Pesawat Listrik eCaravan, Terbang Setengah Jam Habiskan Rp84.000
loading...
A
A
A
Electric EEL mampu memangkas konsumsi bahan bakar 50% dan mengurangi emisi. Di masa depan, baterai listrik diyakini akan mengalami kemajuan amat pesat. Saat ini daya dan kekuatan baterai yang tersedia tidak kuat untuk mengangkat pesawat besar sehingga teknologi ini terbatas pada pesawat kecil.
“Ampaire dan FAA berkesempatan untuk bekerja sama dalam mengembangkan penggunaan pesawat listrik yang aman dan terkelola,” kata Noertker. “Modifikasi Cessna 337 merupakan langkah awal. Kelak kita bisa saja melihat pesawat kargo atau penumpang 19 orang menggunakan tenaga listrik penuh.”
Perusahaan asal Israel, Eviation, memamerkan prototipe pesawat penumpang bertenaga listrik penuh selama Paris Airshow pada Juli. Pesawat bernama Alice itu dapat menampung sembilan penumpang dengan daya jelajah 1.040 kilometer dan kecepatan 440 kilometer per jam di atas ketinggian 3.000 meter.
Alice dijadwalkan akan mulai diluncurkan pada 2022. Penampakan pesawat itu sedikit berbeda dari yang lain. Selain memiliki badan miring untuk membantu meringankan beban selama lepas landas, pesawat itu juga memiliki tiga baling-baling yang menghadap ke belakang; dua di bagian sayap, satu di ekor. (Lihat videonya: Geliat Cafe di MAsa Pandemi Covid-19)
Proyek pengembangan daya mesin listrik hingga dua megawatt telah digarap Rolls Roye, Airbus, dan Siemens dalam program E-Fan X. Mesin yang diprediksi rampung pada 2021 itu dapat dipasang di jet BAE 146. United Technologies juga sedang berupaya merancang mesin listrik 1 megawatt dalam Project 804.
Maskapai penerbangan EasyJet juga bekerja sama dengan Wright Electric untuk merancang pesawat listrik jarak dekat dari London menuju Amsterdam, rute kedua tersibuk di Eropa. Mereka berharap dapat menggunakannya pada 2027. “Pesawat listrik semakin mendekati kenyataan,” ujar CEO EasyJet, Johan Lundgren.
Perusahaan perbankan, UBS, memprediksi sektor penerbangan akan beralih dari mesin konvensional menuju mesin hibrida atau listrik dengan tingkat permintaan sekitar 550 pesawat per tahun antara tahun 2028-2040. Sejauh ini, meski mesin listrik mengalami kemajuan begitu pesat, teknologi baterai masih stagnan. (Muh Shamil)
“Ampaire dan FAA berkesempatan untuk bekerja sama dalam mengembangkan penggunaan pesawat listrik yang aman dan terkelola,” kata Noertker. “Modifikasi Cessna 337 merupakan langkah awal. Kelak kita bisa saja melihat pesawat kargo atau penumpang 19 orang menggunakan tenaga listrik penuh.”
Perusahaan asal Israel, Eviation, memamerkan prototipe pesawat penumpang bertenaga listrik penuh selama Paris Airshow pada Juli. Pesawat bernama Alice itu dapat menampung sembilan penumpang dengan daya jelajah 1.040 kilometer dan kecepatan 440 kilometer per jam di atas ketinggian 3.000 meter.
Alice dijadwalkan akan mulai diluncurkan pada 2022. Penampakan pesawat itu sedikit berbeda dari yang lain. Selain memiliki badan miring untuk membantu meringankan beban selama lepas landas, pesawat itu juga memiliki tiga baling-baling yang menghadap ke belakang; dua di bagian sayap, satu di ekor. (Lihat videonya: Geliat Cafe di MAsa Pandemi Covid-19)
Proyek pengembangan daya mesin listrik hingga dua megawatt telah digarap Rolls Roye, Airbus, dan Siemens dalam program E-Fan X. Mesin yang diprediksi rampung pada 2021 itu dapat dipasang di jet BAE 146. United Technologies juga sedang berupaya merancang mesin listrik 1 megawatt dalam Project 804.
Maskapai penerbangan EasyJet juga bekerja sama dengan Wright Electric untuk merancang pesawat listrik jarak dekat dari London menuju Amsterdam, rute kedua tersibuk di Eropa. Mereka berharap dapat menggunakannya pada 2027. “Pesawat listrik semakin mendekati kenyataan,” ujar CEO EasyJet, Johan Lundgren.
Perusahaan perbankan, UBS, memprediksi sektor penerbangan akan beralih dari mesin konvensional menuju mesin hibrida atau listrik dengan tingkat permintaan sekitar 550 pesawat per tahun antara tahun 2028-2040. Sejauh ini, meski mesin listrik mengalami kemajuan begitu pesat, teknologi baterai masih stagnan. (Muh Shamil)
(ysw)