Spesifikasi Starlink milik Elon Musk dan Cara Menggunakannya di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Spesifikasi Starlink milik Elon Musk penting diketahui bagi mereka yang ingin menggunakan layanan internet satelit tersebut. Bagaimana caranya?
Lewat Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) yang diberikan Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), internet satelit Starlink milik Elon Musk akhirnya bisa digunakan di Indonesia. Tapi, ada syaratnya.
Ternyata, Hak Labuh Satelit tersebut hanya berlaku untuk layanan ”backhaul” dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Telkomsat. Jadi, bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Space Exploration technologies Corp (Starlink).
Artinya, layanan Starlink tidak bisa digunakan oleh individual. Namun, perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan. Misalnya bank yang berada di wilayah tidak terjangkau jaringan internet operator.
”Backhaul adalah teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke telekomunikasi lainnya,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi.
Menurut Deddy, teknologi tersebut dapat digunakan untuk mendukung penyediaan layanan broadband internet terutama selular 4G, terutama di daerah rural yang belum tersambung secara langsung dengan kabel serat optik.
Layanan satelit Starlink hanya dapat beroperasi jika pembangunan Gateway Station - Teresterial Component untuk menerima layanan kapasitas Satelit Starlink serta pengurusan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit Starlink telah dirampungkan oleh Telkomsat.
Sebagai pemegang eksklusif atas Hak Labuh Satelit Starlink maka Telkomsat berhak mendapatkan layanan backhaul satelit.
Harga Layanan Starlink
SpaceX menawarkan layanan internet satelit Starlink dalam dua bagian di Amerika.
1. Starlink Premium
Kecepatan internetnya sangat tinggi, juga memiliki antena lebih besar: 150 mbps-500 mbps (latensi 20-40 milidetik). Kecepatan uploadnya 20 Mbps-40 Mbps.
Harga routernya USD2.500 dan biaya langganan perbulannya USD500, juga biaya deposit USD500.
Lewat Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) yang diberikan Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), internet satelit Starlink milik Elon Musk akhirnya bisa digunakan di Indonesia. Tapi, ada syaratnya.
Ternyata, Hak Labuh Satelit tersebut hanya berlaku untuk layanan ”backhaul” dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Telkomsat. Jadi, bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Space Exploration technologies Corp (Starlink).
Artinya, layanan Starlink tidak bisa digunakan oleh individual. Namun, perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan. Misalnya bank yang berada di wilayah tidak terjangkau jaringan internet operator.
”Backhaul adalah teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke telekomunikasi lainnya,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi.
Menurut Deddy, teknologi tersebut dapat digunakan untuk mendukung penyediaan layanan broadband internet terutama selular 4G, terutama di daerah rural yang belum tersambung secara langsung dengan kabel serat optik.
Layanan satelit Starlink hanya dapat beroperasi jika pembangunan Gateway Station - Teresterial Component untuk menerima layanan kapasitas Satelit Starlink serta pengurusan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit Starlink telah dirampungkan oleh Telkomsat.
Sebagai pemegang eksklusif atas Hak Labuh Satelit Starlink maka Telkomsat berhak mendapatkan layanan backhaul satelit.
Harga Layanan Starlink
SpaceX menawarkan layanan internet satelit Starlink dalam dua bagian di Amerika.
1. Starlink Premium
Kecepatan internetnya sangat tinggi, juga memiliki antena lebih besar: 150 mbps-500 mbps (latensi 20-40 milidetik). Kecepatan uploadnya 20 Mbps-40 Mbps.
Harga routernya USD2.500 dan biaya langganan perbulannya USD500, juga biaya deposit USD500.