Begini Tips Memotret Bulan Hanya Menggunakan Smartphone
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) atau fenomena Super Blood Moon yang terjadi Rabu petang, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Buktinya, warganet berlomba-lomba mengabadikan dan mengunggah potret Super Blood Moon di media sosial hanya lewat smartphone mereka. Di Twitter, kata ‘Super Blood Moon’ menjadi trending topic dengan puluhan ribu cuitan.
Sebenarnya, bagaimana sih memotret gerhana bulan menggunakan kamera smartphone agar hasilnya bagus?
Pengamat teknologi Lucky Sebastian mengatakan, sejatinya foto bulan atau gerhana bulan harus dilakukan dengan kamera profesional yang serius, dilengkapi dengan tele lens yang panjang, karena jarak bulan yang jauh.
Namun, Lucky menyebut bahwa sekarang banyak smartphone dilengkapi lensa tele yang teknologinya macam-macam. ”Dari memanfaatkan focal length yang berbeda hingga menggunakan periscope tele lens,” beber Lucky.
Hasil pembesaran optik yang terbatas ini, menggunakan algoritma software bisa dibuat berlipat lebih jauh, atau dikenal dengan pembesaran hybrid dan digital.
”AI (Artificial Intellegence), Mega Pixel besar, penggabungan hasil multi camera (fusion), menambah kemampuan kamera smartphone yang kecil untuk mendekati hasil kamera profesional,” beber Lucky.
Tips Memotret Gerhana Bulan menggunakan Smartphone
Nah, pertanyaannya kemudian adalah bagaimana caranya foto gerhana bulan dengan smartphone?
Menurut Lucky, ini sangat tergantung dengan kemampuan kamera smartphone kita. ”Jika kamera ponsel kita terbatas, misalnya hanya punya pembesaran 2 atau 3 kali optikal, kita memang tidak bisa berharap foto bulan seperti foto NASA atau LAPAN yang bisa memperlihatkan penampang bulan dengan kawahnya,” ungkapnya.
Untuk itu, ia melanjutkan, jangan paksakan pembesaran digital berlebih karena foto yang dihasilkan akan blur.
”Kamera seperti ini sebaiknya jangan foto bulannya saja. Namun, lebih baik foto bulan di antara objek lain, seperti rumah, gedung tinggi, di atas kerlip lampu kota, hingga diantara dahan pepohonan,” ungkapnya.
Lucky menyebut bahwa pengguna bisa mencoba untuk memfoto bulan ataupun fenomena gerhana tanpa perbesaran. ”Lalu, selanjutnya dicoba perbesaran 2x atau 3x atau sesuai kemampuan pembesarannya,” beber Lucky.
Ia sendiri mewanti-wanti agar tangan sangat diam untuk mendapat gambar yang tidak blur. ”Bisa menggunakan tripod atau sandarkan smartphone ke tembok, atap mobil, dan lainnya agar lebih diam. Cobalah berkali-kali mengambil gambar dalam berbagai posisi,” bebernya.
Selanjutnya, silahkan pilih hasil foto terbaik dan silahkan di edit untuk mendapatkan gambar yang lebih baik. ”Tentu saja mengedit foto bukan dosa, bahkan lomba foto kelas dunia sekalipun hasil fotonya di-edit,” ungkapnya. ”Hasil foto yang tidak boleh di-edit hanya oleh reviewer produk smartphone atau kamera,” ia menambahkan.
Buktinya, warganet berlomba-lomba mengabadikan dan mengunggah potret Super Blood Moon di media sosial hanya lewat smartphone mereka. Di Twitter, kata ‘Super Blood Moon’ menjadi trending topic dengan puluhan ribu cuitan.
Sebenarnya, bagaimana sih memotret gerhana bulan menggunakan kamera smartphone agar hasilnya bagus?
Pengamat teknologi Lucky Sebastian mengatakan, sejatinya foto bulan atau gerhana bulan harus dilakukan dengan kamera profesional yang serius, dilengkapi dengan tele lens yang panjang, karena jarak bulan yang jauh.
Namun, Lucky menyebut bahwa sekarang banyak smartphone dilengkapi lensa tele yang teknologinya macam-macam. ”Dari memanfaatkan focal length yang berbeda hingga menggunakan periscope tele lens,” beber Lucky.
Hasil pembesaran optik yang terbatas ini, menggunakan algoritma software bisa dibuat berlipat lebih jauh, atau dikenal dengan pembesaran hybrid dan digital.
”AI (Artificial Intellegence), Mega Pixel besar, penggabungan hasil multi camera (fusion), menambah kemampuan kamera smartphone yang kecil untuk mendekati hasil kamera profesional,” beber Lucky.
Tips Memotret Gerhana Bulan menggunakan Smartphone
Nah, pertanyaannya kemudian adalah bagaimana caranya foto gerhana bulan dengan smartphone?
Menurut Lucky, ini sangat tergantung dengan kemampuan kamera smartphone kita. ”Jika kamera ponsel kita terbatas, misalnya hanya punya pembesaran 2 atau 3 kali optikal, kita memang tidak bisa berharap foto bulan seperti foto NASA atau LAPAN yang bisa memperlihatkan penampang bulan dengan kawahnya,” ungkapnya.
Untuk itu, ia melanjutkan, jangan paksakan pembesaran digital berlebih karena foto yang dihasilkan akan blur.
”Kamera seperti ini sebaiknya jangan foto bulannya saja. Namun, lebih baik foto bulan di antara objek lain, seperti rumah, gedung tinggi, di atas kerlip lampu kota, hingga diantara dahan pepohonan,” ungkapnya.
Lucky menyebut bahwa pengguna bisa mencoba untuk memfoto bulan ataupun fenomena gerhana tanpa perbesaran. ”Lalu, selanjutnya dicoba perbesaran 2x atau 3x atau sesuai kemampuan pembesarannya,” beber Lucky.
Ia sendiri mewanti-wanti agar tangan sangat diam untuk mendapat gambar yang tidak blur. ”Bisa menggunakan tripod atau sandarkan smartphone ke tembok, atap mobil, dan lainnya agar lebih diam. Cobalah berkali-kali mengambil gambar dalam berbagai posisi,” bebernya.
Selanjutnya, silahkan pilih hasil foto terbaik dan silahkan di edit untuk mendapatkan gambar yang lebih baik. ”Tentu saja mengedit foto bukan dosa, bahkan lomba foto kelas dunia sekalipun hasil fotonya di-edit,” ungkapnya. ”Hasil foto yang tidak boleh di-edit hanya oleh reviewer produk smartphone atau kamera,” ia menambahkan.
(dan)