Edan, Valuasi Apple Tembus Rp42.000 Triliun!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apple menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD3 triliun (Rp42.000 triliun). Pencapaian itu sebenarnya hanya sebentar. Saham Apple sempat naik 2,5 persen pada perdagangan Senin (4/1) mencapai USD182,86 untuk kemudian turun kembali.
Tapi, pencapaian itu jadi simbol terhadap sukses Apple sebagai raksasa teknologi dunia. Termasuk para investor yang juga sangat optimis terhadap valuasi Apple yang kedepannya akan terus meroket.
Apple melipatgandakan valuasinya dalam waktu kurang dari empat tahun.
Faktanya, pada 2021 ketika banyak perusahaan yang “tiarap”, Apple justru melesat. Mereka mencatatkan pertumbuhan tahunan di semua kategori produknya di kuartal keempat 2021. Bahkan, pendapatan mereka naik 29% dari tahun ke tahun.
iPhone masih menjadi pendorong penjualan terbesar. Tapi, unit bisnis lain juga tumbuh 25,6% dari tahun ke tahun dan menghasilkan pendapatan lebih dari USD18 miliar selama kuartal tersebut.
Pada Desember, misalnya, Katy Huberty dari Morgan Stanley menaikkan target harga perusahaan dari USD164 menjadi USD200. Menegaskan bahwa saham Apple tetap gurih untik dibeli, dengan kehadiran produk seperti virtual reality dan augmented reality yang akan segera dirilis.
Huberty juga menyebut bahwa pendapatan Apple App Store akan terus meroket. Termasuk, prediksi pengapalan 83 juta unit perangkat pada Desember 2021, naik 3 juga unit dari yang diprediksi.
Selama liburan Natal, Apple menjual 27 juta unit AirPods, membuat bisnis wearable Apple naik 20 persen.
Analis Wedbush Daniel Ives menyebut bahwa Apple masih memiliki ruang untuk terus tumbuh, dengan nilai bisnis layanan/service mereka diperkirakan mencapai USD1,5 triliun.
Tapi, pencapaian itu jadi simbol terhadap sukses Apple sebagai raksasa teknologi dunia. Termasuk para investor yang juga sangat optimis terhadap valuasi Apple yang kedepannya akan terus meroket.
Apple melipatgandakan valuasinya dalam waktu kurang dari empat tahun.
Faktanya, pada 2021 ketika banyak perusahaan yang “tiarap”, Apple justru melesat. Mereka mencatatkan pertumbuhan tahunan di semua kategori produknya di kuartal keempat 2021. Bahkan, pendapatan mereka naik 29% dari tahun ke tahun.
iPhone masih menjadi pendorong penjualan terbesar. Tapi, unit bisnis lain juga tumbuh 25,6% dari tahun ke tahun dan menghasilkan pendapatan lebih dari USD18 miliar selama kuartal tersebut.
Pada Desember, misalnya, Katy Huberty dari Morgan Stanley menaikkan target harga perusahaan dari USD164 menjadi USD200. Menegaskan bahwa saham Apple tetap gurih untik dibeli, dengan kehadiran produk seperti virtual reality dan augmented reality yang akan segera dirilis.
Huberty juga menyebut bahwa pendapatan Apple App Store akan terus meroket. Termasuk, prediksi pengapalan 83 juta unit perangkat pada Desember 2021, naik 3 juga unit dari yang diprediksi.
Selama liburan Natal, Apple menjual 27 juta unit AirPods, membuat bisnis wearable Apple naik 20 persen.
Analis Wedbush Daniel Ives menyebut bahwa Apple masih memiliki ruang untuk terus tumbuh, dengan nilai bisnis layanan/service mereka diperkirakan mencapai USD1,5 triliun.