Mengenal Roehana Koeddoes, Wartawati Pertama di Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Google Doodle hari ini, Senin (8/11), dibuat khusus untuk mengenang Roehana Koeddoes. Dia adalah wartawati pertama di Indonesia.
Roehana Koeddoes lahir sebagai Siti Roehana pada 20 Desember 1884 di kota kecil Koto Gadang, Sumatera Barat.
Dibesarkan di era ketika perempuan Indonesia umumnya tidak mendapat pendidikan formal, ia mengembangkan kecintaan membaca dengan membaca halaman-halaman surat kabar lokal dan berbagi berita lokal dengan teman-temannya pada usia tujuh tahun.
Pada 1911, ia meresmikan karirnya di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah pertama di Indonesia yang diperuntukkan bagi perempuan.
Didirikan di kota kelahirannya, sekolah Koeddoes memberdayakan perempuan melalui berbagai program, mulai pengajaran literasi bahasa Arab hingga moralitas.
Dia memperluas pengaruhnya setelah pindah ke Bukittinggi, sebuah kota besar di Sumatera Barat, dengan menjadi salah satu jurnalis wanita pertama di Indonesia.
Di sini, ia memainkan peran kunci dalam perintis surat kabar wanita “Soenting Melajoe”.
Menjadi media pertama di Indonesia, publikasi ini secara langsung menginspirasi perkembangan beberapa surat kabar wanita Indonesia yang berpengaruh lainnya.
Sepanjang karirnya, Koeddoes terus menulis artikel yang mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan kolonialisme.
Bahkan beberapa tulisannya mendapatkan pengakuan secara nasional. Sebagian berkat perintis seperti Koeddoes, banyak yang menganggap perempuan dalam jurnalisme Indonesia lebih kritis dan berani dari sebelumnya.
”Doodle hari ini merayakan pendidik dan jurnalis Indonesia Roehana Koeddoes, juara seumur hidup untuk kesetaraan dan kebebasan berekspresi perempuan,” tulis Google.
Atas prestasi kepeloporannya itu, pemerintah Indonesia menobatkannya sebagai pahlawan nasional pada hari ini di 2019.
Roehana Koeddoes lahir sebagai Siti Roehana pada 20 Desember 1884 di kota kecil Koto Gadang, Sumatera Barat.
Dibesarkan di era ketika perempuan Indonesia umumnya tidak mendapat pendidikan formal, ia mengembangkan kecintaan membaca dengan membaca halaman-halaman surat kabar lokal dan berbagi berita lokal dengan teman-temannya pada usia tujuh tahun.
Pada 1911, ia meresmikan karirnya di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah pertama di Indonesia yang diperuntukkan bagi perempuan.
Didirikan di kota kelahirannya, sekolah Koeddoes memberdayakan perempuan melalui berbagai program, mulai pengajaran literasi bahasa Arab hingga moralitas.
Dia memperluas pengaruhnya setelah pindah ke Bukittinggi, sebuah kota besar di Sumatera Barat, dengan menjadi salah satu jurnalis wanita pertama di Indonesia.
Di sini, ia memainkan peran kunci dalam perintis surat kabar wanita “Soenting Melajoe”.
Menjadi media pertama di Indonesia, publikasi ini secara langsung menginspirasi perkembangan beberapa surat kabar wanita Indonesia yang berpengaruh lainnya.
Sepanjang karirnya, Koeddoes terus menulis artikel yang mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan kolonialisme.
Bahkan beberapa tulisannya mendapatkan pengakuan secara nasional. Sebagian berkat perintis seperti Koeddoes, banyak yang menganggap perempuan dalam jurnalisme Indonesia lebih kritis dan berani dari sebelumnya.
”Doodle hari ini merayakan pendidik dan jurnalis Indonesia Roehana Koeddoes, juara seumur hidup untuk kesetaraan dan kebebasan berekspresi perempuan,” tulis Google.
Atas prestasi kepeloporannya itu, pemerintah Indonesia menobatkannya sebagai pahlawan nasional pada hari ini di 2019.
(dan)