Bisa Fatal, Jangan Biarkan Anak-Anak Pakai Earphone Volume 100 Persen Saat Belajar Online
loading...
Mendengarkan earphone dalam waktu lama dan volume keras bisa mengakibatkan gangguan pendengaran bagi anak-anak. Foto: ist
A
A
A
JAKARTA - Wajar jika anak-anak belajar online (daring) menggunakan earphone atau headphone untuk mendengarkan materi atau paparan guru. Yang tidak wajar, jika orang tua tidak mengontrol suaranya.
Jika anak-anak mendengarkan pembelajaran online tanpa montrol tingkat volume, hasilnya bisa fatal. Apalagi, jika memakai earphone dengan volume keras hingga 100 persen.
Menurut dokter kesehatan telinga hidung tenggorokan (THT), penggunaan earphone atau headphone bagi anak atau orang dewasa terlalu keras dapat memicu kerusakan atau gangguan pendengaran.
Terlebih di situasi saat ini, membuat anak harus melakukan pembelajaran secara online sehingga perlu pengawasan orang tua.
Dr. dr. Nyilo Purnami, Sp. THT KL(K), FICS, FISCM mengatakan, bukan hanya tingkat volume yang perlu diperhatikan tetapi juga durasi penggunaan alat tersebut.
”Yang perlu diperhatikan adalah volume memakai earphone yang harus sesuai tergantung jenis earphone, besar volumenya dan durasi penggunaan berapa lama,” ujar dr. Nyilo dalam Webinar Gangguan Pendengaran di Era Daring, Jumat (4/3).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa paparan suara secara terus-menerus atau lama dapat mengakibatkan kelelahan sel pendengaran di rumah siput.
Akibatnya, gangguan pendengaran pada anak bisa terjadi secara permanen.
dr. Nyilo menjelaskan bahwa suara itu terdiri dari dua macam. Yaitu intensitas volume pada tingkatan volume dapat diatur. Sedangkan frekuensi atau settingan suara yang dihasilkan terlalu bising atau nyaring juga dapat mengganggu pendengaran.
”Suara itu ada intensitas volumenya. Kalau terlalu keras perlu diperkecil. Kalau frekuensinya terlalu nyaring atau tinggi itu perlu dirubah. Cari yang tidak terlalu menimbulkan suara yang frekuensinya tinggi,” jelasnya
Gangguan pendengaran pada anak akibat suara atau volume terlalu keras menggunakan earphone dapat mengganggu konsentrasi dan beradaptasi anak, ketika tatap muka berlangsung di Sekolah.
”Sehingga dalam jangka waktu lama dapat menggangu pendengaran. Jika tidak diantisipasi bisa saja setelah online dapat mengalami gangguan,” katanya.
Jika anak-anak mendengarkan pembelajaran online tanpa montrol tingkat volume, hasilnya bisa fatal. Apalagi, jika memakai earphone dengan volume keras hingga 100 persen.
Menurut dokter kesehatan telinga hidung tenggorokan (THT), penggunaan earphone atau headphone bagi anak atau orang dewasa terlalu keras dapat memicu kerusakan atau gangguan pendengaran.
Terlebih di situasi saat ini, membuat anak harus melakukan pembelajaran secara online sehingga perlu pengawasan orang tua.
Dr. dr. Nyilo Purnami, Sp. THT KL(K), FICS, FISCM mengatakan, bukan hanya tingkat volume yang perlu diperhatikan tetapi juga durasi penggunaan alat tersebut.
”Yang perlu diperhatikan adalah volume memakai earphone yang harus sesuai tergantung jenis earphone, besar volumenya dan durasi penggunaan berapa lama,” ujar dr. Nyilo dalam Webinar Gangguan Pendengaran di Era Daring, Jumat (4/3).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa paparan suara secara terus-menerus atau lama dapat mengakibatkan kelelahan sel pendengaran di rumah siput.
Akibatnya, gangguan pendengaran pada anak bisa terjadi secara permanen.
dr. Nyilo menjelaskan bahwa suara itu terdiri dari dua macam. Yaitu intensitas volume pada tingkatan volume dapat diatur. Sedangkan frekuensi atau settingan suara yang dihasilkan terlalu bising atau nyaring juga dapat mengganggu pendengaran.
”Suara itu ada intensitas volumenya. Kalau terlalu keras perlu diperkecil. Kalau frekuensinya terlalu nyaring atau tinggi itu perlu dirubah. Cari yang tidak terlalu menimbulkan suara yang frekuensinya tinggi,” jelasnya
Gangguan pendengaran pada anak akibat suara atau volume terlalu keras menggunakan earphone dapat mengganggu konsentrasi dan beradaptasi anak, ketika tatap muka berlangsung di Sekolah.
”Sehingga dalam jangka waktu lama dapat menggangu pendengaran. Jika tidak diantisipasi bisa saja setelah online dapat mengalami gangguan,” katanya.
(dan)
Explore More