Intel Minta Maaf ke Beijing Gara-gara Menolak Tenaga Kerja dari Xinjiang

Jum'at, 24 Desember 2021 - 13:01 WIB
loading...
Intel Minta Maaf ke...
Intel meminta maaf setelah menyinggung soal Xinjiang yang mendapat respons negatif dari publik China. Foto/dok
A A A
BEIJING - Pembuat microchip AS, Intel telah meminta maaf menyusul reaksi keras atas suratnya yang mendesak pemasok untuk tidak mendapatkan produk atau tenaga kerja dari wilayah Xinjiang China. Surat perusahaan itu memicu kritik di China dan mendapat seruan untuk memboikot produk Intel.

Dikutip dari BBC, Jumat (24/12/2021), surat itu mengatakan Intel telah meminta agar rantai pasokannya tidak menggunakan tenaga kerja atau sumber barang dari Xinjiang.

Kebijakan Intel ini menyusul pembatasan yang diberlakukan oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. China telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.



Xinjiang adalah rumah bagi banyak populasi Muslim Uyghur di negara itu dan ada tuduhan kerja paksa dan kemungkinan genosida.

Dalam pernyataan berbahasa Mandarin di akun WeChat dan Weibo resminya, Intel mengatakan bahwa komitmennya untuk menghindari rantai pasokan dari Xinjiang adalah ekspresi kepatuhan terhadap hukum AS, bukan pernyataan posisinya dalam masalah ini.

"Kami mohon maaf atas masalah yang terjadi pada pelanggan, mitra, dan publik China yang kami hormati. Intel berkomitmen untuk menjadi mitra teknologi tepercaya dan mempercepat pengembangan bersama dengan China," kata perusahaan itu.

Banyak pengguna Weibo mencemooh permintaan maaf Intel sebagai upaya melindungi penjualan di China. Salah satu pengguna mengatakan: "Kesalahan adalah kesalahan! Cabut pernyataan tentang Xinjiang!"

Sementara itu, tagar "Apakah permintaan maaf Intel tulus?" menjadi tren di Weibo pada hari Kamis, Reuters melaporkan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
Gunakan Teknologi Pengindraan,...
Gunakan Teknologi Pengindraan, China Pantau Perubahan Radiasi Matahari
Donald Trump Kembali...
Donald Trump Kembali Memperpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
Batas Waktu Berakhir...
Batas Waktu Berakhir Besok! TikTok Belum Laku Terjual
Jadi Senjata China Lawan...
Jadi Senjata China Lawan Tarif Impor, AS Bidik 140 Perusahaan Chip
Chip AI Jadi Senjata...
Chip AI Jadi Senjata China untuk Melawan AS Terkait Tarif Impor Baru
China Luncurkan Robot...
China Luncurkan Robot Tangan yang Punya Sensitivitas seperti Jari Manusia
Beragam Respons Soal...
Beragam Respons Soal Kehadiran Manus AI Baru Buatan China
Jelang Pelarangan TikTok...
Jelang Pelarangan TikTok di AS, Donald Trump Siapkan Perjanjian Baru
Rekomendasi
Oknum Dokter RS Swasta...
Oknum Dokter RS Swasta Malang Diduga Lecehkan Pasien Wanita Muda saat Rawat Inap
4 Alasan Rusia Sangat...
4 Alasan Rusia Sangat Percaya dengan Donald Trump, Salah Satunya Mengakui Kesalahan di Masa Lalu
Anwar Ibrahim: Malaysia...
Anwar Ibrahim: Malaysia Berdiri Bersama China di Tengah Ancaman Tarif AS
Berita Terkini
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Rabu 16 April 2025, Klaim Sekarang!
14 jam yang lalu
Ambisi Indonesia-Rusia...
Ambisi Indonesia-Rusia Bikin Internet Ngebut tapi Murah Meriah
17 jam yang lalu
Era Baru Telah Dimulai...
Era Baru Telah Dimulai dengan Kehadiran HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN di Indonesia, Smartphone Triple Foldable yang Mengguncang Industri
17 jam yang lalu
Sambut A Minecraft Movie,...
Sambut A Minecraft Movie, Cinepolis Cinemas Luncurkan Virtual Cinema Experience
1 hari yang lalu
Warga AS Borong Produk...
Warga AS Borong Produk China di TikTok dan Amazon
1 hari yang lalu
Washington Gelar Sidang...
Washington Gelar Sidang Kasus Antimonopoli Meta
1 hari yang lalu
Infografis
Untuk Lawan Rusia, AS...
Untuk Lawan Rusia, AS Kirim 90 Rudal Patriot dari Israel ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved