Perusahaannya Ogah Kutuk Rusia, Bos Huawei Inggris Mengundurkan Diri

Sabtu, 12 Maret 2022 - 08:07 WIB
loading...
Perusahaannya Ogah Kutuk Rusia, Bos Huawei Inggris Mengundurkan Diri
Dua petinggi Huawei di Inggris meninggalkan jabatan mereka setelah perusahaannya tidak kunjung merespon serangan Rusia ke Ukraina. Foto/Getty Images
A A A
LONDON - Dua petinggi Huawei di Inggris meninggalkan jabatan mereka setelah perusahaannya tidak kunjung merespon serangan Rusia ke Ukraina. Huawei Inggris sendiri mendukung langkah dua bos mereka yang menyatakan sikap terhadap invasi Rusia.

Mereka yang mengundurkan diri adalah Sir Andre Cahn dan Sir Ken Olisa yang menjabat sebagai dua direktur di Huawei Inggris. Keduanya meninggalkan jabatan mereka karena merasa Huawei ogah mengutuk invasi Rusia.

Ditanya BBC News apakah Huawei akan terus melakukan bisnis dengan Rusia, perusahaan itu menolak berkomentar. "Kami tidak berkomentar lebih jauh," katanya kepada BBC, Sabtu (12/3/2022).



Diyakini bahwa kedua bos Huawei itu merasa ini adalah situasi yang kompleks bagi perusahaan dan bertentangan dengan harapan mereka sebagai dewan direksi Inggris.

Seorang pejabat Huawei mengatakan: "Sir Andrew Cahn dan Sir Ken Olisa membawa banyak pengalaman dari dunia bisnis dan teknologi kepada dewan direksi Huawei Inggris ketika mereka diangkat, masing-masing pada tahun 2015 dan 2018.

"Keduanya telah menunjukkan dukungan kuat untuk komitmen Huawei ke Inggris dan telah membantu menegakkan standar tertinggi tata kelola perusahaan," terangnya.



Kabar pengunduran diri itu muncul ketika AS memperingatkan perusahaan-perusahaan China untuk tidak melanggar pembatasan ekspor teknologi ke Rusia.

China abstain pada resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengutuk invasi Rusia. Kendati begitu China menyatakan penyesalan tentang tindakan militer Rusia, dengan mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan kerugian bagi warga sipil.

Sekretaris Perdagangan AS, Gina Raimondo mengatakan kepada New York Times bahwa Washington dapat mengambil tindakan "menghancurkan" terhadap perusahaan-perusahaan China yang menentang sanksi Rusia.



Bisa dengan melarang penggunaan peralatan dan perangkat lunak AS yang diperlukan untuk membuat produk mereka. "Rusia pasti akan merayu negara lain untuk mengakhiri sanksi dan kontrol ekspor kami," kata Raimondo kepada surat kabar itu.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.7666 seconds (0.1#10.140)