Pelaku UMKM Batik Butuh Sentuhan Ahli Teknologi dan Pemasaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para pelaku UMKM ikut merasakan dampak ekonomi dari pandemik COVID-19. Terutama mereka yang bergerak di fashion batik, di mana perhelatan pagelaran atau pameran busana ditiadakan.
Untuk menyelamatkan para pelaku batik, dibutuhkan inovasi produk dan teknologi yang menyesuaikan kondisi pasar. Dari sisi seni batik dasarnya mengakar pada budaya nasional Indonesia, meski begitu perajin batik dituntut dapat beradaptasi dengan perkembangan mode dan zaman.
"Dari sisi teknik industri batikpun harus juga mengikuti perkembangan zaman, baik masalah proses digitalisasi yang dapat disosialisasikan merata ke seluruh sentra industri yang ada di beberapa daerah, agar mereka bisa memiliki akses terhadap pengetahuan, teknologi, pembiayaan dan pasar," kata Eva Noor, pencetus merek Batik Menoor.
Batik Menoor, ujar dia, berusaha membantu perajin batik dalam sisi pasar, serta bekerja sama dengan instansi dan pihak terkait, agar pelaku batik di daerah pun memiliki akses pembiayaan, pengetahuan, dan teknologi dalam pengembangan usaha.
"Visi misi Batik Menoor ke depan mencoba memberi sumbangsih yang lebih baik pada perajin, serta membuka peluang pasar secara global dalam peningkatan ekonomi daerah," klaimnya.
Supaya visi misinya bisa tercapai, Batik Menoor akan membuat program pemberdayaan perempuan khusus pada perajin batik di tiap daerah. Dengan harapan, tercipta desain khas daerah masing masing yang nantinya dapat dipasarkan di dalam dan di luar negeri.
Eva yang dikenal luas sebagai pengusaha bisnis TI security dan digital ini menegaskan, perempuan memiliki peran penting dalam membangun ekonomi bangsa. Salah satu peran wanita dapat di aplikasikan lewat pengembangan industri batik yang diminati kaum Hawa.
"Kami memulai karya di tahun 2017. Munculnya Menoor adalah simbol keperdulian wanita Indonesia akan batik dan perajin batik di seluruh Indonesia. Sesuai dengan namanya, Menoor digambarkan bukan hanya sebagai merek namun sosok wanita Indonesia yang peduli dengan batik dan cinta Indonesia," tandasnya.
Bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Wanita dan dukungan beberapa negara sahabat, mereka sebenarnya akan mengadakan ajang Mall dan Megah di Indonesia pada pertengahan 2020. Namun akibat pandemik Corona dan aturan PSBB di seluruh Indonesia, bahkan dunia, maka ajang tersebut dibatalkan penyelenggaraannya.
Rencananya pada gelaran tersebut beberapa koleksi batik Menoor, di-support oleh 4 perwakilan negara sahabat yaitu Rumania, Rusia, Armenia, Zimbabwe serta Kementerian Pemberdayaan Wanita, di mana rencananya para dubes dan menteri pemberdayaan wanita ikut serta meramaikan catwalk dibalut koleksi Menoor Batik rancangan para desainer sekolah fashion INIFD Jakarta.
Untuk menyelamatkan para pelaku batik, dibutuhkan inovasi produk dan teknologi yang menyesuaikan kondisi pasar. Dari sisi seni batik dasarnya mengakar pada budaya nasional Indonesia, meski begitu perajin batik dituntut dapat beradaptasi dengan perkembangan mode dan zaman.
"Dari sisi teknik industri batikpun harus juga mengikuti perkembangan zaman, baik masalah proses digitalisasi yang dapat disosialisasikan merata ke seluruh sentra industri yang ada di beberapa daerah, agar mereka bisa memiliki akses terhadap pengetahuan, teknologi, pembiayaan dan pasar," kata Eva Noor, pencetus merek Batik Menoor.
Batik Menoor, ujar dia, berusaha membantu perajin batik dalam sisi pasar, serta bekerja sama dengan instansi dan pihak terkait, agar pelaku batik di daerah pun memiliki akses pembiayaan, pengetahuan, dan teknologi dalam pengembangan usaha.
"Visi misi Batik Menoor ke depan mencoba memberi sumbangsih yang lebih baik pada perajin, serta membuka peluang pasar secara global dalam peningkatan ekonomi daerah," klaimnya.
Supaya visi misinya bisa tercapai, Batik Menoor akan membuat program pemberdayaan perempuan khusus pada perajin batik di tiap daerah. Dengan harapan, tercipta desain khas daerah masing masing yang nantinya dapat dipasarkan di dalam dan di luar negeri.
Eva yang dikenal luas sebagai pengusaha bisnis TI security dan digital ini menegaskan, perempuan memiliki peran penting dalam membangun ekonomi bangsa. Salah satu peran wanita dapat di aplikasikan lewat pengembangan industri batik yang diminati kaum Hawa.
"Kami memulai karya di tahun 2017. Munculnya Menoor adalah simbol keperdulian wanita Indonesia akan batik dan perajin batik di seluruh Indonesia. Sesuai dengan namanya, Menoor digambarkan bukan hanya sebagai merek namun sosok wanita Indonesia yang peduli dengan batik dan cinta Indonesia," tandasnya.
Bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Wanita dan dukungan beberapa negara sahabat, mereka sebenarnya akan mengadakan ajang Mall dan Megah di Indonesia pada pertengahan 2020. Namun akibat pandemik Corona dan aturan PSBB di seluruh Indonesia, bahkan dunia, maka ajang tersebut dibatalkan penyelenggaraannya.
Rencananya pada gelaran tersebut beberapa koleksi batik Menoor, di-support oleh 4 perwakilan negara sahabat yaitu Rumania, Rusia, Armenia, Zimbabwe serta Kementerian Pemberdayaan Wanita, di mana rencananya para dubes dan menteri pemberdayaan wanita ikut serta meramaikan catwalk dibalut koleksi Menoor Batik rancangan para desainer sekolah fashion INIFD Jakarta.
(iqb)