Unboxing dan Kesan Pertama Menggenggam realme GT 2 Pro
loading...
A
A
A
JAKARTA - realme GT 2 Pro termasuk adalah ponsel premium yang menawarkan sensasi berbeda. Yang unik dan tidak biasa. Wajar jika pengguna sudah banyak menantinya.
Sebab, desain ponsel ini sudah sangat menonjol. Karena terlihat sederhana, cantik, dan juga premium. Padahal, harganya dibawah Rp10 juta.
realme menyebut ini adalah ponsel yang ramah lingkungan. Memang, embel-embel ”ramah lingkungan” tidak selalu relevan dengan konsumen Indonesia. Tapi, ada “gimmick” yang dijamin membuat pengguna tertarik: bodi dari kertas daur ulang.
Namanya, Paper Tech Master Design. Artinya, mereplikasi pola produk berbasis kertas. Di kover belakang realme GT 2 Pro warna Paper White, pengguna bisa mencoret-coret menggunakan pensil karena teksturnya yang mirip kertas. Lalu, menghapusnya. Rasanya seperti menulis di atas kertas. Unik sekali.
Tekstur ala kertas itu membuat ponsel mudah digenggam dan tidak licin. Karena tidak glossy, juga tidak mudah kotor. Semoga saja nantinya bodi belakang ini tidak cepat kotor, menguning, atau noda yang menempel.
Setelah membuka boks, pengguna mendapatkan 1 unit realme GT 2 Pro , casing berwarna hitam yang kontras, kabel charger USB C, serta travel charger. SINDONews suka sekali dengan desain casing warna putihnya yang sederhana dan menarik.
Casing bawaannya juga cukup menarik. Warnanya abu-abu, kontras dengan warna ponsel yang putih. Seperti membeli casing after market.
Ironisnya, bodi realme GT 2 Pro rancangan Naoto Fukasawa ini terlalu cantik untuk ditutupi casing. Begitu cantiknya, ingin dibiarkan begitu saja tanpa casing agar mencuri perhatian. Atau, SINDONews merekomendasikan untuk membeli casing yang transparan.
Memang sepintas di bagian atas terkesan “rame” dengan adanya tanda tangan Naoto Fukasawa. Tapi, sebenarnya secara estetika sudah pas dan nyaman dilihat. Karena seluruh bodinya polos.
Sebab, desain ponsel ini sudah sangat menonjol. Karena terlihat sederhana, cantik, dan juga premium. Padahal, harganya dibawah Rp10 juta.
realme menyebut ini adalah ponsel yang ramah lingkungan. Memang, embel-embel ”ramah lingkungan” tidak selalu relevan dengan konsumen Indonesia. Tapi, ada “gimmick” yang dijamin membuat pengguna tertarik: bodi dari kertas daur ulang.
Namanya, Paper Tech Master Design. Artinya, mereplikasi pola produk berbasis kertas. Di kover belakang realme GT 2 Pro warna Paper White, pengguna bisa mencoret-coret menggunakan pensil karena teksturnya yang mirip kertas. Lalu, menghapusnya. Rasanya seperti menulis di atas kertas. Unik sekali.
Tekstur ala kertas itu membuat ponsel mudah digenggam dan tidak licin. Karena tidak glossy, juga tidak mudah kotor. Semoga saja nantinya bodi belakang ini tidak cepat kotor, menguning, atau noda yang menempel.
Setelah membuka boks, pengguna mendapatkan 1 unit realme GT 2 Pro , casing berwarna hitam yang kontras, kabel charger USB C, serta travel charger. SINDONews suka sekali dengan desain casing warna putihnya yang sederhana dan menarik.
Casing bawaannya juga cukup menarik. Warnanya abu-abu, kontras dengan warna ponsel yang putih. Seperti membeli casing after market.
Ironisnya, bodi realme GT 2 Pro rancangan Naoto Fukasawa ini terlalu cantik untuk ditutupi casing. Begitu cantiknya, ingin dibiarkan begitu saja tanpa casing agar mencuri perhatian. Atau, SINDONews merekomendasikan untuk membeli casing yang transparan.
Memang sepintas di bagian atas terkesan “rame” dengan adanya tanda tangan Naoto Fukasawa. Tapi, sebenarnya secara estetika sudah pas dan nyaman dilihat. Karena seluruh bodinya polos.