Ini yang Terjadi Jika Buzzer Politik Terus Dibiarkan Bergerilya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada banyak masalah yang akan terjadi jika para buzzer politik terus bergerilya. Hal tersebut disampaikan oleh pegiat media sosial Ismail Fahmi.
Menurut Ismail, ada beberapa dampak negatif yang terus menerus akan terjadi.
Pertama, para buzzer akan memanipulasi opini publik yang akan menyebabkan perpecahan pada bangsa. Para buzzer akan melempar narasi yang dibolak-balik, sesuatu yang tidak sesuai dengan demokrasi bisa dianggap sesuai dan begitu juga sebaliknya.
"Jadi itu bisa dibolak balik, sesuai dengan apapun yang menjadi misi mereka," ungkap Ismail Fahmi melalui sambungan telepon.
Publik yang tadinya tidak tahu akan terbawa dengan narasi tersebut. Sementara di sisi lain, ada buzzer yang juga melawan untuk mempertahankan diri.
Akhirnya, kata Ismail, akan ada pro dan kontra yang membuat publik terpecah menjadi dua kubu. Padahal yang dibutuhkan sesungguhnya adalah persatuan agar bangsa ini bisa maju.
"Kalau seandainya semakin kuat buzzer ini bermain, narasinya makin banyak dan akan membuat publik jadi pro kontra, lama-lama bangsa ini terpecah terus, makin jauh, jurang perpecahan makin tinggi," tuturnya.
Kedua, masalah demokrasi kian dipertanyakan. Jika para buzzer terus menyerang dan memberi narasinya masing-masing, publik akan susah mendapatkan kebenaran.
"Karena kebenaran itu akhrinya diciptakan. Kebenaran itu diciptakan oleh narasi-narasi yang diangkat oleh buzzer ini. Itu nantinya jadi ancaman untuk demokrasi," pungkasnya.
Menurut Ismail, ada beberapa dampak negatif yang terus menerus akan terjadi.
Pertama, para buzzer akan memanipulasi opini publik yang akan menyebabkan perpecahan pada bangsa. Para buzzer akan melempar narasi yang dibolak-balik, sesuatu yang tidak sesuai dengan demokrasi bisa dianggap sesuai dan begitu juga sebaliknya.
"Jadi itu bisa dibolak balik, sesuai dengan apapun yang menjadi misi mereka," ungkap Ismail Fahmi melalui sambungan telepon.
Publik yang tadinya tidak tahu akan terbawa dengan narasi tersebut. Sementara di sisi lain, ada buzzer yang juga melawan untuk mempertahankan diri.
Akhirnya, kata Ismail, akan ada pro dan kontra yang membuat publik terpecah menjadi dua kubu. Padahal yang dibutuhkan sesungguhnya adalah persatuan agar bangsa ini bisa maju.
"Kalau seandainya semakin kuat buzzer ini bermain, narasinya makin banyak dan akan membuat publik jadi pro kontra, lama-lama bangsa ini terpecah terus, makin jauh, jurang perpecahan makin tinggi," tuturnya.
Kedua, masalah demokrasi kian dipertanyakan. Jika para buzzer terus menyerang dan memberi narasinya masing-masing, publik akan susah mendapatkan kebenaran.
"Karena kebenaran itu akhrinya diciptakan. Kebenaran itu diciptakan oleh narasi-narasi yang diangkat oleh buzzer ini. Itu nantinya jadi ancaman untuk demokrasi," pungkasnya.
(dan)