Ini Syarat Penguasaan AI yang Bisa Bikin Indonesia Setara dengan Negara-negara Superpower
loading...
Damon Hakim, Managing Partner Red Asia Inc saat peluncuran tiga layanan kecerdasan buatan, redAI for Indonesia, Rabu (1/11/2023). Foto/Wahyu Sibarani
A
A
A
JAKARTA - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) membuat semua negara di dunia dalam posisi setara. Kemampuan mengadopsi AI justru akan jadi faktor pembeda.
Hal itu diungkap oleh Damon Hakim, Managing Partner Red Asia Inc saat peluncuran tiga layanan kecerdasan buatan, redAI for Indonesia , Rabu (1/11/2023). Damon Hakim mengatakan, hadirnya AI justru memberikan kesempatan kepada semua negara untuk lebih unggul dari sisi kekuatan global.
Negara-negara yang bisa memaksimalkan potensi AI justru bisa jadi negara yang kuat dibandingkan lainnya. “Lewat AI ini kita jembatani organisasi dan bisnis di Indonesia untuk lebih memaksimal,” kata Damon Hakim.
Dia menambahkan untuk memaksimalkan potensi AI, sebuah negara membutuhkan beberapa persyaratan. Beberapa persyaratan itu adalah regulasi, kualitas manusia, kepercayaan konsumen, investasi, dan insentif yang diberikan oleh negara.
Hanya saja menurut dia untuk negara berkembang seperti Indonesia masih dibutuhkan satu persyaratan lagi yakni aksesibilitas terhadap teknologi. Dari situlah menurut Damon Hakim, Red Asia tergerak untuk menghadirkan tiga layanan kecerdasan buatan yang bisa meningkatkan aksesibilitas teknologi itu kepada semua orang, terutama perusahaan-perusahaan.
Sementara Nurul Huda, Direktur Ekonomi Digital dan Ekonomi CELIOS mengatakan data dari World Economic Forum (WEF), adopsi AI banyak dilakukan oleh perusahaan global dan nasional. Jika dilihat dari data itu bukan perusahaan yang akan memanfaatkan teknologi AI tapi juga pemerintahan dan instansi yang berhubungan dengan masyarakat luas.
Dia mengatakan keberadaan tiga kecerdasan buatan yang dihadirkan Red Asia ke Indonesia bisa mengakselerasi perusahaan besar tapi juga UMKM nasional. “Adanya AI ini akan jadi salah satu akselerator agar mereka terdigitalisasi secara optimal," ujarnya.
Hal itu diungkap oleh Damon Hakim, Managing Partner Red Asia Inc saat peluncuran tiga layanan kecerdasan buatan, redAI for Indonesia , Rabu (1/11/2023). Damon Hakim mengatakan, hadirnya AI justru memberikan kesempatan kepada semua negara untuk lebih unggul dari sisi kekuatan global.
Negara-negara yang bisa memaksimalkan potensi AI justru bisa jadi negara yang kuat dibandingkan lainnya. “Lewat AI ini kita jembatani organisasi dan bisnis di Indonesia untuk lebih memaksimal,” kata Damon Hakim.
Dia menambahkan untuk memaksimalkan potensi AI, sebuah negara membutuhkan beberapa persyaratan. Beberapa persyaratan itu adalah regulasi, kualitas manusia, kepercayaan konsumen, investasi, dan insentif yang diberikan oleh negara.
Hanya saja menurut dia untuk negara berkembang seperti Indonesia masih dibutuhkan satu persyaratan lagi yakni aksesibilitas terhadap teknologi. Dari situlah menurut Damon Hakim, Red Asia tergerak untuk menghadirkan tiga layanan kecerdasan buatan yang bisa meningkatkan aksesibilitas teknologi itu kepada semua orang, terutama perusahaan-perusahaan.
Sementara Nurul Huda, Direktur Ekonomi Digital dan Ekonomi CELIOS mengatakan data dari World Economic Forum (WEF), adopsi AI banyak dilakukan oleh perusahaan global dan nasional. Jika dilihat dari data itu bukan perusahaan yang akan memanfaatkan teknologi AI tapi juga pemerintahan dan instansi yang berhubungan dengan masyarakat luas.
Dia mengatakan keberadaan tiga kecerdasan buatan yang dihadirkan Red Asia ke Indonesia bisa mengakselerasi perusahaan besar tapi juga UMKM nasional. “Adanya AI ini akan jadi salah satu akselerator agar mereka terdigitalisasi secara optimal," ujarnya.
(wib)
Lihat Juga :
