Serangan Siber di Indonesia Tembus 1,6 Miliar, Lakukan Langkah Ini Agar Data Anda Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap setidaknya ada lebih dari 1.6 miliar trafik anomali atau serangan siber yang terjadi di Indonesia pada 2021. Bahkan, tren tersebut diprediksi akan meningkat pada 2022, dimana malware berpotensi jadi jenis serangan siber terbesar.
Tingginya serangan siber ini membuat Indonesia jadi target empuk. Ini bisa dilihat dari jumlah pengguna Internet di Indonesia yang mencapai 204,7 juta (73,7 persen total populasi).
”Pertumbuhan ruang digital tentu baik. Karena jadi wadah masyarakat beraktivitas dan berkreasi. Tapi, juga menghadirkan potensi rawan kejahatan,” ujar Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra.
Apalagi, Andri menyebut bahwa saat ini ruang digital dan dunia nyata saling berhubungan. “Apa yang kita lakukan di ruang digital akan berpengaruh terhadap dunia nyata. Dampak serangan digital akan sama buruknya atau bahkan bisa berakibat lebih fatal dari dampak serangan di dunia nyata,” paparnya.
”Tidak jarang kita melihat masyarakat Indonesia terkena hack, penggunaan identitas palsu, atau bahkan penyanderaan identitas oleh pelaku-pelaku kejahatan siber,” ujar Andri yang pemimpin perusahaan cyber security lokal itu.
Nah, berikut tips yang dibagikan oleh Andri agar tetap aman berinternet:
1. Password kuat dan ganti berkala
Kombinasikan password dengan huruf besar, angka, atau tanda baca agar tidak mudah ditebak. Juga, ganti password secara berkala.
2. Kategorikan Email
Bedakan alamat email yang digunakan sesuai kebutuhan masing-masing. Contoh: bisnis, personal / social media, dan transaksi keuangan. Menggunakan satu email untuk semua kebutuhan akan memberi risiko lebih bagi akun-akun kita yang lainnya jika salah satu akun terkena hack. Mengkategorikan penggunaan email akan memudahkan melihat ada aktivitas mencurigakan dari email yang masuk.
3. Aktifkan Two Factor Authentication (2FA)
2FA merupakan fitur pengaman ganda untuk akses aplikasi untuk mencegah akses login yang tidak diinginkan dari orang lain. Efektif untuk memonitor adanya aktivitas-aktivitas mencurigakan atau usaha masuk akun oleh pihak yang tidak dikenal.
4. Aktifkan fitur Notifikasi
Mengaktifkan fitur notifikasi dapat segera mengetahui login atau aktivitas mencurigakan. Dalam transaksi digital, fitur notifikasi dapat digunakan untuk mengetahui jika ada pembobolan akun atau transaksi yang tidak diketahui.
5. Hati-hati membuka email, tautan dan mengunduh aplikasi mencurigakan
Jangan sembarangan membuka tautan yang mencurigakan dalam pesan email, ini untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data login.
6. Hindari aplikasi tidak resmi
Jangan mengunduh Jangan mengunduh aplikasi/fitur yang bukan dari website resmi. Biasanya beberapa pelaku kejahatan siber menggunakan website palsu untuk memancing masyarakat mengunduh aplikasi/fitur yang dipalsukan, dan dari situ pelaku kejahatan siber dapat mencuri data pribadi masyarakat.
7. Hindari login dengan perangkat tidak dikenal
Hindari login dengan perangkat yang tidak kita kenal seperti gadget orang lain atau computer yang dipakai oleh umum. ”Kita tidak tahu apakah perangkat tersebut sudah terinfeksi virus tidak, maka sebisa mungkin hindari memakai perangkat lain untuk mengakses akun kita,” kata Andri.
8. Kenali fitur-fitur pengaman aplikasi
Gunakan fitur pengaman aplikasi seperti Touch ID / Face ID, 2FA, Setelan Privasi, Report & Block, Peringatan Masuk Akun, hingga Pesan Sementara.
Tingginya serangan siber ini membuat Indonesia jadi target empuk. Ini bisa dilihat dari jumlah pengguna Internet di Indonesia yang mencapai 204,7 juta (73,7 persen total populasi).
”Pertumbuhan ruang digital tentu baik. Karena jadi wadah masyarakat beraktivitas dan berkreasi. Tapi, juga menghadirkan potensi rawan kejahatan,” ujar Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra.
Apalagi, Andri menyebut bahwa saat ini ruang digital dan dunia nyata saling berhubungan. “Apa yang kita lakukan di ruang digital akan berpengaruh terhadap dunia nyata. Dampak serangan digital akan sama buruknya atau bahkan bisa berakibat lebih fatal dari dampak serangan di dunia nyata,” paparnya.
”Tidak jarang kita melihat masyarakat Indonesia terkena hack, penggunaan identitas palsu, atau bahkan penyanderaan identitas oleh pelaku-pelaku kejahatan siber,” ujar Andri yang pemimpin perusahaan cyber security lokal itu.
Nah, berikut tips yang dibagikan oleh Andri agar tetap aman berinternet:
1. Password kuat dan ganti berkala
Kombinasikan password dengan huruf besar, angka, atau tanda baca agar tidak mudah ditebak. Juga, ganti password secara berkala.
2. Kategorikan Email
Bedakan alamat email yang digunakan sesuai kebutuhan masing-masing. Contoh: bisnis, personal / social media, dan transaksi keuangan. Menggunakan satu email untuk semua kebutuhan akan memberi risiko lebih bagi akun-akun kita yang lainnya jika salah satu akun terkena hack. Mengkategorikan penggunaan email akan memudahkan melihat ada aktivitas mencurigakan dari email yang masuk.
3. Aktifkan Two Factor Authentication (2FA)
2FA merupakan fitur pengaman ganda untuk akses aplikasi untuk mencegah akses login yang tidak diinginkan dari orang lain. Efektif untuk memonitor adanya aktivitas-aktivitas mencurigakan atau usaha masuk akun oleh pihak yang tidak dikenal.
4. Aktifkan fitur Notifikasi
Mengaktifkan fitur notifikasi dapat segera mengetahui login atau aktivitas mencurigakan. Dalam transaksi digital, fitur notifikasi dapat digunakan untuk mengetahui jika ada pembobolan akun atau transaksi yang tidak diketahui.
5. Hati-hati membuka email, tautan dan mengunduh aplikasi mencurigakan
Jangan sembarangan membuka tautan yang mencurigakan dalam pesan email, ini untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data login.
6. Hindari aplikasi tidak resmi
Jangan mengunduh Jangan mengunduh aplikasi/fitur yang bukan dari website resmi. Biasanya beberapa pelaku kejahatan siber menggunakan website palsu untuk memancing masyarakat mengunduh aplikasi/fitur yang dipalsukan, dan dari situ pelaku kejahatan siber dapat mencuri data pribadi masyarakat.
7. Hindari login dengan perangkat tidak dikenal
Hindari login dengan perangkat yang tidak kita kenal seperti gadget orang lain atau computer yang dipakai oleh umum. ”Kita tidak tahu apakah perangkat tersebut sudah terinfeksi virus tidak, maka sebisa mungkin hindari memakai perangkat lain untuk mengakses akun kita,” kata Andri.
8. Kenali fitur-fitur pengaman aplikasi
Gunakan fitur pengaman aplikasi seperti Touch ID / Face ID, 2FA, Setelan Privasi, Report & Block, Peringatan Masuk Akun, hingga Pesan Sementara.
(dan)