Misinformasi Bisa Menimpa Siapapun, Termasuk Fotografer Darwis Triadi…
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiba-tiba fotografer Darwis Triadi terlibat argumen dengan Dokter Tirta. Problemnya adalah salah satu media online yang memberitakan pernyataan Dokter Tirta secara provokatif.Yang kemudian menyulut kemarahan dari Darwis Triadi.
Dokter Tirta cepat merespon dan mengatakan bahwa berita provokatif dari media onlineyang mengutip pernyataannya ituadalah hoaks alias tidak benar. “Karena saya tidak pernah mengatakan seperti yang diberitakan,” tulisnya di kolom komentar Instagram milik Darwis Triadi.
Sementara itu, fotografer Darwis Triadi beralasan bahwa karena ia melihat intonasi suara Dokter Tirta yang tinggi dan acap mengkritik pemerintah, maka otomatis ia menganggap berita dari sumber yang dibaca adalah benar.
Belakangan lewat unggahan terbarunya, Dokter Tirta menyebut bahwa permasalahan telah selesai. Ia dan Darwis Triadi mengaku sudah berdiskusi dan fotografer senior tersebut telah meminta maaf.
Yang bisa dipelajari dari kejadian ini adalah bagaimana saat ini warganet harus bisa lebih jeli dalam memilih dan memilah sumber berita. Apalagi jika sumber berita itu dijadikan sebagai media untuk mengkritik orang ataupun tokoh tertentu.
Peneliti Ethan Porter, Thomas Wood, dan Yamil Velez menemukan bahwa koreksi dalam bentuk cek fakta dapat mengurangi efek misinformasi pada pada kepercayaan masyarakat seputar informasi terkait Covid-19. Berikut lima tips sederhana dari Google untuk membantu mengajukan pertanyaan yang tepat agar dapat mengenali misinformasi di internet dengan lebih baik:
1. Cari tahu sumbernya lebih lanjut
Jika menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang sama sekali belum pernah di dengar, jangan langsung anggap benar. Cek apakah sumbernya itu valid. Saat ini ada banyak sekali media abal-abal yang memuat judul clickbait demi trafik. Padahal, beritanya tidak benar. Banyak juga situs dan blog yang diciptakan untuk menyebarkan berita-berita heboh dan hoax. Karena itu, pastikan membagikan berita dari media yang memiliki kredibilitas dan dipercaya.
Pengguna juga bisa mencari informasi lebih lanjut tentang suatu situs dengan meminta Google menghapus hasil penelusuran dari domain bersangkutan. Misalnya, jika ingin mencari informasi tentang YouTube dari situs lain, bisa meminta Google menghapus hasil penelusuran dari domain youtube.com.
2. Cek apakah gambar digunakan dalam konteks benar .
Satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya. Pengguna bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto, lalu klik “Telusuri gambar ini di Google".
Dokter Tirta cepat merespon dan mengatakan bahwa berita provokatif dari media onlineyang mengutip pernyataannya ituadalah hoaks alias tidak benar. “Karena saya tidak pernah mengatakan seperti yang diberitakan,” tulisnya di kolom komentar Instagram milik Darwis Triadi.
Baca Juga
Sementara itu, fotografer Darwis Triadi beralasan bahwa karena ia melihat intonasi suara Dokter Tirta yang tinggi dan acap mengkritik pemerintah, maka otomatis ia menganggap berita dari sumber yang dibaca adalah benar.
Belakangan lewat unggahan terbarunya, Dokter Tirta menyebut bahwa permasalahan telah selesai. Ia dan Darwis Triadi mengaku sudah berdiskusi dan fotografer senior tersebut telah meminta maaf.
Yang bisa dipelajari dari kejadian ini adalah bagaimana saat ini warganet harus bisa lebih jeli dalam memilih dan memilah sumber berita. Apalagi jika sumber berita itu dijadikan sebagai media untuk mengkritik orang ataupun tokoh tertentu.
Peneliti Ethan Porter, Thomas Wood, dan Yamil Velez menemukan bahwa koreksi dalam bentuk cek fakta dapat mengurangi efek misinformasi pada pada kepercayaan masyarakat seputar informasi terkait Covid-19. Berikut lima tips sederhana dari Google untuk membantu mengajukan pertanyaan yang tepat agar dapat mengenali misinformasi di internet dengan lebih baik:
1. Cari tahu sumbernya lebih lanjut
Jika menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang sama sekali belum pernah di dengar, jangan langsung anggap benar. Cek apakah sumbernya itu valid. Saat ini ada banyak sekali media abal-abal yang memuat judul clickbait demi trafik. Padahal, beritanya tidak benar. Banyak juga situs dan blog yang diciptakan untuk menyebarkan berita-berita heboh dan hoax. Karena itu, pastikan membagikan berita dari media yang memiliki kredibilitas dan dipercaya.
Pengguna juga bisa mencari informasi lebih lanjut tentang suatu situs dengan meminta Google menghapus hasil penelusuran dari domain bersangkutan. Misalnya, jika ingin mencari informasi tentang YouTube dari situs lain, bisa meminta Google menghapus hasil penelusuran dari domain youtube.com.
2. Cek apakah gambar digunakan dalam konteks benar .
Satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya. Pengguna bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto, lalu klik “Telusuri gambar ini di Google".