Waspada Omicron, Pengunjung Apple Store Kembali Wajib Gunakan Masker
loading...
Pengunjung Apple Store kini kembali wajib menggunakan masker dan jaga jarak. Foto: ist
A
A
A
AMERIKA - Apple kembali mewajibkan semua pengunjung Apple Store di AS menggunakan masker. Selain itu, Apple juga kembali memperketat pembatasan sosial. Pengunjung di dalam Apple Store dibatasi, juga harus jaga jarak.
Padahal, sebelumnya mereka sudah tidak mewajibkan pengunjung memakai masker di 100 gerai Apple Store yang tersebar di seluruh Amerika.
”Seiring meningkatnya kasus baru di berbagai wilayah, sekarang kami mewajibkan konsumen untuk bersama-sama dengan tim kami menggunakan masker saat mengunjungi Apple Store,” tulis pernyataan Apple kepada Bloomberg.
Dalam memonya, Apple mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah meninjau tren jumlah kasus Covid-19 baru di seluruh Amerika. Utamanya, karena varian Omicron yang memicu kekhawatiran terhadap gelombang ketiga pandemi.
Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan bahwa Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan jenis Covid-19 sebelumnya.
”Bahkan jika pun dampak Omicron tidak terlalu parah, namun jumlah kasus yang banyak akan bisa memicu kembali penumpukan pasien di Rumah Sakit,” ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Pada awal pekan ini, strain omicron mewakili sekitar 3,0 persen dari semua kasus Covid-19 di Amerika atau naik dari 0,4 persen pada minggu sebelumnya.
Situasi pandemi yang tidak dapat diprediksi membuat Apple lebih dinamis dalam mengubah aturan di gerai ritel mereka. Yang jelas, jika ada lonjakan baru Covid-19 di Amerika akan berdampak terhadap laba perusahan karena di akhir tahun konsumen Amerika sedang giat-giatnya berbelanja.
Padahal, sebelumnya mereka sudah tidak mewajibkan pengunjung memakai masker di 100 gerai Apple Store yang tersebar di seluruh Amerika.
”Seiring meningkatnya kasus baru di berbagai wilayah, sekarang kami mewajibkan konsumen untuk bersama-sama dengan tim kami menggunakan masker saat mengunjungi Apple Store,” tulis pernyataan Apple kepada Bloomberg.
Dalam memonya, Apple mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah meninjau tren jumlah kasus Covid-19 baru di seluruh Amerika. Utamanya, karena varian Omicron yang memicu kekhawatiran terhadap gelombang ketiga pandemi.
Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan bahwa Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan jenis Covid-19 sebelumnya.
”Bahkan jika pun dampak Omicron tidak terlalu parah, namun jumlah kasus yang banyak akan bisa memicu kembali penumpukan pasien di Rumah Sakit,” ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Pada awal pekan ini, strain omicron mewakili sekitar 3,0 persen dari semua kasus Covid-19 di Amerika atau naik dari 0,4 persen pada minggu sebelumnya.
Situasi pandemi yang tidak dapat diprediksi membuat Apple lebih dinamis dalam mengubah aturan di gerai ritel mereka. Yang jelas, jika ada lonjakan baru Covid-19 di Amerika akan berdampak terhadap laba perusahan karena di akhir tahun konsumen Amerika sedang giat-giatnya berbelanja.
(dan)
Lihat Juga :
