya waktu penjualan game ini semakin menurun dan akhirnya membuat EA rugi besar.
4. NBA 2K Series
Game ini rilis pada tahun 2012 hingga 2018 untuk PC, PS4, Switch, dan lainnya. Game ini mungkin memang sengaja dibuat hanya untuk menguras kantong player saja.
Penggunaan microtransaction ini sudah dimulai sejak NBA 2K13 yang memunculkan adanya VC (Virtual Currency) dimana dengan adanya fitur tersebut banyak player yang merasa tidak adil karena player yang memiliki lebih banyak uang akan lebih cepat dalam meningkatkan level pemainnya.
Player bahkan harus membayar ketika akan melakukan trade atau mengelola tim. Ditambah lagi aksesoris seperti jersey dan sepatu yang seharusnya bisa didapatkan dalam game kini sudah harus membayar.
Baca juga : Stray, Game Simulasi Kucing yang Baru Rilis Ini Keren Banget
5. Marvel's Avengers
Game yang rilis untuk PC, PS4, XBOX ONE dan lainnya pada tahun 2020 ini memang keluar saat sedang boomingnya film Avengers End Game. Seharusnya game ini akan sangat mudah untuk laku di pasaran.
Tapi kenyataannya penjualan game ini tidak seperti yang diharapkan karena banyaknya review negatif pada game ini yang dianggap kurang solid dan repetitif sehingga membuat player cepat bosan.
Akhirnya Square Enix justru menambahkan fitur microtransaction di dalamnya untuk balik modal. Namun sayangnya hal tersebut tidak berhasil karena telah banyak gamer yang kecewa.
Dulu transaksi sebuah game hanya sebatas membayar dan memainkan. Adanya developer yang membuat game microtransaction menjadikan sebuah game yang telah dibayar terdapat tarif tambahan di dalamnya seperti DLC yaitu konten tambahan untuk video game demi keuntungan semata.
Baca juga : 4 Game Keren yang Siap Rilis di Indonesia, Buruan Daftar Dulu!
Sebenarnya fitur tambahan tersebut seharusnya sudah bisa didapatkan sejak awal pembelian game. Sehingga untuk player gratisan yang ingin memainkan game justru merasa terbebani dengan adanya sistem microtransaction ini.
Berikut lima game keren yang dirusak oleh microtransaction seperti dilansir dari berbagai sumber :
1. Call of Duty Modern Warfare Remastered
Game yang rilis untuk PC, PS4, dan XBOX ONE pada 2016 ini sempat ditunggu tanggal rilisnya oleh para fans. Namun setelah rilis game ini justru ditambahkan fitur microtransaction setelah banyak player membeli dan memberikan review positif.
Versi game microtransaction ini justru tidak memunculkan map seperti game versi originalnya yaitu Call of Duty yang rilis pada tahun 2007 dan malah dijual secara terpisah.
Karena itulah banyak fans merasa kecewa dan memberikan komentar negatif pada Activision selaku developer dari game ini.
2. Evolve
Game ini dirilis pada tahun 2015 untuk PC, PS4 dan XBOX ONE. Sebelum rilis game ini sudah terkenal dengan material preorder dan DLC yang sangat berlebihan.
Setelah rilis akhirnya terungkap bila game microtransaction ini memiliki opsi customisasi yang hanya bisa di buka hanya dengan menggunakan uang. Pada akhirnya banyak player merasa kecewa terhadap hal tersebut.
Padahal Evolve adalah game yang cukup unik dan solid setelah banyaknya konten yang ditambahkan. Karena banyaknya microtransaction game ini sudah hampir tidak bisa dinikmati lagi bila tak membayar biaya tambahan.
Hal inilah yang membuat Evolve menjadi game yang telah mati dan tidak dipedulikan lagi kelanjutannya bagi para gamer.
3. Star Wars Battlefront II
Pada tahun 2017 game ini rilis untuk PC, PS4 dan XBOX ONE. Game ini bisa membuat player bermain sebagai karakter yang ada di universe star wars.
Sejak pertama kali game ini dirilis banyak fans yang kecewa terutama fans Star Wars, karena hampir semua aspek yang ada dalam game ini mulai dari skin karakter hingga senjata akan melibatkan sistem microtransaction.
EA sebagai developer game era sekarang sudah menjadi developer yang dikenal berfokus hanya pada keuntungan saja. Karena sifatnya yang terlalu rakus ini seiring berjalannya waktu penjualan game ini semakin menurun dan akhirnya membuat EA rugi besar.
4. NBA 2K Series
Game ini rilis pada tahun 2012 hingga 2018 untuk PC, PS4, Switch, dan lainnya. Game ini mungkin memang sengaja dibuat hanya untuk menguras kantong player saja.
Penggunaan microtransaction ini sudah dimulai sejak NBA 2K13 yang memunculkan adanya VC (Virtual Currency) dimana dengan adanya fitur tersebut banyak player yang merasa tidak adil karena player yang memiliki lebih banyak uang akan lebih cepat dalam meningkatkan level pemainnya.
Player bahkan harus membayar ketika akan melakukan trade atau mengelola tim. Ditambah lagi aksesoris seperti jersey dan sepatu yang seharusnya bisa didapatkan dalam game kini sudah harus membayar.
Baca juga : Stray, Game Simulasi Kucing yang Baru Rilis Ini Keren Banget
5. Marvel's Avengers
Game yang rilis untuk PC, PS4, XBOX ONE dan lainnya pada tahun 2020 ini memang keluar saat sedang boomingnya film Avengers End Game. Seharusnya game ini akan sangat mudah untuk laku di pasaran.
Tapi kenyataannya penjualan game ini tidak seperti yang diharapkan karena banyaknya review negatif pada game ini yang dianggap kurang solid dan repetitif sehingga membuat player cepat bosan.
Akhirnya Square Enix justru menambahkan fitur microtransaction di dalamnya untuk balik modal. Namun sayangnya hal tersebut tidak berhasil karena telah banyak gamer yang kecewa.
(bim)