Banyak yang Enggan Beli Baru, Penjualan Ponsel di Dunia Turun ke Angka 96 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penjualan ponsel baru turun ke angka 96 juta unit secara global pada Mei lalu berdasarkan perhitungan Counterpoint Research's Market Pulse Service. Capaian itu mengejutkan karena sebelumnya per bulan penjualan pnsel baru bisa mencapai 100 juta unit.
Dalam laporan yang sama disebutkan penjualan ponsel belum akan kembali ke situasi normal seperti halnya kondisi sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Permintaan yang rendah menyebabkan penumpukan ponsel baru di gudang-gudang.
Melemahnya penjualan ponsel baru disebabkan oleh krisis semikonduktor , inflasi serta kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai. Belum lagi kondisi terkini seperti perang Rusia dan Ukraina serta melambatnya ekonomi China.
Varun Mishra, Senior Analyst Counterpoint Research's Market Pulse Service dikutip Gadget 360 menyebutkan kondisi ini dialami oleh semua merek ponsel. Bahkan pasar ponsel terbesar di dunia, China, juga ikut kena dampak. Termasuk kawasan Eropa Timur yang tengah berkembang.
"Mungkin perlu ada ukuran pasar dasar baru yang ditentukan untuk pasar ponsel cerdas," ujar Varun Mishra.
Tarun Pathak, Direktur Riset Counterpoint Research's Market Pulse Service, mengatakan kondisi inflasi membuat banyak orang tidak lagi melihat penggantian ponsel baru jadi hal yang penting. Kondisi inflasi bahkan membuat banyak orang pesimis akan adanya perubahan.
"Tekanan inflasi menyebabkan sentimen konsumen pesimis di seluruh dunia dengan orang-orang menunda pembelian yang tidak penting, termasuk smartphone. Konsumen kemungkinan akan menunggu musim diskon sebelum membeli untuk mengimbangi beberapa tekanan biaya,” jelasnya.
Dalam laporan yang sama disebutkan penjualan ponsel belum akan kembali ke situasi normal seperti halnya kondisi sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Permintaan yang rendah menyebabkan penumpukan ponsel baru di gudang-gudang.
Melemahnya penjualan ponsel baru disebabkan oleh krisis semikonduktor , inflasi serta kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai. Belum lagi kondisi terkini seperti perang Rusia dan Ukraina serta melambatnya ekonomi China.
Varun Mishra, Senior Analyst Counterpoint Research's Market Pulse Service dikutip Gadget 360 menyebutkan kondisi ini dialami oleh semua merek ponsel. Bahkan pasar ponsel terbesar di dunia, China, juga ikut kena dampak. Termasuk kawasan Eropa Timur yang tengah berkembang.
"Mungkin perlu ada ukuran pasar dasar baru yang ditentukan untuk pasar ponsel cerdas," ujar Varun Mishra.
Tarun Pathak, Direktur Riset Counterpoint Research's Market Pulse Service, mengatakan kondisi inflasi membuat banyak orang tidak lagi melihat penggantian ponsel baru jadi hal yang penting. Kondisi inflasi bahkan membuat banyak orang pesimis akan adanya perubahan.
"Tekanan inflasi menyebabkan sentimen konsumen pesimis di seluruh dunia dengan orang-orang menunda pembelian yang tidak penting, termasuk smartphone. Konsumen kemungkinan akan menunggu musim diskon sebelum membeli untuk mengimbangi beberapa tekanan biaya,” jelasnya.
(wsb)