Temukan 900 Spesies Mikroba Baru Terkunci dalam Gletser Tibet, Para Ilmuwan Malah Khawatir

Selasa, 05 Juli 2022 - 20:16 WIB
loading...
Temukan 900 Spesies...
Foto satelit merekam Gletser Rongbuk Timur di Dataran Tinggi Tibet. Foto/NASA Earth Observatory
A A A
BEIJING - Para ilmuwan tercengang setelah menemukan lebih dari 900 spesies mikroba yang belum pernah dilihat sebelumnya, hidup dalam gletser di Dataran Tinggi Tibet. Analisis genom mikroba mengungkapkan bahwa beberapa memiliki potensi menyebabkan pandemi baru, jika terjadi pencairan es secara cepat akibat perubahan iklim.

Dalam sebuah studi baru, para peneliti dari Chinese Academy of Sciences mengambil sampel es dari 21 gletser di Dataran Tinggi Tibet, wilayah dataran tinggi di Asia yang terperangkap di antara pegunungan Himalaya di selatan dan Gurun Taklamakan di utara. Tim kemudian mengurutkan DNA organisme mikroskopis yang terkunci di dalam es, menciptakan basis data genom mikroba besar yang mereka beri nama katalog Tibetan Glacier Genome and Gene (TG2G).

Ini adalah pertama kalinya komunitas mikroba yang tersembunyi di dalam gletser telah diurutkan secara genetik. Dalam laporan 27 Juni 2022 di jurnal Nature Biotechnology, tim ilmuwan menyebutkan telah menemukan 968 spesies mikroba beku di dalam es, kebanyakan bakteri tetapi juga ganggang, archaea dan jamur.

Baca juga; Gletser Terus Mencair, Apa Pengaruhnya untuk Bumi?

Namun, hal yang mengejutkan, sekitar 98% dari spesies itu benar-benar baru dalam sains. Tingkat keragaman mikroba ini tidak terduga karena tantangan yang terkait dengan hidup di dalam gletseri.

“Meskipun kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu rendah, tingkat radiasi matahari yang tinggi, siklus pembekuan-pencairan berkala dan pembatasan nutrisi, permukaan gletser mendukung beragam kehidupan,” tulis para penelitian dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (5/7/2022).

Para peneliti tidak yakin secara pasti berapa umur beberapa mikroba ini; penelitian sebelumnya telah menunjukkan mungkin mikroba itu telah terperangkap dalam es hingga 10.000 tahun. Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan menemukan kelimpahan mikroba yang mengejutkan yang hidup di gletser Tibet.

Baca juga; Gletser Kiamat di Antartika Berisiko Mencair, Bumi Terancam Tenggelam

Pada Januari 2020, sebuah tim yang menganalisis inti es dari satu gletser menemukan 33 kelompok virus berbeda yang hidup di dalam es, 28 di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya. Keragaman mikroba yang mengejutkan di dalam gletser, ditambah dengan peningkatan pencairan es glasial karena perubahan iklim, meningkatkan kemungkinan mikroba yang berpotensi berbahaya menyebar.

“Mikroba patogen yang terperangkap dalam es dapat menyebabkan epidemi lokal dan bahkan pandemi, jika mereka dilepaskan ke lingkungan terbuka,” tulis para penulis. Bukti menunjukkan bahwa beberapa bakteri yang baru ditemukan bisa sangat berbahaya bagi manusia dan organisme lain.

Tim peneliti mengidentifikasi 27.000 faktor virulensi potensial, molekul yang membantu bakteri menyerang dan menjajah inang potensial, dalam katalog TG2G. Para peneliti memperingatkan bahwa sekitar 47% dari faktor virulensi ini belum pernah terlihat sebelumnya, sehingga tidak ada cara untuk mengetahui seberapa berbahaya bakteri tersebut.

Baca juga; Gletser Himalaya Mencair Cepat, Peneliti Minta Negara-negara Asia Waspada
Temukan 900 Spesies Mikroba Baru Terkunci dalam Gletser Tibet, Para Ilmuwan Malah Khawatir


Bakteri memiliki kemampuan unik untuk menukar sebagian besar DNA mereka, yang dikenal sebagai elemen genetik bergerak (MGE), dengan bakteri lain. Jadi, bahkan jika bakteri glasial mati tak lama setelah dicairkan, mereka masih bisa menularkan beberapa virulensinya ke bakteri lain yang mereka temui. “ Interaksi genetik antara mikroba gletser dan mikroorganisme modern ini "bisa sangat berbahaya,” tulis para ilmuwan.

Gletser Dataran Tinggi Tibet bisa menjadi titik panas untuk melepaskan pandemi di masa depan karena mereka mengalirkan air tawar ke sejumlah sungai besar, termasuk Sungai Yangtze, Sungai Kuning dan Sungai Gangga, yang memasok dua negara terpadat di dunia: China dan India. Pandemi menyebar dengan cepat melalui daerah berpenduduk padat, seperti yang disaksikan dunia selama pandemi COVID-19.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rekomendasi Link Tambah...
Rekomendasi Link Tambah Follower TikTok Gratis
3 Tanda Kiamat yang...
3 Tanda Kiamat yang Muncul di China Semua Datang dari Langit
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
Tentara Robotik China...
Tentara Robotik China Bikin Para Ahli Khawatir
Spesies Kepiting China...
Spesies Kepiting China Ditemukan di Sungai AS
China Siap Lanjutkan...
China Siap Lanjutkan Misi Luar Angkasa Minggu ini
Tembok Hijau China di...
Tembok Hijau China di Gurun Taklimakan: Ambisi Besar yang Sisakan Masalah Ekologis
Jepang Protes Keras...
Jepang Protes Keras karena Wilayahnya Dimasuki Helikopter dan 4 Kapal China
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius
Rekomendasi
2 Sosok Purnawirawan...
2 Sosok Purnawirawan Jenderal TNI yang Dukung Prabowo Tolak Ganti Wapres dan Reshuffle Kabinet
Konsumsi Vape Obat Keras,...
Konsumsi Vape Obat Keras, Aktor Jonathan Frizzy Terancam 12 Tahun Penjara
Kabel Dicuri secara...
Kabel Dicuri secara Terorganisir, Perjalanan Kereta Api Cepat Spanyol Terganggu
Berita Terkini
AS Kembali Perpanjang...
AS Kembali Perpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
Intel Siapkan Teknologi...
Intel Siapkan Teknologi Pendingin CPU Berperforma Tinggi
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Senin 5 Mei 2025, Klaim Sekarang!
Kisah Pembangunan Bahtera...
Kisah Pembangunan Bahtera Nuh: Sebuah Tantangan Teknologi di Ambang Bencana Dahsyat
Kontroversi Worldcoin:...
Kontroversi Worldcoin: Antara Janji Utopis dan Ancaman Privasi di Era Digital
Kontroversi Pembekuan...
Kontroversi Pembekuan Worldcoin dan WorldID di Indonesia, Tawarkan Rp800 Ribu Ditukar dengan Data Biometrik Pribadi
Infografis
Ilmuwan Temukan Bukti...
Ilmuwan Temukan Bukti Gurun Sahara Berubah Jadi Tanah Hijau Subur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved