Pandemi! Pembelajaran Adaptif, Kunci Masa Depan Pendidikan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kembangan sistem pendidikan yang lebih baik. Setiap siswa di kelas memiliki kemampuan yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan pendekatan khusus untuk dapat memaksimalkan potensi mereka masing-masing. Namun, karena keterbatasan sumber daya, materi pelajaran tidak bisa diberikan mengikuti kemampuan masing-masing siswa yang ada di kelas.
Kini, kecanggihan teknologi berhasil menghadirkan sistem baru yang lebih baik, yakni pembelajaran adaptif (adaptive learning). Metode ini memungkinkan materi pelajaran dipersonalisasi atau dirancang khusus sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa, untuk memfasilitasi tingkat pemahaman dan pengetahuan mereka yang berbeda-beda. Sistem pembelajaran adaptif ini bisa menjadi solusi bagi masa depan pendidikan Indonesia, karena setiap siswa dapat berkembang dan belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri.
Secara global, penerapan metode pembelajaran adaptif semakin meluas. Salah satu contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah aplikasi latihan bahasa, Duolingo. Duolingo memungkinkan setiap pengguna untuk memecahkan soal latihan dan mempelajari level bahasa baru, sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Berkat kecanggihan pembelajaran adaptif ini, Duolingo menjadi salah satu aplikasi pelatihan bahasa yang paling populer, dengan total 500 juta pengguna global.
Di Indonesia sendiri, penerapan pembelajaran adaptif digarap secara serius oleh Zenius. Sebagai pionir di bidang teknologi edukasi (edtech), Zenius menjadi edtech pertama di sektor K12 yang mengadopsi metode pembelajaran adaptif sejak awal Juli 2021 melalui fitur terbarunya, ZenCore. ZenCore menyediakan materi dan pelatihan adaptif untuk mengembangkan keterampilan fundamental pengguna.
Di dalamnya terdapat dua fitur utama, yakni CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan latihan dari 3 cabang konsentrasi utama, yaitu logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris. Sementara CoreInsight menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, basic sciences, dan big history, yang dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas wawasan dan sudut pandang pengguna.
“Sejalan dengan misi utama Zenius, yakni menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kegiatan belajar, kehadiran fitur ZenCore diharapkan dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kami optimis bahwa penggunaan teknik pembelajaran adaptif dapat menjadi stimulus positif dalam sistem pendidikan Indonesia dan bisa menjadi solusi untuk menerapkan pembelajaran personal secara masif, sehingga bisa merangsang minat dan motivasi belajar para siswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya,” ungkap Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius dalam keterangan persnya di Jakarta Jumat (30/7/2021).
Untuk membuka akses belajar seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia, fitur ZenCore dapat dimanfaatkan secara gratis oleh siapa saja. Peluncuran fitur baru ini telah mendapatkan sambutan positif, dimana tercatat lebih dari 65 ribu pengguna telah mencoba ZenCore dalam waktu kurang dari sebulan.
“Mayoritas pengguna ZenCore saat ini berasal dari kalangan profesional (non-pelajar), yang membuktikan bahwa proses belajar bisa dimulai dari mana saja, terlepas dari tingkatan usia, latar belakang, atau profesi sekali pun”, tambah Sabda.
Berdasarkan data Zenius, ketertarikan pengguna kurang lebih merata pada ketiga mata pelajaran, yaitu matematika, Bahasa Inggris, dan logika verbal. Sistem ZenCore sendiri dirancang dengan konsep gamifikasi, dimana setiap level mewakili tingkat penguasaan (mastery) dalam suatu mata pelajaran.
Pengguna yang ingin mengasah keterampilan fundamental mereka dapat mencoba untuk menyelesaikan 100 level yang ada pada ZenCore, dengan lebih dari 200 ribu varian soal yang tersedia. Semenjak peluncurannya, baru 10 pengguna Zenius yang tercatat mampu meraih level tersebut.
Hingga saat ini, Zenius menjadi salah satu platform edukasi terdepan di Indonesia, yang memiliki lebih dari 20 juta pengguna di website dan aplikasi. Ke depannya, Zenius akan mempersiapkan lebih dari 200.000 variasi soal tambahan untuk ZenCore, agar pengguna tetap merasa tertantang dan termotivasi.
“Sebagai pionir dalam bidang edtech, fokus utama kami adalah untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kegiatan belajar. Kami berharap, fitur ini dapat menumbuhkan kecintaan orang-orang pada proses belajar. Kami yakin, ketika orang-orang sudah mendapatkan kesenangan dalam belajar melalui platform kami, mereka akan mudah untuk belajar apa pun,” tutup Sabda.
Fitur CoreInsight juga akan lebih jauh dikembangkan dengan materi pengetahuan yang relevan, seperti filsafat, sejarah, sains, yang dapat memperkaya wawasan dan memberi perspektif baru bagi siapapun yang ingin belajar.
Kini, kecanggihan teknologi berhasil menghadirkan sistem baru yang lebih baik, yakni pembelajaran adaptif (adaptive learning). Metode ini memungkinkan materi pelajaran dipersonalisasi atau dirancang khusus sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa, untuk memfasilitasi tingkat pemahaman dan pengetahuan mereka yang berbeda-beda. Sistem pembelajaran adaptif ini bisa menjadi solusi bagi masa depan pendidikan Indonesia, karena setiap siswa dapat berkembang dan belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri.
Secara global, penerapan metode pembelajaran adaptif semakin meluas. Salah satu contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah aplikasi latihan bahasa, Duolingo. Duolingo memungkinkan setiap pengguna untuk memecahkan soal latihan dan mempelajari level bahasa baru, sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Berkat kecanggihan pembelajaran adaptif ini, Duolingo menjadi salah satu aplikasi pelatihan bahasa yang paling populer, dengan total 500 juta pengguna global.
Di Indonesia sendiri, penerapan pembelajaran adaptif digarap secara serius oleh Zenius. Sebagai pionir di bidang teknologi edukasi (edtech), Zenius menjadi edtech pertama di sektor K12 yang mengadopsi metode pembelajaran adaptif sejak awal Juli 2021 melalui fitur terbarunya, ZenCore. ZenCore menyediakan materi dan pelatihan adaptif untuk mengembangkan keterampilan fundamental pengguna.
Di dalamnya terdapat dua fitur utama, yakni CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan latihan dari 3 cabang konsentrasi utama, yaitu logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris. Sementara CoreInsight menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, basic sciences, dan big history, yang dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas wawasan dan sudut pandang pengguna.
“Sejalan dengan misi utama Zenius, yakni menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kegiatan belajar, kehadiran fitur ZenCore diharapkan dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kami optimis bahwa penggunaan teknik pembelajaran adaptif dapat menjadi stimulus positif dalam sistem pendidikan Indonesia dan bisa menjadi solusi untuk menerapkan pembelajaran personal secara masif, sehingga bisa merangsang minat dan motivasi belajar para siswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya,” ungkap Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius dalam keterangan persnya di Jakarta Jumat (30/7/2021).
Untuk membuka akses belajar seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia, fitur ZenCore dapat dimanfaatkan secara gratis oleh siapa saja. Peluncuran fitur baru ini telah mendapatkan sambutan positif, dimana tercatat lebih dari 65 ribu pengguna telah mencoba ZenCore dalam waktu kurang dari sebulan.
“Mayoritas pengguna ZenCore saat ini berasal dari kalangan profesional (non-pelajar), yang membuktikan bahwa proses belajar bisa dimulai dari mana saja, terlepas dari tingkatan usia, latar belakang, atau profesi sekali pun”, tambah Sabda.
Berdasarkan data Zenius, ketertarikan pengguna kurang lebih merata pada ketiga mata pelajaran, yaitu matematika, Bahasa Inggris, dan logika verbal. Sistem ZenCore sendiri dirancang dengan konsep gamifikasi, dimana setiap level mewakili tingkat penguasaan (mastery) dalam suatu mata pelajaran.
Pengguna yang ingin mengasah keterampilan fundamental mereka dapat mencoba untuk menyelesaikan 100 level yang ada pada ZenCore, dengan lebih dari 200 ribu varian soal yang tersedia. Semenjak peluncurannya, baru 10 pengguna Zenius yang tercatat mampu meraih level tersebut.
Hingga saat ini, Zenius menjadi salah satu platform edukasi terdepan di Indonesia, yang memiliki lebih dari 20 juta pengguna di website dan aplikasi. Ke depannya, Zenius akan mempersiapkan lebih dari 200.000 variasi soal tambahan untuk ZenCore, agar pengguna tetap merasa tertantang dan termotivasi.
“Sebagai pionir dalam bidang edtech, fokus utama kami adalah untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kegiatan belajar. Kami berharap, fitur ini dapat menumbuhkan kecintaan orang-orang pada proses belajar. Kami yakin, ketika orang-orang sudah mendapatkan kesenangan dalam belajar melalui platform kami, mereka akan mudah untuk belajar apa pun,” tutup Sabda.
Fitur CoreInsight juga akan lebih jauh dikembangkan dengan materi pengetahuan yang relevan, seperti filsafat, sejarah, sains, yang dapat memperkaya wawasan dan memberi perspektif baru bagi siapapun yang ingin belajar.
(wbs)