WhatsApp Mulai Menguji Direktori Bisnis Baru Bergaya Yellow Pages
loading...
A
A
A
INDIA - WhatsApp dilaporkan sedang menguji coba direktori bisnis baru di Sao Paulo, Brasil, yang memungkinkan pengguna menemukan toko dan layanan lokal di aplikasi.
WhatsApp akan menampilkan bisnis yang diurutkan berdasarkan kategori seperti "toko kelontong" dan "restoran", untuk kemudian memungkinkan pengguna mengobrol langsung dengan penjualnya.
Reuters melaporkan bahwa pengujian tersebut akan mencakup ribuan bisnis di kota tersebut.
Melansir dari The Verge, Kamis (16/9), layanan pesan instan milik Facebook ini mulai getol untuk menambah fitur e-commerce.
Pada Oktober lalu, WhatsApp melaporkan bahwa lebih dari 175 juta orang di seluruh dunia menggunakan layanan ini untuk mengirim pesan ke akun bisnis WhatsApp Business setiap hari.
WhatsApp menawarkan aplikasi mandiri untuk usaha kecil sejak 2018, dan sejak itu telah menambahkan fitur seperti dukungan untuk katalog produk dan keranjang belanja.
Di Brasil dan India, WhatsApp juga mulai menawarkan pembayaran dalam aplikasi, yang memungkinkan pengguna melakukan pembelian langsung dari fitur bisnis, selain mengirim uang ke teman dan keluarga.
Namun dorongan e-commerce ini menimbulkan masalah bagi WhatsApp awal tahun ini, ketika memperbarui kebijakan privasinya. Perubahan itu secara luas ditafsirkan sebagai memberi WhatsApp kemampuan berbagi data dari obrolan pribadi penggunanya ke Facebook.
Padahal sebenarnya perubahan itu hanya berlaku untuk obrolan dengan bisnis, yang membuat perusahaan melihat data yang disimpan di server Facebook.
Kebijakan baru ini menimbulkan kecaman, yang berimbas ke pesaing WhatsApp, Telegram dan Signal, melaporkan lonjakan pengguna baru.
Selain aplikasi untuk bisnis kecil, WhatsApp juga menawarkan API WhatsApp Business untuk menghubungkan bisnis yang lebih besar dengan pelanggan.
Meskipun WhatsApp dilaporkan mundur dari rencana untuk menampilkan iklan dalam aplikasi tahun lalu, wakil presiden pesan bisnis Facebook, Matt Idema, mengatakan kepada Reuters bahwa dalam jangka panjang pihaknya mengharapkan iklan menjadi bagian dari model bisnis WhatsApp. Meski nantinya akan dalam bentuk yang lebih halus.
Meski percontohan terbatas pada satu kota di Brasil untuk saat ini, Idema mengatakan, India dan Indonesia merupakan salah satu kandidat untuk ekspansi di masa depan.
WhatsApp akan menampilkan bisnis yang diurutkan berdasarkan kategori seperti "toko kelontong" dan "restoran", untuk kemudian memungkinkan pengguna mengobrol langsung dengan penjualnya.
Reuters melaporkan bahwa pengujian tersebut akan mencakup ribuan bisnis di kota tersebut.
Melansir dari The Verge, Kamis (16/9), layanan pesan instan milik Facebook ini mulai getol untuk menambah fitur e-commerce.
Pada Oktober lalu, WhatsApp melaporkan bahwa lebih dari 175 juta orang di seluruh dunia menggunakan layanan ini untuk mengirim pesan ke akun bisnis WhatsApp Business setiap hari.
WhatsApp menawarkan aplikasi mandiri untuk usaha kecil sejak 2018, dan sejak itu telah menambahkan fitur seperti dukungan untuk katalog produk dan keranjang belanja.
Di Brasil dan India, WhatsApp juga mulai menawarkan pembayaran dalam aplikasi, yang memungkinkan pengguna melakukan pembelian langsung dari fitur bisnis, selain mengirim uang ke teman dan keluarga.
Namun dorongan e-commerce ini menimbulkan masalah bagi WhatsApp awal tahun ini, ketika memperbarui kebijakan privasinya. Perubahan itu secara luas ditafsirkan sebagai memberi WhatsApp kemampuan berbagi data dari obrolan pribadi penggunanya ke Facebook.
Padahal sebenarnya perubahan itu hanya berlaku untuk obrolan dengan bisnis, yang membuat perusahaan melihat data yang disimpan di server Facebook.
Kebijakan baru ini menimbulkan kecaman, yang berimbas ke pesaing WhatsApp, Telegram dan Signal, melaporkan lonjakan pengguna baru.
Selain aplikasi untuk bisnis kecil, WhatsApp juga menawarkan API WhatsApp Business untuk menghubungkan bisnis yang lebih besar dengan pelanggan.
Meskipun WhatsApp dilaporkan mundur dari rencana untuk menampilkan iklan dalam aplikasi tahun lalu, wakil presiden pesan bisnis Facebook, Matt Idema, mengatakan kepada Reuters bahwa dalam jangka panjang pihaknya mengharapkan iklan menjadi bagian dari model bisnis WhatsApp. Meski nantinya akan dalam bentuk yang lebih halus.
Meski percontohan terbatas pada satu kota di Brasil untuk saat ini, Idema mengatakan, India dan Indonesia merupakan salah satu kandidat untuk ekspansi di masa depan.
(dan)