Perkuat Inovasi Teknologi, BNC Bertekad Jadi Bank Digital Terdepan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk ( BNC ) menargetkan menjadi bank digital terdepan di Indonesia. Saat ini aplikasi mobile BNC yang bernama neo+ secara total diunduh oleh 6 juta pengguna baik di Google Play Store maupun Apple Store.
Dalam acara Public Expose Insidentil (PEI) yang digelar Virtual, Senin (6/9/2021).
Saat ini aplikasi mobile BNC yang bernama neo+ secara total diunduh oleh 6 juta pengguna baik di Google Play Store maupun Apple Store.
Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan menerangkan, selain untuk memenuhi ketentuan OJK, RI bertujuan memuluskan rencana perseroan menjadi bank digital. Dana RI akan dialokasikan untuk investasi infrastruktur teknologi informasi, sumber daya manusia, dan budaya perusahaan.
Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce, mengatakan target menjadi bank digital terdepan di RI merupakan ambibisi besar BNC. Dengan 6 juta pengguna tersebut, kami percaya bisa menjadi bank digital yang lebih lagi dari saat ini, sebab kami punya produk dan layanan yang sudah dan akan dinikmati para pengguna.
"Kami percaya dengan apa dimiliki saat ini. Kami memiliki ekosistem kuat terutama saat transformasi digital di awal dan kini berada dalam ekosistem AkuLaku. Ini modal besar buat satu bank terutama bank digital untuk meraih profit dan memaksimalkan dana dengan memaksimalkan asetnya yang produktif," ujar Tjandra.
Selain kekuatan ekosistem Akulaku, kata dia, BNC juga menyiapkan modal untuk mempersiapkan diri menjadi bankdigital terdepan di Tanah Air.
“Pada bulan ini (September), kami melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan target sebesar Rp 2,5 triliun. Dana hasil right issue itu akan digunakan untuk investasi teknologi dan keamanan digital. Kemudian pengembangan sumber daya manusia, melakukan promosi dan edukasi berkelanjutan tentang bank digital dan juga pemenuhan modal inti bank guna memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” katanya
Semester I, BNC menyalurkan kredit sebesar Rp 3,8 triliun, naik 30% lebih dibandingkan Juni 2020 Rp 2,9 triliun. Peningkatan ini tentunya berimbas pada kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 42% menjadi Rp 136 miliar pada periode itu. Aset emiten ini naik 75% menjadi Rp 7 triliun. Hal ini dimotori pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BNC sebesar 70% menjadi Rp 5,1 triliun. Hal ini membuktikan bahwa BNC semakin dipercaya oleh masyarakat.
Besaran beban operasional BNC pada paruh pertama 2021 meningkat sangat signifikan, yaitu dari Rp 76 miliar per Juni 2020 menjadi Rp 268 miliar per Juni 2021. Imbasnya, perseroan mencetak rugi sebelum pajak Rp 132 miliar.
Dia menilai, kerugian itu dipicu aksi investasi masif perseroan untuk bertransformasi mejadi bank digital. Saat ini, perseroan dalam fase menanam investasi, sehingga tidak bisa langsung memetik keuntungan.
Dia memastikan, BNC tetap fokus menggarap produk dan layanan digital, termasuk fitur baru di aplikasi Neo+, yang kini telah diunduh 6 juta. Dengan modal unduhan sebesar itu, BNC memiliki modal kuat untuk sukses di bisnis bank digital.
“Kami memilik visi menjadi bank digita l terbesar di Indonesia. Ekosistem kami juga cukup baik, karena menjadi bagian dari Akulaku. Ini menjadi modal kami mencetak profit,” tegas dia.
Dalam acara Public Expose Insidentil (PEI) yang digelar Virtual, Senin (6/9/2021).
Saat ini aplikasi mobile BNC yang bernama neo+ secara total diunduh oleh 6 juta pengguna baik di Google Play Store maupun Apple Store.
Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan menerangkan, selain untuk memenuhi ketentuan OJK, RI bertujuan memuluskan rencana perseroan menjadi bank digital. Dana RI akan dialokasikan untuk investasi infrastruktur teknologi informasi, sumber daya manusia, dan budaya perusahaan.
Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce, mengatakan target menjadi bank digital terdepan di RI merupakan ambibisi besar BNC. Dengan 6 juta pengguna tersebut, kami percaya bisa menjadi bank digital yang lebih lagi dari saat ini, sebab kami punya produk dan layanan yang sudah dan akan dinikmati para pengguna.
"Kami percaya dengan apa dimiliki saat ini. Kami memiliki ekosistem kuat terutama saat transformasi digital di awal dan kini berada dalam ekosistem AkuLaku. Ini modal besar buat satu bank terutama bank digital untuk meraih profit dan memaksimalkan dana dengan memaksimalkan asetnya yang produktif," ujar Tjandra.
Selain kekuatan ekosistem Akulaku, kata dia, BNC juga menyiapkan modal untuk mempersiapkan diri menjadi bankdigital terdepan di Tanah Air.
“Pada bulan ini (September), kami melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan target sebesar Rp 2,5 triliun. Dana hasil right issue itu akan digunakan untuk investasi teknologi dan keamanan digital. Kemudian pengembangan sumber daya manusia, melakukan promosi dan edukasi berkelanjutan tentang bank digital dan juga pemenuhan modal inti bank guna memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” katanya
Semester I, BNC menyalurkan kredit sebesar Rp 3,8 triliun, naik 30% lebih dibandingkan Juni 2020 Rp 2,9 triliun. Peningkatan ini tentunya berimbas pada kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 42% menjadi Rp 136 miliar pada periode itu. Aset emiten ini naik 75% menjadi Rp 7 triliun. Hal ini dimotori pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BNC sebesar 70% menjadi Rp 5,1 triliun. Hal ini membuktikan bahwa BNC semakin dipercaya oleh masyarakat.
Besaran beban operasional BNC pada paruh pertama 2021 meningkat sangat signifikan, yaitu dari Rp 76 miliar per Juni 2020 menjadi Rp 268 miliar per Juni 2021. Imbasnya, perseroan mencetak rugi sebelum pajak Rp 132 miliar.
Dia menilai, kerugian itu dipicu aksi investasi masif perseroan untuk bertransformasi mejadi bank digital. Saat ini, perseroan dalam fase menanam investasi, sehingga tidak bisa langsung memetik keuntungan.
Dia memastikan, BNC tetap fokus menggarap produk dan layanan digital, termasuk fitur baru di aplikasi Neo+, yang kini telah diunduh 6 juta. Dengan modal unduhan sebesar itu, BNC memiliki modal kuat untuk sukses di bisnis bank digital.
“Kami memilik visi menjadi bank digita l terbesar di Indonesia. Ekosistem kami juga cukup baik, karena menjadi bagian dari Akulaku. Ini menjadi modal kami mencetak profit,” tegas dia.
(wbs)