Perubahan Iklim Bikin Afrika Merana, Awal 2022 Berbagai Badai Menerjang Sejumlah Negara
loading...

Badai Tropis Ana menurunkan curah hujan yang tinggi akibat perubahan iklim, di seluruh Malawi, Mozambik, dan Madagaskar pada akhir Januari. Foto/sciencenews
A
A
A
MAPUTO - Perubahan iklim meningkatkan intensitas hujan di Afrika tenggara dan menewaskan ratusan orang pada awal 2022 saat dua badai dahsyat menerjang. Tetapi kelangkaan data regional membuat sulit untuk menentukan seberapa besar peran perubahan iklim.
Para peneliti dari konsorsium ilmuwan iklim dan pakar bencana jaringan Atribusi Cuaca Dunia menyebutkan, serangkaian badai tropis dan hujan lebat melanda Afrika tenggara secara berurutan dari Januari hingga Maret. Penemuan itu dijelaskan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan secara online pada 11 April 2022.
Untuk studi ini, para peneliti berfokus pada dua peristiwa: Badai Tropis Ana, yang menyebabkan banjir di Madagaskar utara, Malawi, dan Mozambik pada Januari dan menewaskan sedikitnya 70 orang. Kemudian Topan Batsirai yang menggenangi Madagaskar selatan pada Februari dan menyebabkan ratusan kematian lagi.
Baca juga; Perubahan Iklim Ganggu Sistem Pernapasan Laut
Untuk mencari jejak bukti perubahan iklim sebagai pemicu bencana ini, tim pertama-tama memilih periode hujan lebat selama tiga hari untuk setiap badai. Kemudian para peneliti mencoba mengumpulkan data pengamatan dari wilayah tersebut untuk merekonstruksi catatan curah hujan harian historis dari 1981 hingga 2022.
Para peneliti dari konsorsium ilmuwan iklim dan pakar bencana jaringan Atribusi Cuaca Dunia menyebutkan, serangkaian badai tropis dan hujan lebat melanda Afrika tenggara secara berurutan dari Januari hingga Maret. Penemuan itu dijelaskan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan secara online pada 11 April 2022.
Untuk studi ini, para peneliti berfokus pada dua peristiwa: Badai Tropis Ana, yang menyebabkan banjir di Madagaskar utara, Malawi, dan Mozambik pada Januari dan menewaskan sedikitnya 70 orang. Kemudian Topan Batsirai yang menggenangi Madagaskar selatan pada Februari dan menyebabkan ratusan kematian lagi.
Baca juga; Perubahan Iklim Ganggu Sistem Pernapasan Laut
Untuk mencari jejak bukti perubahan iklim sebagai pemicu bencana ini, tim pertama-tama memilih periode hujan lebat selama tiga hari untuk setiap badai. Kemudian para peneliti mencoba mengumpulkan data pengamatan dari wilayah tersebut untuk merekonstruksi catatan curah hujan harian historis dari 1981 hingga 2022.
Lihat Juga :