Untuk Kedua Kali La Nina Kembali pada Musim Dingin Tahun Ini, Apa Dampaknya di Indonesia?

Senin, 13 Desember 2021 - 07:43 WIB
loading...
Untuk Kedua Kali La...
Fenomena La Nina kembali lagi untuk kedua kali secara berturut-turut pada musim dingin tahun ini. Fenomena La Nina diperkirakan akan bertahan hingga 2022. Foto/earthobservatory.nasa
A A A
FENOMENA La Nina kembali lagi untuk kedua kali secara berturut-turut pada musim dingin tahun ini. Fenomena La Nina diperkirakan akan bertahan hingga 2022, bahkan di belahan Bumi utara setidaknya sampai musim semi.

Fenomena La Nina ini ditangkap satelit Sentinel-6 Michael Freilich dan dianalisis oleh para ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA. Gambar globe di atas menunjukkan anomali ketinggian permukaan laut yang diamati pada 26 November hingga 5 Desember 2021.

Apa dampak La Nina yang dirasakan bagi Indonesia? La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia, selain angin muson. La Nina menyebabkan udara terasa lebih dingin dan curah hujan menjadi lebih tinggi. (Baca juga; Dampak 3 Siklon Aktif, BMKG: Puncak La Nina Terjadi Desember-Maret )

Dalam laporan yang dirilis pada 9 Desember 2021, Pusat Prediksi Iklim NOAA mencatat suhu permukaan laut pada bulan November di Pasifik tropis timur antara 0,7 hingga 1,2 derajat Celcius di bawah rata-rata. Para ilmuwan memperkirakan kondisi La Nina akan bertahan selama musim dingin Belahan Bumi Utara dan akan bertransisi kembali ke kondisi netral selama periode April hingga Juni 2022.

Selama La Nina, curah hujan dapat meningkat secara dramatis di Indonesia dan Australia. Awan dan curah hujan menjadi lebih sporadis di tengah dan timur Samudra Pasifik. Di Amerika Utara, kondisi menjadi lebih dingin dan banyak badai. Berbeda dengan Amerika Serikat bagian selatan dan Meksiko utara cuaca menjadi lebih hangat dan kering.

Pada globe yang terekam satelit, warna biru menunjukkan suhu permukaan laut yang lebih rendah dari rata-rata; warna putih menunjukkan kondisi permukaan laut normal; dan warna merah menunjukkan kondisi permukaan laut lebih tinggi dari biasanya. (Baca juga; BMKG Tegaskan La Nina Bukan Badai, Ini Penjelasannya )

“La Nina dengan kekuatan sedang ini dapat dilihat pada data Sentinel-6 sebagai area dengan permukaan laut yang suhunya lebih rendah dari normal di sepanjang dan di bawah Khatulistiwa, Pasifik tengah dan timur,” kata Josh Willis, ilmuwan iklim dan ahli kelautan di JPL dikutip SINDOnews dari laman earthobservatory.nasa, Senin (13/12/2021).
Untuk Kedua Kali La Nina Kembali pada Musim Dingin Tahun Ini, Apa Dampaknya di Indonesia?

Ketika terjadi fenomena La Nina, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal. Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.

Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Kondisi ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat.

Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. Kondisi ini disebut upwelling dan membuat SML turun. Kondisi ini mengakibatkan curah hujan di wilayah Indonesia makin tinggi, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Kondisi Arktik pada...
Kondisi Arktik pada Tahun 2100 Diklaim Jadi Awal Mula Kiamat
Suhu Panas Meningkat,...
Suhu Panas Meningkat, Inovasi Pendingin Semakin Berkembang
PBB Vonis Tiga Perempat...
PBB Vonis Tiga Perempat Wilayah di Bumi Akan Kering Permanen
Sulap Gurun menjadi...
Sulap Gurun menjadi Gedung Pencakar Langit, PBB Vonis Arab Saudi Mempercepat Kiamat
Jadi Penjaga Es Arktik,...
Jadi Penjaga Es Arktik, Virus Raksasa Pemakan Alga Ditemukan
Perubahan Iklim Semakin...
Perubahan Iklim Semakin Gawat, Ilmuwan Akan Sebar Besi di Samudra Pasifik
Sungai Amazon Surut,...
Sungai Amazon Surut, Seekor Lumba-lumba Mati
Ilmuwan Temukan Pohon...
Ilmuwan Temukan Pohon yang Mampu Cegah Perubahan Iklim
Solusi Dampak Perubahan...
Solusi Dampak Perubahan Iklim, Samudra Pasifik Bakal Diisi Besi
Rekomendasi
Banyak Kader PDIP Minta...
Banyak Kader PDIP Minta Megawati Jadi Ketum Lagi
Profil Sayyida Ahad...
Profil Sayyida Ahad binti Abdullah, Istri Raja Oman yang Menginspirasi Perempuan Arab
7 Film Indonesia Diadaptasi...
7 Film Indonesia Diadaptasi dari Lagu, Terbaru Komang
Berita Terkini
Ambisi Indonesia-Rusia...
Ambisi Indonesia-Rusia Bikin Internet Ngebut tapi Murah Meriah
1 jam yang lalu
Era Baru Telah Dimulai...
Era Baru Telah Dimulai dengan Kehadiran HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN di Indonesia, Smartphone Triple Foldable yang Mengguncang Industri
2 jam yang lalu
Sambut A Minecraft Movie,...
Sambut A Minecraft Movie, Cinepolis Cinemas Luncurkan Virtual Cinema Experience
14 jam yang lalu
Warga AS Borong Produk...
Warga AS Borong Produk China di TikTok dan Amazon
15 jam yang lalu
Washington Gelar Sidang...
Washington Gelar Sidang Kasus Antimonopoli Meta
22 jam yang lalu
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
23 jam yang lalu
Infografis
Dipakai Jokowi untuk...
Dipakai Jokowi untuk Booster Kedua, Ini Kelebihan Vaksin Indovac
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved