Berbasis STEM dan VLE, Doyobi Kenalkan Coding dengan Dukungan Google
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pergeseran ke arah digitalisasi telah terjadi di seluruh industri selama pandemi Covid-19. Doyobi, penyedia sumber daya pengajaran berbasis STEM dan pengembangan guru melalui virtual learning environmen t (VLE) atau lingkungan pembelajaran virtual.
.
Melalui platform Doyobi, para guru dapat mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM dan Abad 21 dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, melalui kelas terpadu yang mengintegrasikan video, kuis, dan kegiatan.
Hingga saat ini, Doyobi telah digunakan oleh hampir 2.000 guru di lebih dari 10 negara, di mana Indonesia merupakan salah satu pasar terbesarnya. Selain di Indonesia, sejumlah sekolah di Afrika juga telah mengadopsi kurikulum Doyobi.
Kurikulum Doyobi juga digunakan dalam Code in the Community, yaitu program coding gratis terbesar di Singapura, yang didukung oleh Google dan pemerintah Singapura.
Baru-baru ini, Doyobi mengumumkan telah berhasil menyelesaikan putaran pendanaan pra-seri A senilai USD 2,8 juta yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.
Investor lainnya yang berpartisipasi dalam putaran ini adalah Tresmonos Capital, Novus Paradigm Capital, dan XA Network; serta sejumlah angel investor terkemuka seperti Quek Siu Rui, CEO Carousell, Oswald Yeo, dan Seah Ying Cong, co-founder Glints, serta Reuben Lai, Head of Grab Financial Group.
“Ada kesenjangan yang besar antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang perlu dipelajari anak-anak guna mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Rasa ingin tahu, imajinasi dan empati sama pentingnya dengan keterampilan membaca dan berhitung. Kami percaya guru merupakan bagian penting untuk mengubah pengalaman anak-anak di dalam kelas,” ucap John Tan, CEO dan Founder Doyobi dalam keterangan persnya di Jakarta Minggu (24/10/2021).
Dana tersebut akan digunakan untuk meluncurkan kursus dan pelatihan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru. Inisiatif ini juga ditujukan untuk mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat membantu guru dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM secara efektif serta keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kreatif di kelas.
Doyobi juga akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung komunitas Teachers as Humans, yang merupakan sebuah komunitas online bagi para guru untuk saling mendukung dan mendapatkan peluang untuk mengembangkan diri secara profesional.
Beberapa sekolah saat ini tercatat sudah menjadi mitra dari Doyobi, di antaranya adalah Leap Surabaya dan Codercadamy, serta sekolah swasta seperti HighScope Indonesia, Mutiara Harapan Islamic School, dan Stella Gracia School.
.
Melalui platform Doyobi, para guru dapat mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM dan Abad 21 dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, melalui kelas terpadu yang mengintegrasikan video, kuis, dan kegiatan.
Hingga saat ini, Doyobi telah digunakan oleh hampir 2.000 guru di lebih dari 10 negara, di mana Indonesia merupakan salah satu pasar terbesarnya. Selain di Indonesia, sejumlah sekolah di Afrika juga telah mengadopsi kurikulum Doyobi.
Kurikulum Doyobi juga digunakan dalam Code in the Community, yaitu program coding gratis terbesar di Singapura, yang didukung oleh Google dan pemerintah Singapura.
Baru-baru ini, Doyobi mengumumkan telah berhasil menyelesaikan putaran pendanaan pra-seri A senilai USD 2,8 juta yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.
Investor lainnya yang berpartisipasi dalam putaran ini adalah Tresmonos Capital, Novus Paradigm Capital, dan XA Network; serta sejumlah angel investor terkemuka seperti Quek Siu Rui, CEO Carousell, Oswald Yeo, dan Seah Ying Cong, co-founder Glints, serta Reuben Lai, Head of Grab Financial Group.
“Ada kesenjangan yang besar antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang perlu dipelajari anak-anak guna mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Rasa ingin tahu, imajinasi dan empati sama pentingnya dengan keterampilan membaca dan berhitung. Kami percaya guru merupakan bagian penting untuk mengubah pengalaman anak-anak di dalam kelas,” ucap John Tan, CEO dan Founder Doyobi dalam keterangan persnya di Jakarta Minggu (24/10/2021).
Dana tersebut akan digunakan untuk meluncurkan kursus dan pelatihan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru. Inisiatif ini juga ditujukan untuk mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat membantu guru dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM secara efektif serta keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kreatif di kelas.
Doyobi juga akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung komunitas Teachers as Humans, yang merupakan sebuah komunitas online bagi para guru untuk saling mendukung dan mendapatkan peluang untuk mengembangkan diri secara profesional.
Beberapa sekolah saat ini tercatat sudah menjadi mitra dari Doyobi, di antaranya adalah Leap Surabaya dan Codercadamy, serta sekolah swasta seperti HighScope Indonesia, Mutiara Harapan Islamic School, dan Stella Gracia School.