Permukaan Laut Naik Drastis, Pesisir Jakarta Paling Terancam di Asia

Rabu, 10 Maret 2021 - 15:58 WIB
loading...
Permukaan Laut Naik...
IIustrasi banjir. Foto: dok/SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
JAKARTA - Penggunaan air tanah yang berlebihan ditambah dengan perubahan iklim yang drastis membuat peningkatan permukaan air laut sudah diambang kekhawatiran. Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tak mungkin kawasan pesisir yang dihuni banyak penduduk akan tenggelam lebih cepat.

Dilansir CNN , berdasarkan penelitian, kenaikan permukaan laut rata-rata global menjadi 2,5 mm per tahun selama dua dekade terakhir. Namun, karena banyaknya pesisir yang dihuni penduduk, kenaikan meningkat drastis menjadi empat kali lebih cepat diangka 7,8 hingga 9,9 mm per tahun. (Baca: Dampak Perubahan Iklim, Sebagian Besar Spesies di Bumi Akan Mati)

Direktur Pusat Penelitian Perubahan Iklim Tyndall Inggris Robert Nicholls mengatakan, pihaknya telah menghitung kenaikan permukaan laut dan mendapatkan besaran angka relatif yang mengejutkan dan ternyata sangat besar. "Kami menunjukkan bahwa perubahan iklim itu buruk dan kenaikan permukaan laut yang disebabkan iklim itu juga buruk," katanya kepada CNN.

Kenaikan permukaan laut terjadi di banyak bagian dunia. Saat daratan naik, kenaikan permukaan laut tidak signifikan. Namun, tidak banyak orang yang tinggal di tempat yang tanahnya tumbuh.

"Tapi di pesisir kenaikan permukaan air laut relatif tinggi, sayangnya di situlah orang cenderung memilih untuk tinggal," katanya. Faktanya, dari lima orang akan lebih dari satu orang yang tinggal di sepanjang garis pantai di mana permukaan air laut meningkat 10 mm (atau 0,4 inci) atau lebih per tahun. (Baca juga: Arkeolog Ungkap Alasan Bangsa Mesir Mumifikasi Buaya Sungai Nil)

Peneliti senior Universitas Miami, Brian McNoldy mengatakan, hal lain sebagai penyumbang terbesar penurunan muka tanah ini adalah delta sungai. "Delta adalah tempat sungai membawa sedimen ke laut. Berat sedimen ditambah tekanan tinggi membuat sedimen terus terseret kelaut," katanya.

Penurunan permukaan tanah di delta juga dipengaruhi oleh manusia. Sebagian besar karena pemompaan air tanah secara berlebih, juga ekstraksi minyak dan gas, dan cadangan sedimen yang terhalang oleh bendungan hulu, pertahanan banjir, ekstraksi pasir atau penambangan.

Para ilmuwan telah menyadari implikasi dari perubahan iklim terkait manusia dengan kenaikan permukaan air laut , tetapi sekarang ada penelitian yang menyelidiki naik dan turunnya daratan yang juga disebabkan oleh manusia. (Baca juga: Ini yang Terjadi Pada Bumi Jika Oksigen Mati dan Matahari Mati)

"Proses yang sebenarnya kita bicarakan di sini pada dasarnya turun ke tempat orang memilih untuk tinggal. Dan kemudian fakta bahwa mereka benar-benar memperburuk penurunan permukaan tanah," katanya.

Namun, ada penyebab alami dari tanah naik dan tenggelam. Menurut penelitian tersebut, mencairnya lapisan es selama ribuan tahun menyebabkan naiknya permukaan laut.

Asia mengalami kenaikan permukaan laut tertinggi di bagian pesisir dan berhubungan dengan penurunan permukaan tanah. "Itu karena wilayah ini secara kolektif berisi 71% populasi pesisir global di bawah ketinggian 10 meter," kata penelitian tersebut. (Baca juga: Banjir Air Pasang Kembali Melanda Pekalongan)

"Di Jakarta, penurunan permukaan tanah lebih dari 10 sentimeter per tahun. Bahkan mungkin lebih cepat dari itu karena banyak orang tinggal di sana," kata Nicolls. Menyoroti masalah Jakarta, Nicolls melihat kombinasi dari begitu banyak orang dan banyaknya sungai telah membuat kota ini sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut secara cepat.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Apakah Air Laut Bisa...
Apakah Air Laut Bisa Mendidih? Ini Jawabannya!
Kondisi Arktik pada...
Kondisi Arktik pada Tahun 2100 Diklaim Jadi Awal Mula Kiamat
Ausralia Sebut Kepulauan...
Ausralia Sebut Kepulauan Cocos Semakin Terancam Hilang Ditelan Ombak
Sulap Gurun menjadi...
Sulap Gurun menjadi Gedung Pencakar Langit, PBB Vonis Arab Saudi Mempercepat Kiamat
Gunung Fuji Tak Berselimut...
Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
Jadi Penjaga Es Arktik,...
Jadi Penjaga Es Arktik, Virus Raksasa Pemakan Alga Ditemukan
Pertamina Hulu Energi...
Pertamina Hulu Energi Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan Pesisir
Peduli Lingkungan, BDO...
Peduli Lingkungan, BDO Legal dan IKA FH Unpad Gelar Turnamen Golf
BRIN: Penurunan Muka...
BRIN: Penurunan Muka Tanah Berkontribusi 145% Penyebab Banjir Jabodetabek
Rekomendasi
BNI, Kementerian PKP,...
BNI, Kementerian PKP, KP2MI, dan BP Tapera Hadirkan KPR Terjangkau bagi PMI
Film Baru Ungkap Identitas...
Film Baru Ungkap Identitas Penembak Jitu Israel Pembunuh Jurnalis Shireen Abu Akleh
Menhub Wanti-wanti Konflik...
Menhub Wanti-wanti Konflik India-Pakistan Bikin Ongkos Penerbangan Mahal
Berita Terkini
Teka-teki Ukiran Suci...
Teka-teki Ukiran Suci Mesir Berusia 3.300 Tahun Akhirnya Terungkap
India Akan Blokir Aliran...
India Akan Blokir Aliran Air Danau yang Menuju Pakistan
Bukti Nyata Gladiator...
Bukti Nyata Gladiator Bertarung dengan Singa Ditemukan
Bumi Bakal Terbakar...
Bumi Bakal Terbakar Matahari, Elon Musk Ngotot Pindahkan Manusia ke Mars
Danau Raksasa Tiba-tiba...
Danau Raksasa Tiba-tiba Muncul Kembali setelah 130 Tahun Menghilang
5 Fakta GTA VI yang...
5 Fakta GTA VI yang Baru Luncurkan Trailer Kedua, Salah Satunya Berkaitan dengan Tanggal Rilis
Infografis
6 Taman di Jakarta Buka...
6 Taman di Jakarta Buka 24 Jam, Dapat Ciptakan Lapangan Kerja
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved