Ini Perbedaan Karakter Pembeli Ponsel Xiaomi Menurut Alvin Tse
loading...
A
A
A
JAKARTA - Xiaomi mengklaim sebagai pabrikan smartphone yang membangun bisnis mereka bersama pengguna/user yang disebut Mi Fans. Selain mendengar masukan Mi Fans, mereka juga berupaya mewujudkan keinginan pengguna.
Termasuk saat merilis Redmi Note 10S, produk yang posisinya berada diantara Redmi Note 10 dan Redmi Note 10 Pro. Redmi Note 10S dibanderol Rp2.899.000 dan Rp3.299.000 dengan formasi 6+64 GB dan 8+128 GB.
Sejak awal 2021, Xiaomi dan juga POCO terlihat sangat agresif meluncurkan produk. Tapi, apakah hal ini tidak membuat konsumen bingung?
Menurut Country Director Xiaomi Indonesia, konsumen terbagi dalam dua jenis. Yakni konsumen yang berbelanja offline dan online.
”Konsumen online ini sangat pintar. Mereka membaca ulasan, mereka melakukan riset. Ada yang memilih RAM 64 GB, ada yang lebih suka 128 GB. Mereka sudah tahu apa yang mereka inginkan,” ujar Alvin.
Sebaliknya, konsumen offline hanya fokus pada satu hal: bujet. ”Mereka datang ke gerai dan bertanya ke penjual, dengan bujet misalnya Rp2 jutaan apa yang bisa mereka dapat?”.
Uniknya, karena Xiaomi sedari awal fokus pada penjualan online, maka mereka tidak memiliki promotor sebanyak kompetitor mereka. Promotor adalah orang yang tugasnya meningkatkan penjualan dengan memberi informasi terkait produk ke konsumen.
”Karena itu, Xiaomi sangat fokus dalam mengkomunikasikan produk dan slogan agar memudahkan konsumen memilih produk yang tepat. Misalnya Xiaomi Redmi Note 10 sebagai ‘Jawaranya AMOLED’,” ujarnya.
(ki-ka) Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse, Shania Gracia JKT48, dan Product Marketing Xiaomi Indonesia Calvin Nobel Martin. Foto: dok Xiaomi Indonesia.
Alvin menyebut ada tiga parameter utama konsumen dalam memilih sebuah ponsel. Parameter pertama adalah di kameranya. Di Redmi Note 10, dibedakan dari besaran megapikselnya. Redmi Note 10 memakai kamera 48 MP, Redmi Note 10S 64 MP, dan Redmi Note 10 Pro 108 MP.
Yang kedua adalah soal performa atau chipset yang dipakai. Redmi Note 10 memakai Qualcomm Snapdragon 678, Redmi Note 10S menggunakan Mediatek Helio G95 dan Redmi Note 10 Pro memiliki Snapdragon 732G.
”Redmi Note 10 adalah ponsel entry level di kelas mid range. Cukup untuk memainkan game ringan, tampilannya stylish, dan bisa memotret dengan bagus. Sebaliknya, di Redmi Note 10S dan Pro, kemampuannya terus ditambah,” ujarnya.
Paremeter ketiga adalah harga. Redmi Note 10 ada di rentang harga Rp2.499.000. Redmi Note 10S di harga Rp2.899.000 dan Rp3.299.000 dan Redmi Note 10 Pro bagi yang memiliki bujet Rp3.599.000 dan Rp3.999.000.
”Lini produk Redmi Note 10 itu kami sebut ‘smartphone all rounder’. Artinya, fiturnya seimbang di semua lini. Dan kami melihat segmen Rp2 juta-Rp4 jutaan ini tumbuhnya cepat sekali,” beber Alvin.
Selain menghadirkan produk terbaik untuk Mi Fans, fokus Xiaomi saat ini adalah terus memperbaiki layanan after sales khusus untuk Xiaomi. Total saat ini mereka memiliki 27 service centre khusus Xiaomi di seluruh Indonesia.
”Dalam skala nasional, kami sudah no 1 dalam hal cakupan layanan service dengan memiliki 395 service points secara nasional. Kami akan membuka layanan collection point untuk layanan servis di Mi Shop dan Mi Store untuk memudahkan konsumen melakukan perbaikan di ponsel mereka. Jadi, jika ada masalah dengan ponsel, konsumen hanya perlu datang ke Mi Shop atau Mi Store terdekat,” beber Alvin.
Termasuk saat merilis Redmi Note 10S, produk yang posisinya berada diantara Redmi Note 10 dan Redmi Note 10 Pro. Redmi Note 10S dibanderol Rp2.899.000 dan Rp3.299.000 dengan formasi 6+64 GB dan 8+128 GB.
Sejak awal 2021, Xiaomi dan juga POCO terlihat sangat agresif meluncurkan produk. Tapi, apakah hal ini tidak membuat konsumen bingung?
Menurut Country Director Xiaomi Indonesia, konsumen terbagi dalam dua jenis. Yakni konsumen yang berbelanja offline dan online.
”Konsumen online ini sangat pintar. Mereka membaca ulasan, mereka melakukan riset. Ada yang memilih RAM 64 GB, ada yang lebih suka 128 GB. Mereka sudah tahu apa yang mereka inginkan,” ujar Alvin.
Sebaliknya, konsumen offline hanya fokus pada satu hal: bujet. ”Mereka datang ke gerai dan bertanya ke penjual, dengan bujet misalnya Rp2 jutaan apa yang bisa mereka dapat?”.
Uniknya, karena Xiaomi sedari awal fokus pada penjualan online, maka mereka tidak memiliki promotor sebanyak kompetitor mereka. Promotor adalah orang yang tugasnya meningkatkan penjualan dengan memberi informasi terkait produk ke konsumen.
”Karena itu, Xiaomi sangat fokus dalam mengkomunikasikan produk dan slogan agar memudahkan konsumen memilih produk yang tepat. Misalnya Xiaomi Redmi Note 10 sebagai ‘Jawaranya AMOLED’,” ujarnya.
(ki-ka) Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse, Shania Gracia JKT48, dan Product Marketing Xiaomi Indonesia Calvin Nobel Martin. Foto: dok Xiaomi Indonesia.
Alvin menyebut ada tiga parameter utama konsumen dalam memilih sebuah ponsel. Parameter pertama adalah di kameranya. Di Redmi Note 10, dibedakan dari besaran megapikselnya. Redmi Note 10 memakai kamera 48 MP, Redmi Note 10S 64 MP, dan Redmi Note 10 Pro 108 MP.
Yang kedua adalah soal performa atau chipset yang dipakai. Redmi Note 10 memakai Qualcomm Snapdragon 678, Redmi Note 10S menggunakan Mediatek Helio G95 dan Redmi Note 10 Pro memiliki Snapdragon 732G.
”Redmi Note 10 adalah ponsel entry level di kelas mid range. Cukup untuk memainkan game ringan, tampilannya stylish, dan bisa memotret dengan bagus. Sebaliknya, di Redmi Note 10S dan Pro, kemampuannya terus ditambah,” ujarnya.
Paremeter ketiga adalah harga. Redmi Note 10 ada di rentang harga Rp2.499.000. Redmi Note 10S di harga Rp2.899.000 dan Rp3.299.000 dan Redmi Note 10 Pro bagi yang memiliki bujet Rp3.599.000 dan Rp3.999.000.
”Lini produk Redmi Note 10 itu kami sebut ‘smartphone all rounder’. Artinya, fiturnya seimbang di semua lini. Dan kami melihat segmen Rp2 juta-Rp4 jutaan ini tumbuhnya cepat sekali,” beber Alvin.
Selain menghadirkan produk terbaik untuk Mi Fans, fokus Xiaomi saat ini adalah terus memperbaiki layanan after sales khusus untuk Xiaomi. Total saat ini mereka memiliki 27 service centre khusus Xiaomi di seluruh Indonesia.
”Dalam skala nasional, kami sudah no 1 dalam hal cakupan layanan service dengan memiliki 395 service points secara nasional. Kami akan membuka layanan collection point untuk layanan servis di Mi Shop dan Mi Store untuk memudahkan konsumen melakukan perbaikan di ponsel mereka. Jadi, jika ada masalah dengan ponsel, konsumen hanya perlu datang ke Mi Shop atau Mi Store terdekat,” beber Alvin.
(dan)