NLIi Ingatkan Pentingnya Neuroleadership dalam Hadapi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - 27 Februari 2021) Hari ini tanggal 27 Februari 2021, Neuroleadership Indonesia Institute menggelar acara Neuroleadership Forum yang ke 6 dengan tema PERAN NEUROLEADERSHIP DALAM UPAYA MENGEMBALIKAN STABILITAS EKONOMI NASIONAL DENGAN AKSELERASI VAKSINASI.
Sebuah kegiatan yang diadakan sebagai bentuk kepedulian NLIi atas kondisi perekonomian bangsa dan Negara Indonesia yang ikut terdampak akibat adanya wabah virus Cov-19 ini diadakan dalam bentuk webinar by Zoom Cloud Meeting yang menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Phd sebagai Ketua Konsil Kedokteran KKI (Konsil Kedokteran Indonesia), Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI yang diwakili oleh Dr. M Karyana, Bahlil Lahadalia, SE selaku kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Edhie Purnawan, Ph.d selaku Executive Member BSBI (Badan supervisi Bank Indonesia), Dr. Tauhid Nur Azhar selaku wakil ketua TFRIC – 19 BPPT, dan moderator acara Roy.T. Amboro MBA dari NLIi.
Acara ini berlangsung selama tiga jam dengan dihadiri sekitar 60 orang peserta dari berbagai profesi dan dari beberapa daerah di Indonesia. Dan kesimpulan dari pembahasan acara ini :
1. Permasalahan Cov-19 adalah permasalahan yang terjadi secara global, dan jadi permasalahan kita bersama sehingga sikap yang perlu kita ambil adalah optimis dan tidak saling menyalahkan. Baik itu diri sendiri, orang lain / pemerintah bahkan Tuhan. Dan kunci untuk penanganan pandemic ini adalah memiliki sikap optimisme, integrasi/kolaborasi dengan berbagai pihak dan cara untuk penyembuhan. Sehingga diharapkan pandemic ini cepat teratasi dan stabilitas ekonomi bisa tercapai.
2. Untuk penanganan dan pengendalian wabah Cov-19 ini semakin meluas pemerintah melalui Badan Litbangkes Kemenkes RI melakukan beberapa riset, antara lain riset obat, riset vaksin, riset alat pendeteksi, dan riset alkes. Dan pemerintah berharap bahwa dalam waktu 15 bulan vaksin sudah berhasil diberikan kepada minimal 70% dari jumalh penduduk di Indonesia.
3. Stabilitas perekonomian ini akan bisa pulih dengan cepat apabila masayarakat sehat. Untuk itu dibutuhkan imunitas tubuh yang baik. Untuk meningkatkan imunitas bisa dilakukan dengan natural dan artificial (Plasma dan vaksin). Dengan adanya vaksin ini diharapkan herd immunity masyarakat sudah terbentuk sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan stabilitas ekonomi akan tercapai.
4. Kita harus tetap optimis menghadapi wabah ini, karena justru dengan adanya pandemic ini Negara kita jadi tahu apa kekurangannya. Dan dari mengerahui kekurangan ini justru melahirkan momentum sehingga menciptakan kebangkitan bangsa yang ke II. Karena dalam menghadapi kondisi ini justru memunculkan semangat dan keberanian bagi bangsa ini untuk berkolaborasi melakukan inovasi dan eksperimen bagaimana penanganan dan pengendalian wabah ini. Antaralain menemukan alat pendeteksi dengan cepat, Genos, Vaksin merah putih, Cepad, dll.
5. Dan peran neuroleadership dalam hal ini adalah untuk membangun mental capacity masyarakat Indonesia. Antara lain bagaimana menumbuhkan kesadaran untuk mencegah, menumbuhkan kesadaraan untuk mengobati dan menumbuhkan optimisme sehingga bisa mentriger immunity.
Sebuah kegiatan yang diadakan sebagai bentuk kepedulian NLIi atas kondisi perekonomian bangsa dan Negara Indonesia yang ikut terdampak akibat adanya wabah virus Cov-19 ini diadakan dalam bentuk webinar by Zoom Cloud Meeting yang menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Phd sebagai Ketua Konsil Kedokteran KKI (Konsil Kedokteran Indonesia), Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI yang diwakili oleh Dr. M Karyana, Bahlil Lahadalia, SE selaku kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Edhie Purnawan, Ph.d selaku Executive Member BSBI (Badan supervisi Bank Indonesia), Dr. Tauhid Nur Azhar selaku wakil ketua TFRIC – 19 BPPT, dan moderator acara Roy.T. Amboro MBA dari NLIi.
Acara ini berlangsung selama tiga jam dengan dihadiri sekitar 60 orang peserta dari berbagai profesi dan dari beberapa daerah di Indonesia. Dan kesimpulan dari pembahasan acara ini :
1. Permasalahan Cov-19 adalah permasalahan yang terjadi secara global, dan jadi permasalahan kita bersama sehingga sikap yang perlu kita ambil adalah optimis dan tidak saling menyalahkan. Baik itu diri sendiri, orang lain / pemerintah bahkan Tuhan. Dan kunci untuk penanganan pandemic ini adalah memiliki sikap optimisme, integrasi/kolaborasi dengan berbagai pihak dan cara untuk penyembuhan. Sehingga diharapkan pandemic ini cepat teratasi dan stabilitas ekonomi bisa tercapai.
2. Untuk penanganan dan pengendalian wabah Cov-19 ini semakin meluas pemerintah melalui Badan Litbangkes Kemenkes RI melakukan beberapa riset, antara lain riset obat, riset vaksin, riset alat pendeteksi, dan riset alkes. Dan pemerintah berharap bahwa dalam waktu 15 bulan vaksin sudah berhasil diberikan kepada minimal 70% dari jumalh penduduk di Indonesia.
3. Stabilitas perekonomian ini akan bisa pulih dengan cepat apabila masayarakat sehat. Untuk itu dibutuhkan imunitas tubuh yang baik. Untuk meningkatkan imunitas bisa dilakukan dengan natural dan artificial (Plasma dan vaksin). Dengan adanya vaksin ini diharapkan herd immunity masyarakat sudah terbentuk sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan stabilitas ekonomi akan tercapai.
4. Kita harus tetap optimis menghadapi wabah ini, karena justru dengan adanya pandemic ini Negara kita jadi tahu apa kekurangannya. Dan dari mengerahui kekurangan ini justru melahirkan momentum sehingga menciptakan kebangkitan bangsa yang ke II. Karena dalam menghadapi kondisi ini justru memunculkan semangat dan keberanian bagi bangsa ini untuk berkolaborasi melakukan inovasi dan eksperimen bagaimana penanganan dan pengendalian wabah ini. Antaralain menemukan alat pendeteksi dengan cepat, Genos, Vaksin merah putih, Cepad, dll.
5. Dan peran neuroleadership dalam hal ini adalah untuk membangun mental capacity masyarakat Indonesia. Antara lain bagaimana menumbuhkan kesadaran untuk mencegah, menumbuhkan kesadaraan untuk mengobati dan menumbuhkan optimisme sehingga bisa mentriger immunity.
(wbs)